Setelah kejadian Jasmine diculik. Papahnya Dewa menyerahkan dirinya sendiri ke polisi atas kasus pembunuhan berencana yang dilakukannya pada Jasmine dahulu dan kasus penculikan yang dilakukannya dengan kekerasan pada Jasmine kemarin.
Laki-laki paruh baya itu meminta maaf sedalam-dalamnya atas semua kejahatan yang dilakukannya ketika Mamah, Jasmine dan Dewa menjenguknya di penjara. Papahnya Dewa juga mengatakan menyesal telah memisahkan Dewa dengan perempuan sebaik Jasmine yang masih berbaik hati mau menghalangi niat Dewa untuk membunuhnya saat itu, padahal sudah jelas jika Jasmine bisa saja membiarkan Dewa membunuhnya karena dendam tapi Jasmine malah melakukan hal sebaliknya.
"Aku minta maaf sama kamu, aku emang licik selama ini. Sekarang kamu bisa ambil lagi hak kamu yang udah aku ambil bahkan kalo kamu mau meninggalkan aku, aku rela karena aku tau, aku bukan suami yang baik," ucap Papah sambil terisak dalam tangisnya menatap Mamah.
"Aku udah memaafkan kamu, yang penting sekarang kamu harus berubah. Tinggalkan semua sifat buruk kamu dan rubah menjadi lebih baik lagi. Dan aku mohon sama kamu jangan pernah berfikir kalo aku bakalan ninggalin kamu karena sekarang atau selamanya kita harus selalu sama-sama," jawab Mamah tersenyum.
"Aku janji akan berubah." Papah pun menggenggan tangan Mamah sebagai bentuk kekuatannya.
"Jasmine ... Maafkan Papah ya Nak, Papah yang selama ini jahat sama kamu tapi kamu gak pernah sedikitpun naruh rasa benci sama Papah. Harusnya Papah sadar kalo Dewa beruntung memiliki istri baik seperti kamu dalam hidupnya," ucap Papah menatap Jasmine kini.
"Jasmine gak pernah benci sama Papah karena Jasmine tau semua yang Papah lakuin cuma demi liat Dewa mendapatkan yang terbaik."
"Terima kasih atas kebaikan hati kamu, terima kasih...." jawab Papah dengan lirih.
Kali ini saat Papah menatap Dewa, Dewa malah membuang tatapannya ke arah manapun asalkan tidak memandang Papahnya itu. Papah bertanya-bertanya, apakah Dewa sudah sangat membencinya? Sampai dia tidak ingin menatapnya sebagai seorang Ayah?
"Dewa, Papah tau kamu benci sama Papah, Papah pun tau kamu belum bisa maafin Papah atas semua kejahatan yang Papah lakuin selama ini tapi Papah selalu berharap kamu masih mau menganggap Papah ini orang tua kamu. Papah sayang sama kamu Dewa," ujar Papah kembali meneteskan air mata kesedihannya.
"Sekarang biarlah Papah menerima semua hukuman atas segala kejahatan Papah selama ini. Papah harap kalian semua masih sudi menjenguk Papah disini karena sekarang cuma kalian yang Papah punya."
Papah masih sangat berharap Dewa akan memafkannya tapi mungkin semuanya sudah terlambat karena sampai kini, Dewa masih belum mau menatapnya bahkan untuk berbicara dengannya saja Papah rasa Dewa sudah tidak sudi.
Tapi Papah mencoba mengerti dan memakluminya karena Dewa memang tau seberapa jahatnya ia dulu terhadapnya sedari kecil hingga sekarang. Papah merasa jika ia memang pantas dibenci seperti ini termasuk oleh anaknya sendiri.
"Maaf jam besuk sudah habis."
Intruksi salah satu polisi membuat harapan Papah pupus untuk mendapatkan kata maaf dari Dewa, sekarang ia harus segera kembali ke sel tahanan.
"Jaga diri kalian baik-baik," ucap Papah sebelum beranjak dari duduknya.
Tanpa menunggu lama lagi, Papah akhirnya berdiri dan beranjak dari posisinya dengan dikawal oleh polisi tersebut untuk kembali ke sel tahanan. Tapi tiba-tiba saja Dewa berdiri dan memanggil Papahnya tersebut dengan suara yang lirih.
"Papah," panggil Dewa yang membuat Papahnya sontak berbalik badan.
Papahnya tersenyum penuh kebahagiaan ketika Dewa beranjak dan memeluknya dengan erat, baru kali ini Papah merasa Dewa memeluknya dengan hati yang tulus.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sadewa Biantara ( SELESAI)
Fanfiction~Sudah Tamat ~ Bagaimana jika Sadewa Biantara sebagai cowok yang dikenal sebagai anak biang rusuh di sekolahnya dan mempunyai rekor sebagai siswa yang bolak balik ruang BK setiap hari, jatuh cinta kepada seorang gadis yang baru ditemuinya pertama ka...