Siang itu Alen dan Xiao Zhan tengah sibuk di dapur. Alen memasak untuk Xiao Zhan, sedangkan Xiao Zhan memasak untuk Yibo. Sementara Yibo duduk menunggu di ruang tengah sambil sesekali mengawasi kekasihnya yang sedang memasak sambil tertawa-tawa riang dengan Alen. Seandainya saja Xiao Zhan tidak bergantung pada makanan Alen, ingin rasanya Yibo membawa Xiao Zhan pergi jauh dari pemuda tampan itu.
Setiap kali Xiao Zhan berada di dekat Alen, Yibo selalu terbakar oleh api cemburunya sendiri. Dia tidak suka melihat kekasihnya itu dekat dengan pria lain selain dirinya. Tapi dia berusaha menahan diri demi Xiao Zhan dan bayi yang ada dalam perut kekasihnya.
Sayup-sayup Yibo mendengar suara mesin mobil yang berhenti di depan villa. Yibo berdiri dan melangkah menuju pintu depan untuk melihat siapakah yang datang. Karena selama mereka tinggal di villa itu tak ada orang yang datang berkunjung.
"Ayah? Ibu?"
Nyonya Wang yang baru saja turun dari mobil langsung berlari ke arah Yibo dan memeluk erat putra kesayangannya itu. Setelah beberapa lama memeluk putranya, Nyonya Wang melepaskan pelukannya dan memandang wajah Yibo dengan penuh perasaan rindu.
"Bagaimana keadaanmu, Nak?" tanya Nyonya Wang menyentuh wajah putranya.
"Aku baik-baik saja, Bu."
"Apa kau makan dengan teratur?" tanya Nyonya Wang lagi.
"Tentu saja. Selama ada Xiao Zhan di sisiku, aku pasti makan dengan teratur."
Nyonya Wang tersenyum mendengar jawaban putranya. "Dimana Xiao Zhan? Bagaimana keadaannya?"
"Zhan Zhan ada di dapur. Dia baik-baik saja."
"Bagaimana keadaanmu, Yibo?" tanya Tuan Wang melangkah menghampiri istri dan anaknya. Dipeluknya Yibo dengan penuh perasaan rindu. "Mana calon menantu dan calon cucu ayah?"
"Zhan Zhan ada di dapur," Yibo menyambut pelukan ayahnya. "Masuklah. Zhan Zhan pasti senang melihat Ayah dan Ibu."
Yibo mengajak kedua orang tuanya masuk ke dalam villa. Saat mereka tiba di ruang tengah Xiao Zhan tampak tengah menyajikan makanan di atas meja. Yibo menghampirinya lalu memeluk bahu Xiao Zhan.
"Sayang, coba tebak siapa yang datang?" bisik Yibo.
"Siapa?" tanya Xiao Zhan memandang Yibo dengan tatapan bingung.
Tuan dan Nyonya Wang muncul di ruang tengah. Xiao Zhan terkejut melihat kedatangan dua orang yang paling dirindukannya. Satu tangannya menutup mulutnya, satu tangannya lagi berpegangan pada meja makan untuk menopang tubuhnya yang tiba-tiba lemas.
"Paman! Bibi!" seru Xiao Zhan.
Nyonya Wang melangkah mendekati Xiao Zhan lalu memeluk pemuda manis itu. Xiao Zhan menangis bahagia di pelukan Nyonya Wang.
"Bagaimana keadaanmu, Zhan?" Nyonya Wang melepaskan pelukannya.
"Aku baik, Bibi." jawab Xiao Zhan. "Bagaimana keadaan Bibi?"
"Anak bodoh! Kau masih memanggilku bibi?" Nyonya Wang menjitak kepala Xiao Zhan dengan sayang. "Aku ini calon nenek dari bayi yang ada di perutmu. Panggil aku ibu."
Raut terkejut terlihat di wajah Xiao Zhan, namun rasa keterkejutannya berubah menjada rasa bahagia. Cairan bening mulai menggenang di pelupuk mata Xiao Zhan. Yibo merangkul bahu kekasihnya, sebuah senyum lebar menghiasi wajah tampannya.
"Lalu kapan kalian akan menikah?" tanya Tuan Wang.
"Aku ingin secepatnya!" sahut Yibo cepat. "Dan secepatnya membawa Zhan Zhan pulang."
KAMU SEDANG MEMBACA
Kaulah Belahan Jiwa Ku
FantasyLangsung baca aja ya Jangan lupa komen, kritik, saran, dan votenya ya biar makin semangat bikin ceritanya ^_^