Ketenangan menyertai keheningan dan kesenyapan pagi. Menjauhkannya dari kejadian mengerikan kemarin malam saat mantan suaminya menciumnya tanpa mengingat siapa Miranda yang sebenarnya. Ciuman itu menjadi pemicu munculnya mimpi tak pantas dalam tidur nyenyak Miranda. Mimpi di mana Zacharias Lannion yang perkasa telanjang di hadapannya dan melakukan hal yang tidak mungkin lagi mereka lakukan di dunia nyata.
Alhasil, Miranda terbangun dengan kebutuhan yang tak tertahankan pagi ini, bahkan hingga sekarang getaran gairah itu masih terasa karena mimpi tentang Zach terus menghantuinya. Ini sangat memalukan karena sekarang Zach adalah pasiennya. Andai saja Zach tidak begitu memesona, pasti akan sangat mudah bagi Miranda menyingkirkan mimpi itu dari kepalanya.
Miranda baru saja masuk ke dalam lift saat Russell muncul dan berteriak agar menahan pintu lift untuknya. Miranda melakukannya, dia menahan pintu lift sampai Russsell masuk dan berdiri tepat di sampingnya. "Terima kasih"
"No problem" sahut Miranda seraya menekan tombol lift di mana lantai mereka berada.
"Bagaimana Zacharias Lannion?" tanya Russell, tiba-tiba.
"D-dia....dia lebih baik daripada yang sebelumnya"
"Terapinya berjalan dengan lancar?"
Miranda mengangguk meski pada kenyataannya tidak demikian. Terapi yang mereka lakukan kemarin malam lebih cocok disebut sebagai kencan, apalagi bagian di mana Zach menciumnya.
Pintu lift terbuka, Miranda dan Russell berjalan berdampingan menuju ke papan jadwal untuk melihat jadwal operasi yang akan mereka lakukan hari ini. Namun Russell yang ternyata belum selesai membahas Zach kembali melemparkan pertanyaan yang lain kepada Miranda, "Bagaimana jika dia mengingatmu?"
Miranda terpaku. Ia tidak mengerti mengapa Russell melemparkan pertanyaan semacam itu, tapi ketika dia melihat wajah rekannya dia menyadari bahwa Russell sedang merasa cemburu dan gelisah akan kedekatan Miranda bersama mantan suaminya. "Begitu dia ingat siapa aku, dia tidak akan membutuhkanku lagi Russell" jawab Miranda.
Meninggalkan Russell, Miranda pergi ke ruangannya untuk menyendiri. Dia menghempaskan bokongnya pada kursi lalu bersandar sambil memandang langit-langit ruangannya yang berwarna putih. Pertanyaan Russell mengganggu pikirannya, membuat Miranda menyadari bahwa dirinya tak benar-benar ingin Zach mendapatkan ingatannya kembali. Miranda tidak mau Zach ingat siapa dirinya dan apa yang telah terjadi pada hubungan mereka. Diam-diam Miranda merasa nyaman dengan peran yang sedang ia mainkan sekarang, dia menikmati waktunya bersama Zach yang sedikit pun tak dapat mengingat hal kejam seperti apa yang telah lelaki itu lakukan terhadap Miranda.
***
"Fuck" Zach mengumpat ketika
tangannya tanpa sengaja menyentuh mesin motor yang panas. Satu jam lamanya dia sudah berkutik dengan motor tua ayahnya yang disimpan di dalam garasi, hanya ini kegiatan yang bisa Zach lakukan selain menonton pertandingan baseball di televisi sebab keluarganya tidak membiarkan Zach pergi ke kantor untuk bekerja hingga dia benar-benar pulih."Zacharias!" teriakan melengking Irish Lannion terdengar, "Empat puluh lima menit lagi acaranya akan dimulai dan kau masih memperbaiki motor butut itu?! Demi Tuhan, adikmu akan menikah hari ini!"
Zach segera bangkit dan mengemas peralatannya. Dia tidak ingin membuat ibunya menjadi semakin marah sebab hari ini satu rumah menjadi gugup dan panik karena pernikahan Jacob dan Sarah.
Bergegas ke kamar mandi, Zach segera membersihkan diri lalu bersiap-siap. Kurang dari tiga puluh menit dia sudah wangi dan rapi dengan setelan berwarna hitam dan kemeja dalaman berwarna biru muda. Zach bergegas turun ke bawah dan bergabung bersama keluarganya yang sudah berkumpul di ruang tengah dengan mempelai pria yang akan menikah hari ini.
"Jangan gugup, santai saja" kata Zach pada adiknya.
