"kebencian bermula dari
Kebaikan yg tak dihargai"
-Shena Margaretha-"Duhh mampus gue kesiangan! Mana sekarang bagian GDN bu Puspa yg bawel nya minta ampun!" Batin Shena sambil menyisir kasar rambutnya.
Shena pun buru buru keluar dari kamar dan melirik mamahnya sebentar kemudian menuju rak sepatu.
"Makan dulu Shen.." Ucap Ibu Arini mamah Shena yg sedang fokus mejahit baju.
"Iya Mah.. nanti di sekolah aja. Shena berangkat dulu mah" Jawab Shena yang tergesa gesa memakai sepatunya.
Setelah sampai di halte,ponsel nya pun berdering.
Randy Ardianto: cuy lu dimana?
Shena Margaretha: masih di halte. Liatin GDN dong udah ada bu Puspa gak?
Randy Ardianto: Bu puspa sakit cuy,GDN aman Pak Dadang yang jaga.
Shena menghembuskan nafas lega,baru pertama kali nya ia setenang ini. Ia pun berangkat ke sekolah dengan santai.
Pak Dadang adalah penjaga sekolah. Orang paling dekat dengan nya. Jadi besar kemungkinan ia tidak dihukum.
****
Saat sampai di sekolah ternyata gerbang masih di buka dengan lebar. Shena yakin pasti Pak Dadang lupa untuk mengunci gerbangnya.
Tapi ternyata hari ini adalah hari tersial,dimana ia harus berhadapan dengan ketua osis super nyebelin yaitu Thoriq Dwiputra.
Meskipun satu sekolah mengagumi nya,berbeda dengan Shena yang sangat membenci nya. Menurut Shena Thoriq adalah pengganggu akut Anerzta.
"Lo gak punya jam dirumah?" Tanya Thoriq mendongakkan wajahnya.
" Iya..iya maaf elah,sekali ini doang. Gak lagi lagi gue kesiangan" Decak Shena menatap Thoriq dengan sebal.
"Lo kapan sih mau berubah? Inget lo itu udah kelas tiga,seharusnya lo.."
"Stop! Gue gak butuh ceramah lo. Lama lama lo kek Bu Puspa yaa kerjaan nya nyerocos mulu" Ketus nya sambil melangkah melewati Thoriq menuju ke kelas.
"Ehh kata siapa lo bebas? Lo pikir ini sekolah nenek moyang lo!" Gertak Thoriq menarik tas Shena
"Plis ini masih pagi,jangan bikin tensi darah gue naik!"
"Ikut gue,lo harus dihukum" Ucap Thoriq memegang pergelangan tangan Shena
"Ehh..ehh.. gue mau dibawa kemana nih? Jangan bilang ke BK" Tanya nya berusaha melepaskan genggaman Thoriq di lengan nya.
"Ke WC!" Jawab Thoriq asal
"Mesum lo!"
"Makanya diem gausah banyak nanya tinggal ikut aja susah amat" Ketus nya yang kemudian mempererat genggaman nya
******
"Nih buat lo" Ujar Randy memberikan minuman dingin kepada Shena
"Thanks" Singkat Shena
"Lain kali dateng nya lebih pagi kalo bagian bu Puspa jaga gerbang" Ujar Randy menoyor kepala Shena
Shena mengabaikan ucapan Randy,ia masih memikirkan kejadian sial pagi ini bersama Thoriq.
"Sumpah gue benci banget harus ketemu tuh anak pagi ini" Shena mendegus sebal
"Jangan terlalu benci ntar cinta lo!" Ledek Randy tertawa renyah
"Emang lo rela gue sama Thoriq?" Ucap Shena asal bicara
Randy menuduk,mengalihkan pembicaraan Shena dengan memainkan ponsel nya. Keadaan pun seketika menjadi hening.
"Shen!!!" Teriak salah satu siswi yg memecahkan keheningan kedua nya.
"Kenapa An?" Ucap Shena bergegas menghampiri Anna
"Lo dipanggil Bu Nia tuh ditunggu di ruang guru sekarang"
"Mampus gue,ada apaan lagi nih" batin Shena.
