1. gak mau miskin

6.8K 743 74
                                    

note: cerita ini fiksi, dan murni milik aku. mohon untuk tidak melakukan plagiarisme.

selamat membaca ❤

"blackcard kamu mana?" tanya irene yang melihat chenle sedang bermain game mobile legend di komputernya. maklum sudah pro sekelas jess no limit.

"hah? apa?" sahut chenle, yang posisinya juga pake headphone.

irene mengendus kesal, ini anak satu-satunya di rumah kenapa gitu.

"diajak ngomong fokus terus!" irene mematikan monitor komputernya.

"MAMIH!!!" rengek chenle.

irene hanya melipatkan kedua tangannya sambil menatap anaknya yang duduk di kursi komputer.

"kamu diajak ngobrol terus ngegame. mamih tanya, blackcard kamu mana?!" tanya irene yang menyodorkan tangannya untuk menagih.

"kenapa tanya blackcard aku?"

"chenle, kartu kredit kamu tagihannya tinggi, kartu debit kamu habis saldo, ATM kamu habis pula. kamu itu boros banget!" tekan Irene.

"kenapa mamih marah? kan kata Papih juga selama kaya kita bebas mau hura-hura buang-buang uang" kata chenle dengan santai.

irne hanya menatap anaknya tidak menyangka, dia sebenarnya murka. Tapi kalau murka ya sayang baru maskeran pake emas.

"YAUDAH! JADI RAKYAT AJA SANA! ENGGAK USAH PUNYA BLACKCARD! SEMUA KARTU-KARTU KAMU MAMIH BLOKIR! PUAS KAMU?!" bentak irene yang kemudian keluar kamar chenle dan membantingkan pintu kamar sultan itu.

chenle hanya mengangkat bahunya, merasa bodoamat dan menyalakan kembali monitor untuk bermain game lagi.

"mamih kan sayang banget sama aku, paling ancaman abal-abal" celetuk chenle.

selesai main game, chenle langsung keluar rumah. zambil naik mobil ferrari 488 pista warna merah yang harganya dikisar lebih dari 7 miliyar.

 zambil naik mobil ferrari 488 pista warna merah yang harganya dikisar lebih dari 7 miliyar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Rencana chenle berniat mengajak guanlin, si crazy rich juga. mobilnya apa? BMW sih kalo dia.

mereka berencana bertemu di starbucks, tempat nongkrong kesukaan guanlin. aan mereka mau ngobrol soal ingin membeli oreo × supreme yang bakalan dibeli online dari new york.

orang kaya mah bebas, beli oreo aja yang supreme dan impor dari new york. kita beli di warung aja syukur.

"eh, gue aja yang bayar" kata chenle yang menyerahkan kartu kreditnya.

kasir pun menerima kartu kredit chenle dan segera menggeseknya.

"maaf, kartunya sudah diblokir" ujar kasir starbucks.

"hah?" chenle tidak menyangka. "eh-eh coba yang ini" chenle menyerahkan semua kartu-kartunya.

betapa tidak menyangkanya chenle ketika menerima kenyataan buruk bahwa SEMUA KARTU KARTUNYA SUDAH DIBLOKIR SANG MAMIH.

"ahh!! sialan! kena azab gue-Guanlin lo bayar aja ya. bawa semua aja ya pesanannya, gue mau pulang dulu" chenle buru-buru balik ke parkiran untuk pulang kembali bersama ferrari.

sepanjang perjalanan chenle juga frustasi, ini mamih irene murka beneran. tidak menyangka akan seburuk ini nasibnya.

chenle kira itu hanya basa-basi Irene. dan cuman ngancam aja.

pulang ke rumah, chenle langsung mencari irene. Papih Suho, Om Jaehyun belum pulang karena ini masih siang.

"MAMIH HUAAAAA!!!! MAMIH!!!!!" rengek chenle sambil mencari irene di lantai bawah.

sedangkan irene muncul di lantai atas sambil melihat ke arah chenle yang luntang-lantung minta dikasihani.

"ngapain kamu kayak gembel gitu?" tanya irene.

"HUAAAA!!! MAMIH!!! JANGAN BLOKIR KARTU AKU" nangis chenle sambil mendongak ke arah irene yang ada di lantai 2.

"Sudah waktunya kamu kenal uang recehan, tahu fisik uang seribu" ujar Irene santai.

"MAMIH AKU GAK MAU MISKIN!" rengek chenle lagi.

"udahlah, mamih mau ke belanda besok. baik-baik kamu jadi rakyat biasa besok"

"AKU MAU OREO SUPREME MAMIH!!!"

"beli yang ada di warung, duit kamu nanti enggak cukup buat beli makanan mahal" tutup Irene yang langsung pergi.

"OH TIDAK TUHAN! APAKAH AKU AKAN MENJADI ORANG MISKIN BARU?!"

chenle berlutut, ditonton sama pekerja-pekerja di rumah chenle tanpa sepengetahuannya.

orang miskin baruTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang