Setelah membalas pesan dari Layla, aku segera menuju ruang makan. Aku duduk di sebelah kanan adikku dan didepan bundaku.
" Hil, nanti pulang kuliah tolong beliin bundad tomat sekilo," pinta bunda dan memberikan uang belanja padaku, aku pun mengambil uang dari tangan bunda.
" Insya Allah ya bun, tapi Hilya usahain kebeli kok bun. tapi, nanti sepertinya Hilya pulang sedikit terlambat bun," jelasku.
" Kenapa telat Hil? " tanya ayah menatapku heran.
" Ada seminar Leadership yah, mungkin sebelum maghrib juga sudah selesai. Biasanya kan Hilya pulang sebelum ashar."
" kalau sudah selesai, hubungi ayah," pinta ayah padaku.
" Iya ayah...."
Selesai sarapan aku membantu bunda merapihkan meja makan dan langsung bersiap untuk berangkat kuliah.
" Ayah, bunda. Hilya dan Alifah berangkat dulu ," pamitku dan mencium punggung tangan kanan ayah dan bunda yang diikuti Alifah.
" Kami berangkat dulu.. Assalamu'alaikum "
***********************************************
Dua jam perjalanan menuju kampus, akhirnya pun sampai dengan selamat. Hari, ini lumayan macet dan Alhamdulillah aku tidak telat masuk kuliahnya.
Aku segera menuju ke perpustakaan untuk meminjam kembali buku yang sepmat aku kembalikan karena dosenku ingin membaca buku tersebut. Tak samapi lima belas menit, aku pun sampai di perpustakaan kampus. Aku segera menghampiri penjaga perpustakaan dan menanyakan buku yang aku kembalikan.
" Assalamu'alaikum mbak " salamku pada penjaga perpustakaan.
" wa'alaikum salam, ada yang bisa saya bantu ? " tanyanya ramah.
" mbak saya ingin meminjam buku 'bicara itu ada seninya' "
" sebentar ya, saya carikan dulu."
Tak lama, penjaga perpustakaan langsung melihat kearahku.
" ada mbak ? " tanyaku penuh harap.
" maaf mbak, buku itu sudah dipinjam."
" boleh tahu, siapa yang meminjam ? " tanyaku lagi.
" sebentar ya, saya cari lagi." Jawabnya. penjaga perpustakaan itu fokus pada layar komputer yang mungkin tertera nama peminjam di perpustakaan ini. " namanya Shaheer Nawaz Akbar " lanjutnya tanpa menoleh ke arahku.
" Shaeer Nawaz.... Siapa ya mbak ?" tanyaku lagi dengan alis yang bertaut karena namanya terlalu asing bagiku.
" Dosen lulusan komlot dari kampus ini."
"Beliau di jurusan apa ya mbak ?"
" kalau itu, saya kurang tahu, tapi adik bisa cari tahu di ruang para dosen sekampus,"
hm... ruang perkumpulan dosen kan jauh sekalih.. mau tidak mau deh aku harus kesana. batinku.
setelah diam sejenak untuk mengambil keputusan aku pamit kepada penjaga perpustakaan dan kembali menuju ruang kelas. Saat menuju kelas, tiba-tiba handphoneku berdering. Aku segera mengambil handphone dan mengecek notifikasi yang baru saja masuk.
Layla Afifah
Hil kamu dimana sih ? Jangan lupa bawa bukunya. Sebentar lagi masuk jam pak Somad
***************************************************************************************
Iya, iya Lay. Ini lagi usaha ambil bukunya
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Kamu dimana ? udah dapet bukunya ?
****************************************************************************************
Aku mau ke kelas nih, bukunya gak sama aku. Bukunya ada di ruang dosen. Udah dulu, nanti aku temuin pak Somad selesai pelajarannya.
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Ruang dosen ? ya udah deh, jangan lama- lama
********************************************************************************************
setelah menjawab pesan dari Layla, aku bergegas meuju kelas. Sepuluh menit pas aku pun sampai. saat aku di ambang pintu kelas, aku mlihat Layla yan sedang menyalin isi dari buku tebal.
" assalamu'alaikum Lay " salamku yang sudah di sampingnya.
" wa'alaikum salam gimana ? " tanyanya tanpa menoleh ke arahku.
" Gimana apa nya Lay ? gak paham aku nih " tanyaku balik sambil menggaruk tengkuk yang tertup jilbab.
" Astaghfirullah Hil.... baru aja aku chatt kamu, masa kamu udah lupa. Kita bahas apa tadi Hil di chattan ?" cerocosnya sambil menatapku dengan tatapan bingung.
" hm... Eh... iya, ya Allah lupa aku tuh Lay... maaf maf. Namanya juga lupa mah gak inget Lay," kataku dan menunjukan deretan gigi putih disertai kekehan garing.
" terserah deh.. ya, intinya gimana ? " Tanyanya lagi.
" Bukunya ada di ruang perkumpulan dosen sekampus, aku bingung ambilnya. karena bukunya dipinjam sama dosen lain ," jelasku sambil menundukan kepala.
" Ya sudah, nanti kamu jelasin aja ke pak Somad," saran Layla.
Pak Somad pun datang dengan tas yang dia bawa di pundak, buku yang ia peluk di dada, dan kaca mata bulat bertengger di hidungnya.
Seusai pelajaran, aku mengikuti pak Somad dari belakang dengan jarak tidak terlalu dekat Aku memberanikan diri untuk menjelaskan hal yang sudah terjad. Aku mempercepat langkahku untuk bisa mensejajarkan langkah pak Somad.
" assalamu'alaikum pak " salamku saat sudah di samping pak Somad.
" walaikum salam, ada apa Nisa ? " tanyanya setelah memberhentikan langkah dan menghadap ke arahku.
" saya bukan Nisa pak, Nisa yang tadi presentasikan tugas. Saya Hilya pak..."
pak Somad berpikir sejenak " oh, kamu Hilya. Maaf ya nak, ini faktor 'U'. Kamu yang saya minta bawakan buku kan ? " tanyanya sebelum aku menjelaskan.
" iya pak, Tapi, maaf pak saya belum bisa bawa bawa bukunya dan memberikan kepada bapak. Tadi saya ke perpustakan dan ternyata bukunya sudah dipinjam, sekarang bukunya ada di ruang perkumpulan dosen sekampus pak," jelasku.
" ya sudah tidak apa apa, hm... saya minta tolong sama kamu tolong pinjamkan buku itu ya " pintanya dan tersenyum padaku.
" baik pak, insya Allah saya bawakan "
akhirnya aku pamit untuk melanjutkan aktifitas selanjutnya dan berpisah dengan pak Somad. Aku segera pergi untuk meyiapkan acara seminar nanti. Aku sebagai divisi acara seminar segera
YOU ARE READING
For The Rest of My Life
RomanceAnak kuliah yang dijodohkan oleh orang tuanya. Akankah anak itu menolak atau tidak ? Karena, ada seorang pujaan hatinya. Bila menolak apakah yang terjadi pada anak itu, jika menerima, apakah keluarganya akan tumbuh rasa cinta dan kasih sayang ?