"yaudah makasih info nya An" Tambahnya.
"Yoii..gue duluan Shen" Ucap Anna meninggalkan Shena dan Randy yang masih duduk di ujung lapangan itu.
Randy yang mendengar percakapan antara keduanya pun langsung mematikan ponsel nya.
"Mau gue temenin gak Shen?" Tawar nya.
"Gausah Ran,lo duluan aja gih. Gue mau langsung kerja juga habis ini" Tolak Shena
Randy mengangguk memaklumi Shena yang ingin pergi sendiri.
*****
"Ibu cari saya?" Tanya Shena memastikan Bu Nia tidak salah panggil murid
Bu Nia terkekeh
"Iya Shena.. siapa lagi siswi kls XII IPA 3 yang bernama Shena selain kamu ""Ada apa ya Bu?" Tanya Shena penuh selidik
"Begini..nilai ulangan kamu sangat rendah,bisa kamu perbaiki dengan remedial. Kapan kamu ada waktu luang?" Jawab Bu Nia dengan hangat
Bu Nia adalah wali kelas XII IPA 3 yang terkenal sangat sabar dan pengertian terhadap semua muridnya. Hanya saja karena sikap nya yang terlalu baik pada murid, membuat ia selalu diremehkan oleh siswa siswi nakal di kelasnya.
"Jadi kapan?" Tanya Bu Nia sekali lagi
"Sa..saya gak tau bu.." Jawab Shena menggaruk garukan kepala nya yang tidak gatal.
Bu Nia yang mengetahui siswi nya sedang kebingungan memaklumi Shena yang belum punya waktu untuk memperbaiki nilainya.
"Oke..saya bakal nunggu keputusan kamu,tapi usahakan jangan kelamaan" Bu Nia menghela napas.
Shena tertunduk. Pamit. Kemudian pergi.
****
"Kemana aja lo,bagian lo bersih bersih nih" Ucap seorang perempuan diseragam resto sambil menyerahkan sapu
"Maaf mba,tadi ada masalah sedikit di sekolah" Jawab Shena
"Yaudah sana buruan ganti baju,keburu ketauan bos" Ucap Mbak Fani mendorong Shena ke ruang ganti karyawan.
Seperti biasa,sesudah pulang sekolah Shena bekerja paruh waktu untuk meringankan beban ibu nya. Setelah ditinggal ayahnya tanpa sebab yang jelas,Shena berusaha untuk menjadi wanita yang mandiri dan membantu keuangan untuk hidup nya dan ibu nya.
Tiba tiba ponsel nya berdering. Dengan cepat cewek itu merongoh saku celana nya.
Marco Hadrian : Tikus berpita merah itu ber ulah lagi,cepet cari tau. Jangan lengah!
Shena Margaretha: Tenang aja kak,gue,Randy dan anak Anerzta lain nya bakal nyelesain kasus ini secepatnya.
Shena berdecih memiringkan bibir nya menatap sinis jendela restoran melihat keadaan di luar kemudian bergumam,ingin rasanya ia mengungkap semua fakta kebusukan dibalik kebaikan palsu Tikus berpita merah itu tapi ia belum punya bukti yang kuat untuk menjebloskan nya ke penjara.
Pintu restoran terbuka,Dua orang penting itu masuk dan memesan makanan lantas tertawa terbahak bahak menuju meja makan.
"Sial,dia ada disini!"
Welcome to my story🍃🙏
Semoga sukaa❤.
.
.Masih sedikit? Keep Calm..
Masih banyak part nya😋🤘Oke bye🙏
@anadiazhr
KAMU SEDANG MEMBACA
PLANT
Teen FictionShena Margaretha seorang perempuan yang mempunyai masa lalu kelam masih terombang ambing akan tujuan hidup nya. Bergabung nya ia dengan Komunitas Anerzta membuat nya mempunyai teman teman yang menerima nya dengan tangan terbuka, sekaligus menjadi ke...