#2 Basics

93 12 8
                                    

Latar dunia seperti apa yang bagus?

Sebenarnya itu pertanyaan yang agak menjebak. Karena kata sifat tertentu seperti 'bagus' itu bersifat relatif pada siapa yang menutur atau yang dituturkan.

Hanya saja, jika kita membahas prihal dunia fantasi seperti yang benar-benar 'fantasi' macam Games of Thrones, tentu latar yang paling mencolok adalah eropa abad pertengahan.

Tapi tunggu dulu, apa berarti latar Asia timur tidak bisa menjadi pilihan?

Bagi para penggemar game seperti Dark Souls dan Bloodborne mungkin melihat itu sebagai bentuk tertinggi latar fantasi yang ingin kalian buat. Akan tetapi, baru-baru ini ada pula game yang sejenis dengan latar jauh berbeda, yaitu Sekiro yang berlatar Jepang.

Definisi genre fantasi itu sendiri adalah cerita yang berlatar di dunia alternatif berdasarkan 'cerita rakyat' (folklore) tertentu.

Jadi singkat kata, dunia fantasi tidak lah harus berlatar belakang dunia barat.

Hanya saja, cerita rakyat barat yang sudah banyak dikenal membuat latar barat amat mudah dan lebih diterima pembaca. Sehingga, latar dunia barat adalah opsi paling umum dan paling aman untuk menggait pembaca.

Alur cerita tentang apa yang bagus?

Pun, ini adalah pertanyaan yang menjebak. Cerita bukanlah opsi biasa yang sekali pilih, melainkan opsi yang bersifat berkelanjutan, sehingga semua badan besar cerita bergantung pada penulis.

Secara umum, latar fantasi akan identik dengan kisah peperangan antar kerajaan. Kesatria melawan raja yang keji dan naganya. Seorang antagonis yang mencoba menaklukkan dunia dan sebagainya atau jika dunia tersebut adalah sebuah game, maka sang pemeran utama akan berusaha keluar dari game itu.

Tujuan yang demikian mungkin mainstream, tapi setidaknya memiliki titik yang pembaca tau akan diraih di ujung cerita. Hanya saja, bagaimana cara mengubah mainstream itu sendiri bergantung pada cara penulis mengolah cerita.

Anggaplah si pemeran utama terjebak di dalam game. Sebagian besar penulis (menurut pengalaman saya membaca) memposisikan pemeran utama sebagai karakter over-powered yang dengan mudahnya memukul pantat boss di dalam game. Atau, membuatnya terlihat sangat amat lemah di awal dan super kuat di pertengahan hanya karena melakukan sesuatu yang 'tidak seberapa'.

Beberapa franchise seperti Harry Potter dan Naruto merupakan contoh yang bagus. Karakter utama adalah 'the chosen one' yang jelas kuat, namun pada kenyataannya ia harus mendaki bukit terjal untuk menggapai tujuannya.

Proses adalah sesuatu yang menarik. Sehingga, sebuah kisah fantasi akan menarik bila dipadu dengan proses tertentu.

Tambahkan bumbu perjuangan yang 'sepadan' dan jangan berlebihan. Pertimbangkan perjuangan si pemeran utama sesuai dengan tujuannya. Kemudian, akumulasikan itu dengan bumbu keseharian yang menggambarkan si pemeran utama pun seorang yang manusiawi.

Karakter seperti apa yang menarik?

Sesuaikan dengan target pembaca dan latar cerita.

Vampir dan manusia serigala sangat terkenal di kalangan pencinta Twilight, utamanya para pembaca wanita, karena memberikan mereka ingatan sekilas tentang film tersebut.

Pemeran utama yang 'edgy', introvert, over-powered, dan karismatik sehingga menarik banyak perhatian wanita adalah bumbu penyedap yang umum dikalangan penyuka genre 'isekai' atau dunia lain (bukan alam ghaib).

Kemudian, karakter utama 'the chosen one' mungkin adalah sesuatu yang menarik dan menjanjikan untuk diangkat. Karena umumnya akan menceritakan lika-liku si pemeran utama sampai ia menjadi sang legenda. Ada 'tujuan' yang sudah pasti dimiliki. Maka, inilah keunggulan dari karakter utama 'the chosen one'.

Nah, dengan latar fantasi ini karakter seperti apa yang bisa dikatakan tidak biasa atau anti-mainstream?

Dunia yang dipenuhi dengan sihir, kesatria pemberani, naga, dan pandemik aneh tentunya bukan menjadi penghalang untuk menciptakan karakter yang unik.

Seorang kesatria? Tidak!
Seorang penyihir? Tidak!
Seorang weaboo yang mati ditabrak truk dan dikirim ke dunia lain? Apa lagi itu, tidak!

Bagaimana kalau kita menilik sejarah sejenak?

Zaman dulu perdagangan budak adalah hal yang 'wajar' di belahan bumi manapun. Kemudian di Roma, budak tidak jarang dijadikan sebagai seorang gladiator. Sedangkan gladiator itu sendiri dapat disandingkan sebagai seorang 'selebriti' di masa itu.

Perdagangan di zaman dulu pun agaknya menarik. Eropa tidak banyak mengenal rempah-rempah, karena tanahnya yang tidak sesubur wilayah timur. Jadi, sering kali para perdagang (sebelum kota Konstantinopel ditutup) melakukan perjalanan jauh hanya untuk mendapatkan sekarung lada.

Dan terakhir, pengaruh kepercayaan tidak akan pernah lepas kaitannya dengan masyarakat mana pun. Akan tetapi, tidak jarang orang-orang di zaman dulu memanfaatkan tujuan mulia suatu kepercayaan untuk dibelokan sebagai kepentingan pribadi.

Dari tiga potongan kehidupan lampau tersebut, mungkin agak tergambar latar belakang masyarakat yang dapat menjadi cikal bakal si karakter.

Entah dia seorang budak hasil tahanan perang. Atau dia seorang pedagang yang mencari untung dari kelangkaan barang di suatu wilayah. Atau seorang pemuka agama yang mencoba menaklukkan tirani yang korup. Selain itu pula, pemanggang roti, tukang kayu dan latar-latar biasa lainnya dapat diangkat, namun berujung pada progres yang dapat diterima.

Maka, didapat lah oleh kalian, seorang karakter yang 'aneh' untuk dibaca.

Terakhir, apa yang membuat sebuah cerita itu menarik?

Kalian sebagai penulis. Pada akhirnya, saran bukanlah sesuatu yang 'wajib' untuk diterima dan bukan sesuatu yang seharusnya membuat penulis merasa down. Yang kreatif adalah kalian yang sudah berusaha untuk menulis. Tinggal mengasah keorisinalitasan tulisan masing-masing. Sehingga ketika pembaca melihat suatu judul dan sinopsis cerita, mereka akan tahu jika itu kalian yang ada di balik cerita tersebut.

Sekian~

Realm of FantasyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang