Bab 11: Kenangan.

370 32 0
                                    

Pagi Mood Stella menjadi baik berkat ada Beny yang nemenin hari-hari Stella.

Beny selalu bersuara nyaring, dan membuat Pak Sugi aja suka ngerawat Beny.

"Non, Si Beny yang ngasih teh siapa?" tanya pak Sugi ke Stella yang lagi memberi makan ke anak Bebeknya itu.

Stella menoleh, "Velan, Mang," saut Stella dan mulai memberi makan Beny lagi.

Pak Sugi mengangguk, "Ouh si Aa ganteng itu nya," ujar Pak Sugi seraya menggoda Stella.

"Apaan ih si Mamang!" bantah Stella, Stella mulai mencuci tangnnya dan menitipkan Beny ke tukang kebun sekaligus satpam rumah Stella.

Stella baru saja menginjakan kakinya di depan rumahnya sendiri. Sudah ada yang memanggilnya dari depan pagar rumah.

Si pemberi Beny, siapa lagi kalau bukan Beny.

"Assalamualaikum, Stell!" sapa Velan terlebih dahulu dan masuk ke perkarangan rumah Stella. Masih berjarak di antara mereka.

"Waalaikumsalam, Ngapain Vel?" tanya Stella memutar tubuhnya biar enak ngobrolnya, Mama Tia kebetulan mau keluar beri Roti ke Mang Sugi.

"Eh ada nak Velan, mau jemput Stella?" tanya Tia yang langsung di gubris oleh Stella, Stella merasa malu.

"Mamah ih!" Stella malu teman-teman, Velan cuman bisa nyengir.

"Hehe iyah tan, Mau jemput Stella bareng sekolahnya. Gak apa-apakan?" tanya Velan seraya meminta izin kepada Mama Stella.

Stella terdiam, "iya Tante izinin ko, Ouh iya ini makan dulu masakan Tante. Stella siap-siap gih," suruh Tia kepada sang Anak, Tia mulai masuk kembali ke rumah dan Stella mulai bergegas mengambil tas dan sepatunya.

Masakan mama Tia emang terdebest udah kalau tentang breakfast yang enak.

Stella mulai menghampiri Velan lagi, Vwlan sudah habis mwmakan masakan mama Tia yang enak.

"Wah, Masya allah. Makanan enak banget Stell," puji Velan sambil mengunyah sisa rotinya, Stella hanya mengangguk dengan diam.

Jam pukul 07.05Am, sebentar lagi mau set 8 mereka akan telat. Untungnya Huda lebih dahulu berangkat sekolahnya. Huda yang bersekoah di SMA bina bangsa, sedangkan Stella SMA Al-fajr.

Jadinya Stella selalu bareng atau pun ikut bersama Sahabatnya ataupun Velan.

Stella sudah sampai di sekolah, untungnya Velan sangat gesit membawa motornya.

"Ada tugas gak sih?" tanya Velan yang tiba-tiba membuat Stella menoleh ke Velan.

"Gak tau Vel," sahut Stella dengan biasa, Velan hanya mengagguk dan meneruskan langkah kakinya menuju kelas mereka.

Mereka di takdrkan sekelas lagi, dari SMP bahkan sampai SMA.

Namun ada seseorang menghalang langkah kaki Stella, Stella mulai melirik ke arah seorang cowok yang lagi bermesraan di depan koridor dekat ruang kelasnya sendiri.

"Lo liatin siapa?" tanya Velan yang mulai mengikuti arah pandang Stella. Velan sadar akan kecemburuan Stella karna kakak kelasnya telah bermesraan walau ngobrol biasa namun berasa sangat dekat.

"Udah ah, cowok kaya gitu gak pantes buat lo. Yang jauh lebih dari kata Masya allah," ucap Velan, entah sejak kapan Velan bisa menjadi seorang puitis begini.

Alden yang tiba-tiba datang pun langsung menikung mereka.

"ASIEKK EUYY, DATING YA KALYAN?" tanya Alden sengaja membesarkan Volume suaranya, membuat orang yang sedang bermesraan itu melirik ke arah Stella, Alden dan Velan.

VELANSTELLATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang