Bukan adek kelas?

153 6 0
                                    

"Bahan-bahannya udah kebeli semua Bob?" tanya Hana.

"kayaknya sih udah, sebentar gua cek ulang" sahut Boby seraya membuka belanjaannya kembali, takut ada yang kurang.

Saat ini mereka masih didepan supermarket dan mereka juga sudah selesai belanja. Walaupun sebelumnya berdebat dengan Hana yang meminta ini itu membuat Boby mengerang frustrasi.

Sebenarnya tujuan Boby membeli bahan untuk bundanya yang menyuruh dirinya. Dengan sengaja ia mengajak Hana agar lebih mudah untuk mencari bahan yang ia cari. Tetapi dugaan Boby salah, ia mengajak Hana yang membuat dirinya pusing dengan tingkahnya.

Yang terpenting bahan-bahan untuk bundanya sudah lengkap.

"Yah han, mie lu belum kebeli. Apa gua beli dulu?" tanya Boby.

"Ya lu beli lah, gua kan mau makan mie" sahut Hana kesal.

"Iya iya gua beli, lu mau ikut kedalam lagi gak?"

"Lu aja sendiri, gua mau tunggu diluar aja"

"serius nih, entar ada vampir gimana?" ujar Boby mulai menakuti-takuti Hana.

"Apaan sih gak jelas, udah sana cepetan beli mienya. Gua keburu laper"

"Yaudah bentar"

"Hmm..." gumam Hana.

Seraya menunggu Boby, Hana menghampiri kursi dan meja yang tersedia didepan sana. Sembari menunggu ia memainkan ponselnya.

10 menit sudah berlalu, tetapi Boby tak kunjung datang. Hana yang merasa bosan hanya memainkan ponselnya, karna tak ada notif dari siapapun.

Untuk menghilangkan bosannya, Hana memandang jalanan yang banyak orang yang berlalu-lalang disebrang supermarket tersebut. Entah kenapa padangannya terpaku pada satu titik disebrang sana. Matanya juga terus menyipitkan pada sosok disebrang sana untuk memastikan apa yang dia lihat itu benar apa tidaknya.

Dugaan Hana benar, sosok itu adek kelasnya yang telah menabraknya beberapa hari yang lalu. Pandangan Hana berubah menjadi kaget. Adek kelasnya itu mulai mengarah dirinya. Pikirannya mulai kacau.

"Lama-lama dia kesini sih, jangan-jangan dia mau marah ke gua masalah nabrak itu" gumam Hana ketakutan. Melihat adek kelasnya yang terlihat dingin.

"Eh–" padangannya berubah kesal.

"Harusnya gua yang marah dong, kan yang nabrak bukan gua tapi dia. Udah gitu dia kan gak minta maaf sama gua sebagai kakak kelasnya. Baru kelas sepuluh begitu gimana kedepannya" monolog Hana kesal, yang mengingat kejadian pada beberapa hari yang lalu.

"kalo adek kelas tuh nyamperin gua buat marah-marah. Gua bakal lebih marah, gua kan gak salah" yang sudah ancang-ancang berdiri yang menyambut adek kelasnya dengan sengit.

Tapi kali ini dugaan Hana salah, yang dia sebut adek kelasnya itu hanya melewati dirinya dan memasuki supermarket disana. Merasa diacuhkan, Hana hanya diam ditempat menatap adek kelasnya dengan pandangan tidak percaya. Hana merasa bingung dengan situasi ini, sulit dipercaya.

"DORRR" teriak Boby mengejutkan Hana. Yang sudah berada dibelakang Hana.

"Apasih lu, berisik tau gak" ujar Hana kesal.

"Lu kenapa dah? Tiba-tiba marah gitu. Padahal tadi gapapa"

"Lu liat adek kelas itu yang baru masuk ke supermarket" ujar Hana seraya menunjuk kedalam mengarah pada sosok yang dimaksud.

"Ohh...maksud lu kak D.o, emang kenapa?"

"Hah! Kak?" ucap Hana tidak percaya dengan ucapan Boby.

"Asal lu tau dia itu kakak kelas kita. dia tuh anak pindahan apalagi dia juga termaksud cowo terganteng di sekolah kita. Masa lu gak tau, padahal banyak banget yang ngomongin dia" cercah Boby.

"Kalo banyak cowo ganteng disekolah kita. kegantengan gua bisa terancam" tambahnya.

Jangan salah Boby juga termaksud cowo terganteng di sekolahnya. Walapun giginya sedikit maju tapi tidak menutupi sisi gantengnya, malah terlihat imut karna gigi kelincinya. Tetapi jika sudah menunjukan sisi swagnya jangan harap hidung kalian selamat.

"Hahaha...lu ganteng dari mananya Bob?" ledek Hana. Padahalan mah hihihi...

"Tapi kok dia mukanya gak cocok jadi kakak kelas ya" lanjutnya.

"Gini-gini gua termaksud cowo terpopuler tau!" "Katanya sih, banyak yang bilang kak D.o itu punya muka baby face, jadi walapun tua dia gak bakal keliatan tua"

"Baby face dari mananya?. Muka nyebelin gitu, apalagi kalo ngomong sok baku banget njir"

"Muka dia emang datar, tapi dia baik tau. Kalo masalah bahasa mungkin dia mau jadi warga negara indonesia yang baik, ya kan"

"Ciuh, emang dasarnya aja dia caper. Udah yuk pulang, kenapa jadi ngomongin si muka datar"

"Bukannya lu duluan yang ngomongin dia"

"Kok gua sih? Kan lu jelasin babi"

"Lu ngatain gua babi?" ujar Boby tak terima.

"Bodo. Ayo cepetan pulang, keburu malem. Juga udah kelaperan ini" cercah Hana seraya menarik pergelangan tangan Boby menuju motor maticnya.

Jika diteruskan, Hana tau pasti tidak akan ada kelar hingga pagi nanti. Sedangkan didalam supermarket sana, sedari tadi D.o melihat Hana dan Boby dengan padangan yang sulit diartikan.

vampire + D.o kyungsooTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang