Angin malam yang membawa hawa dingin itu berembus melalui jendela kamar yang terbuka, sudah cukup tuk membuatnya tahu bila penyusup kecil di hari yang lalu itu kembali datang kepadanya, masuk tanpa permisi ke dalam kamarnya lalu duduk dengan seenaknya di atas tubuhnya yang kini tengah terbaring begitu nyaman di atas tempat tidur. Samar-samar ia mendengar suara tawa kecil dari bibir kemerahan tersebut, diikuti dengan beberapa kata lain yang tak begitu jelas tertangkap oleh inderanya.
Kelopak matanya terbuka perlahan, menatap si kecil yang memiliki dua taring menggemaskan terselip di celah antara bibir merahnya yang merona. Kedua bola mata ambernya terlihat ikut bercahaya ketika terkena pantulan cahaya dari arah luar kamar tidurnya, terlihat begitu cantik juga penuh dengan misteri. Rambutnya yang kebiruan terbang mengikuti langkah angin membawa, membuat imajiner dramatis di matanya.
Ini bukan sekedar mimpi ataupun cerita dongeng yang selalu didengar olehnya. Tetapi makhluk dengan dua taring itu nyata ada di hadapannya kini, duduk dengan tenang tanpa takut akan ada yang menangkapnya, bahkan dia tak segan untuk membelai pipinya dengan jemari tangannya yang lembut. Vampir kecil tersebut tersenyum lucu, mengerjapkan kedua kelopak mata seolah tengah mencoba membuatnya luluh. Tubuhnya yang mungil itu bahkan bergoyang-goyang lalu merengek sesekali.
"Pergilah, aku ingin tidur," bisiknya malas, menatap si penyusup nakal yang kemudian mengerucut lucu bibirnya. "Ini sudah larut dan aku butuh istirahat dengan segera."
"Tidak boleh!"
"Memang kau ini siap--"
Bibirnya tak sempat menyelesaikan ucapan kala wajah itu tiba-tiba saja mendekat dalam sepersekian detik berlalu, mata mereka kini saling memandang dalam kesunyian. Tak lama, senyuman manis si mungil jadi hal yang ia lihat setelah ia berkedip cepat. Si Vampir kecil merunduk setelahnya, membawa serta hidung yang kemudian mendekat pada ceruk leher untuk membaui.
Si mungil itu kembali dengan aktifitas yang sama seperti malam kemarin, menyelinap ke dalam kamarnya lalu menatapnya dengan kerjapan polos lalu berkata,
"Aku ingin darahmu. Sekali saja, aku janji."
Chanyeol, pria bersingle dimple itu hanya menatapnya dengan datar, tak banyak bereaksi. "Kau mengatakan hal yang sama kemarin," ujarnya si tinggi, berniat untuk membuat sang vampire pergi tanpa menyakitinya.
"Ta-tapi... please... aku haus sekali."
Helaan nafas terdengar setelahnya, ia tak akan pernah bisa tertidur dengan nyenyak bila si penyusup kecil ini tak pergi dari dalam kamar tidurnya. Oh ayolah, besok adalah jadwal ujiannya masuk ke perguruan tinggi bergengsi dan dia harus lekas tertidur bila tak ingin ada kata 'terlambat' hadir di dalam kamus hidupnya. Tidak! Dia benci sekali kata terlambat, terlebih di hari yang akan menjadi penentu masa depannya.
Lagipula dia sudah menyiapkan ini sejak jauh-jauh hari. Belajar, menjaga kesehatan dan mengatur pola hidup yang baik. Tentu, dia tidak ingin gagal hanya karna masalah sepele.
"Minggir."
Meskipun dengan hati yang setengah malas, Chanyeol menyibak selimut tebal yang semula menutupi ujung kaki hingga lehernya. Si vampir kecil itu tentu saja menyingkir, menatap dengan binar apa yang tengah dia lakukan saat ini. Chanyeol mendengus lagi, "Ingat, lekas pergi setelah kau mendapatkan apa yang kau mau. Aku ingin tidur," katanya, membiarkan leher jenjangnya tertekuk berlawanan arah, sengaja menunjukan sisi leher yang lain pada si mungil yang terlihat bergembira hatinya.
Tentu. Dia tak perlu repot membuka pakaiannya karena dia bahkan jarang sekali tertidur dengan pakaian yang lengkap seperti kedua saudaranya, lebih nyaman bertelanjang dada dan mengenakan celana pendek sebagai bawahannya. Lagipula ini bukanlah musim dingin, jadi tak ada yang perlu ia khawatirkan. Tak takut terserang flu atau semacamnya karena tertidur tanpa busana.

KAMU SEDANG MEMBACA
In The Night •CHANBAEK• (🔞PWP)
Short StoryMalam itu seharusnya Chanyeol bisa memegang penuh kesadarannya, bukan malah terjebak dalam hasrat menggebu hanya karena kerjapan polos si mungil yang meminta seteguk darahnya. "Kumohon, sekali saja."-bh. "Kau juga mengatakan itu malam kemarin, Bae...