Jacob memutar mata dan dengan spontan berkata, "Mudah bagimu mengatakannya, kau sudah pernah melakukan ini sebelumnya"
Dahi Zach berkerut dalam. Dia tidak salah dengar bukan? Jacob baru saja mengatakan bahwa Zach sudah pernah menikah. "Apa?" tanya Zach, menuntut penjelasan. Tapi yeah, Jacob segera menghindar sambil menggelengkan kepalanya, "Tidak ada"
Lima belas menit kemudian mereka menuju ke gedung di mana acara pernikahan Jacob dan Sarah diadakan. Zach menjadi pendamping mempelai pria yang bertugas memegang cincin pernikahan adiknya sebelum cincin itu tersemat di jari manis mereka. Kesempatan ini membuat Zach dapat menyaksikan pernikahan itu dari jarak yang sangat dekat, mulai dari Jacob mengucapkan sumpah pernikahannya lalu kemudian disusul oleh sarah, semua ini terasa asing di benak Zach.
Mendadak jantung Zach berdebar kencang, sejak mereka meninggalkan rumah ucapan yang terlontar dari mulut Jacob terus mengusik pikirannya. Zach yakin dirinya tidak salah dengar, apa yang saudaranya katakan sangat jelas sampai di telinganya. Zach sebenarnya bisa saja mendesak Jacob sekarang juga untuk menjelaskan maksud dari perkataannya itu, akan tetapi Zach tidak ingin merusak hari berbahagia Jacob dan Sarah. Dia akan menuntut jawaban menyangkut hal ini kepada seluruh keluarganya setelah acara berlalu.
Begitu Jacob dan sarah dinyatakan sebagai pasangan suami istri, Zach turun dari altar lalu mengambil segelas tequilla dari pelayan yang lewat. Dia meneguknya sekali tandas untuk mengurangi kegelisahannya. Ada begitu banyak hal yang tidak bisa Zach ingat sehingga dia merasa buntu, rentan, dan terjebak. Mulai dari apa yang dia rasakan terhadap Dokter Avery, mimpi tentang seorang wanita yang membuatnya merasa sakit dan sedih, lalu sekarang kalimat Jacob mengenai pernikahan yang pernah Zach lakukan. Ada tiga clue tapi tak satupun dapat Zach pecahkan sebab ingatannya sangat payah, Zach benci harus mengalami semua ini.
Belum sempat rasa kesalnya mereda, sekarang Zach harus melihat sosok wanita bergaun fuschia yang baru saja tiba bersama kekasihnya. Itu adalah Dokter Avery yang didampingi oleh Dokter Smith. Dada Zach seperti terbakar melihat tangan mereka yang saling bergandengan, sampai-sampai gelas tequilla yang telah kosong remuk dan pecah di dalam genggamannya.
"Zach, apa yang kau lakukan?!" Irish Lannion dengan panik menarik Zach duduk di salah satu meja lalu memeriksa tangannya yang terluka karena pecahan kaca. Akan tetapi, sepasang mata Zach yang tajam senantiasa mengikuti arah ke mana Dokter Avery melangkah. Wanita berambut pirang itu membawa kekasihnya menemui sepasang pengantin yang sedang berbahagia lalu mereka berfoto bersama.
Tak sanggup mengatasi kecemburuannya Zach segera bangkit dan hendak meninggalkan pesta, "Aku akan segera kembali" katanya pada ibunya.
Irish Lannion dan suaminya hanya dapat memandang nanar kepergian putra mereka. Zacharias yang malang, andai saja Irish dapat membantu Zach menjawab segala kebingungan yang menjadi sumber kekacauannya. Tapi Irish tidak bisa karena Miranda Avery, menantunya, telah membuat seluruh keluarga Lannion berjanji untuk tidak mengatakan apa-apa mengenai hubungan mereka hingga Zach dapat mengingat semua itu dengan sendirinya.
—TBC—
Hai guys, dapatkan potongan harga pada setiap pembelian semua karyaku di KaryaKarsa dengan menggunakan kode voucher : DISKON09
jumlah voucher terbatas jadi buruan klaim sebelum kehabisan!!
Jangan lupa untuk vote dan comment, perhatian dan dukungan sekecil apa pun dari pembaca sangat berarti untuk penulis dalam berkarya!
KAMU SEDANG MEMBACA
Remember Us (Tamat)
RomanceWarning : Adult and explicit sensual content! Lima bulan telah berlalu sejak Miranda mengajukan gugatan cerai kepada suaminya yang kaya raya, Zacharias Lannion. Luka di hatinya masih belum sembuh tapi dia harus berlapang dada membantu lelaki itu men...