14

780 160 12
                                    

Sungjin mengedipkan matanya yang terasa perih akibat terlalu lama menatap lcd di hadapannya. Sudah satu jam ia duduk di dalam kafe kampusnya, menunggu sebuah ilham lewat di kepalanya agar dapat ia tuliskan dalam revisi skripsinya namun nihil yang ia dapatkan.


Selama menjadi mahasiswa di kampusnya, jumlah kunjungan Sungjin ke kafe ini mungkin dapat dihitung dengan jari. Sekali saat ia masih menjadi mahasiswa baru yang penuh rasa antusias, sekali saat terpaksa ia berteduh karena kehujanan, dan ketiga kalinya saat ini. Sungjin tidak menyukai kafe kampus, karena menurutnya terlalu ramai dan berisik. Ia heran dengan Wonpil yang selalu senang mendatangi kafe ini.


"Gue suka nugas di kafe," kata Wonpil kala itu. "otak lancar banget kalo di sana,"

"Apa enaknya, berisik, banyak maba," jawab Sungjin kala itu saat Wonpil mengajaknya.

"Dowoon, Bri, Bang Jae, temenin gue elah," ajak Wonpil dengan ekspresi memelas.

"Ogah mahal," ucap ketiganya kompak. "mendingan di kopi Joni dah gua," lanjut Brian.

Alhasil di antara mereka berlima, hanya Wonpil lah yang selalu datang ke kafe kampus. Setelah ia tiada, maka tidak ada lagi personel Day 6 yang mengunjungi kafe itu.

Selain Sungjin setelah sekian lama.


Ternyata nggak seberisik itu. Sekarang maba-maba pada kalem ya, batin Sungjin.



"Kak Sungjin, ya?"


Sungjin menoleh, seorang perempuan berseragam barista menyentuh bahunya pelan.


"Ah, iya, mbak?" jawab Sungjin ramah.


Sungjin menduga perempuan ini akan memberikan selembar tisu bertuliskan Jalan yuk, dengan bertulis pilihan Yes atau No seperti anak-anak Tiktok kebanyakan.


Tapi ternyata tidak.


Barista ini menyerahkan sebuah flashdisk kepada Sungjin.


"Waktu itu, almarhum Kak Wonpil pernah ke kafe ini, terus flashdisk ini ketinggalan di mejanya," kata barista itu perlahan. "aku yang beresin mejanya, terus aku simpen flashdisk ini. Rencananya aku mau balikin kalo Kak Wonpil ke sini lagi," kata gadis itu. Senyum yang semula terkembang perlahan memudar.


"Tapi dia nggak pernah ke sini lagi," ucap gadis itu sedih. "maaf kak, aku lancang nyimpen ini, tapi sumpah, aku nggak pernah buka, kok," tambahnya cepat-cepat.


"Rencananya mau aku kasih ke anak Day 6 kalo mereka ke sini, tapi kalian nggak pernah mampir, hehe," Gadis itu kembali tersenyum lebar, menunjukkan lesung pipitnya yang manis.

"Oh," Sungjin terpaku sesaat. "Makasih banyak, ya," 


"Sama-sama, kak," jawabnya ramah. "By the way,"


Sungjin menoleh cepat. "Kenapa?"


"A, anu kak, aku, aku My Day hehe," gadis itu tertawa canggung. "boleh foto bareng?"

Ghost of YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang