bagian 1

961 111 5
                                    

Kata orang,
Cinta yang besar itu
Menimbulkan resiko yang sama besar
.
.

"Chenle-ya. Aku suka kamu." Dahi lebar milik pemuda Zhong itu berkerut. Orang didepannya yang menyatakan perasaan itu belum terlalu ia kenal.

"Ha?“

" Aku Park Jisung. Aku sudah memperhatikan mu sejak kelas 1. Aku menyukaimu." Jisung berlutut di hadapannya dengan setangkai bunga matahari di tangannya.

Chenle berpikir keras. Dia belum pernah mengalami hal ini sebelumnya.

Dengan ragu jemarinya meraih bunga berwarna kuning terang dari tangan Jisung.

"Aku belum mengenalmu." Cicitnya.

Jisung bangun dari posisinya. Dengan senyum sejuta volt ia menatap sosok di hadapannya dengan lembut.

Untuk sedetik, Chenle merasa dunianya hanya berporos pada wajah tampan Jisung. Memejamkan matanya ketika tangan besar Jisung mengusap lembut pipinya. Nyaman sekali rasanya.

"Aku akan membuatmu mengenalku." Jisung membawanya mendekat. Mempertemukan bibir mereka dalam ciuman lembut tanpa tuntutan. Melumat dengan pelan bibir tipis itu dan dibalas dengan amatir oleh si manis.

Jisung memperdalam ciumannya. Melumat bergantian bibir atas dan bawah milik pujaan hatinya. Matanya terpejam perlahan. Menikmati setiap mili pahatan sempurna di hadapannya yang hanya bisa ia bayangkan sebelumnya.

Ciuman mereka berhenti beberapa menit setelahnya. Benang saliva masih mengikat mereka. Si manis terengah untuk beberapa saat. Jisung adalah seorang pencium yang handal. Harus ia akui.

"I love you." Bisik Jisung. Meraih jemari mungil Chenle dalam genggamannya. Mengecupnya sekali dengan lembut lalu membawanya untuk mengusap pipinya sendiri. Kehangatan yang ia bayangkan sejak dulu.

"Aku tidak bisa bilang jika aku juga mencintaimu. Setidaknya untuk sekarang."

"Aku akan membuatmu jatuh cinta padaku." Jisung tersenyum. Lalu mengecup dengan sayang kening Chenle dan membawanya dalam pelukan hangat. Membenamkan wajah Chenle yang hanya setinggi pundaknya.

Chenle tidak menolak. Ia tidak tau mengapa rasanya begitu menyenangkan bisa di cintai seperti ini.

Matanya terpejam menikmati hangat tubuh Jisung yang melingkupinya. Dengan ragu, kedua tangannya terangkat dan balas memeluk tubuh jangkuk dihadapannya.
.
.
.
.

Cinta datang tanpa bisa memilih
.
.
.
.

Chenle membaca note kecil yang tertempel pada sekotak susu strawberry dan sepotong roti isi daging yang ia temui di mejanya pagi ini.

"Jangan lupa sarapan."

Chenle yang pertama datang kekelasnya. Dia selalu datang paling awal. Tipikal murid teladan dengan segudang prestasi dan di banggakan sekolah.

Senyumnya mengembang begitu lebar saat ini.

Park Jisung yang menyatakan cinta padanya seminggu yang lalu, mulai menanamkan namanya di hati beku Chenle.

Dia tidak pernah pacaran, atau jatuh cinta sebelumnya. Dia belum pernah membiarkan seseorang untuk masuk begitu dalam dari garis batas yang sudah ia buat dengan susah payah.

Tapi Park Jisung masuk dengan begitu mudah. Menelusup begitu saja membenamkan dirinya perlahan namun semakin dalam setiap harinya.

Perhatian dan kelembutan Jisung membuat Chenle jatuh hati.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 29, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

LOVE SUICIDE (JICHEN) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang