TPK 1

20 2 0
                                    

Assalamu'alaikum wr.wb😊
Bertemu lagi nih dengan saya hee.
Bawa new book nih, masih tentang sepak bola yang menyudutkan Kiper hee.
So, Enjoy my story and happy reading💋

~~~~~~~~~

Mentari pagi nampak malu malu muncul dipermukaan langit yang mulai ditutupi oleh awan hitam ini.

Sepertinya hujan mau terjun bebas ke bumi.

Sayup sayup terdengar suara diruangan yang ditengahnya terdapat meja tidak terlalu besar juga tidak terlalu kecil dengan 6 kursi disisinya.

Satu keluarga yang harmonis sedang menikmati sarapannya pagi ini.

Hanya terdengar ketukan sendok garpu yang terdengar.

Seorang gadis dengan santainya menyantap makanan dengan menaikkan satu kakinya dikursi.

"Amanda kaki kamu!" tegur Mama ketika melihat tingkah putrinya itu.

Wanita paruh baya itu hanya bisa mengeleng kepala melihat sikap putrinya itu.

"Amanda kamu berangkat sama Adinda saja sekalian nanti Papa anter!" gadis dengan rambut dikuncir itu langsung mengeleng cepat.

"Ga mau, Manda udah janji sama Riyan!" sahut Amanda dengan mulut masih penuh dengan makanan.

Gadis ini selalu saja menolak jika disuruh berangkat bareng Adinda, bukan apa apa hanya saja ia males meladeni orang-orang yang cari perhatian terhadap kakaknya itu.

"Assalamu'alaikum, Mandaa"

Teriakan seseorang diluar sana membuat Amanda bergegas menghabiskan suapan terakhirnya, setelah itu ia bangkit dan menyalami kedua orang tuanya.

"Manda udah dijemput, Manda berangkat dulu Assalamu'alaikum!"pamitnya setelah bergantian mencium kedua punggung tangan orang tuanya.

Amanda berjalan keluar mendapati seorang laki-laki berdiri didepannya.

"Yuk berangkat!"

Mereka berdua berboncengan dengan mengunakan sepeda milik Riyandi. Namun karna tidak ada dudukannya, Amanda harus berdiri didepan Riyandi yang menjadi pengemudinya.

Hari hari mereka memang seperti ini, berangkat bersama menaiki sepeda. Melalui jalan indan perekbunan teh membuat mata sejuk dan hati pun sejuk.

Amanda, meski dia dikenal dengan kekayaan punya segalanya rumah megah dan berbagainya, namun ia tetap membumi. Bahkan ia tidak suka jika disebut orang kaya.

Terkadang ia sering di sindir mau maunya bersahabat dengan Riyandi. Yang hanya anak dari seorang petani teh.

Namun Amanda tak menggubris, ia tidak malu, dan malahan ia akan menghajar jika orang itu menghina sahabatnya ini.

*****

SMA Garuda, setelah menempuh perjalanan kurang lebih 15 menit, Riyandi dan Amanda tiba disekolahnya.

Sekolah elit dengan berbagai fasilitas lengkap seperti sekolah sekolah yang ada elit lainnya.

Mereka berdua langsung disapa oleh dua jomblo didepan.

"Wait tumben kaga telat lo berdua?" pertanyaan pembuka dari Feby.

"Paling juga hari ini Bob, ntar besok besok telat lagi!"ledek Iqbal

Riyandi menatap temannya ini malas, pagi pagi udah rusuh mengusik ketenangannya.

"Lo berdua ngga bosen apa berdua mulu nempel kaya lubang idung?"tanya Feby

The Perfect Kiper [Muhammad Riyandi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang