O9

313 162 92
                                    

°|•°'Namjoon pov


Saat ini aku tengah menghabiskan waktu luang dengan duduk di sofa panjang yang berada di ruang tamu rumahku. Membaca beberapa buku komik yang sudah lama aku biarkan berdebu di sudut rak buku.

Sembari menikmati segelas hot chocolate yang pas dinikmati saat cuaca dingin datang pagi hari ini. Hingga tak lama terdengar suara ketukan di pintu utama.

Perlahan aku pun beranjak dari dudukku dan berjalan ke arah pintu untuk membukanya. Mataku memicing di saat mendapati seorang gadis manis dengan mantel tebal berdiri didepan pintu dengan senyum manisnya.

"Joonie!! Aku rindu.. " Gadis itu memelu tubuhku dengan erat dan perlahan aku pun membalas pelukan terhadapnya.

"Aku juga merindukanmu.. Kapan kau datang? Kenapa tidak memberi tahuku? " Tanyaku setelah melepas pelukan kami berdua. Lalu mengajaknya untuk masuk dan duduk di sofa yang tadi aku duduki.

"Aku baru saja sampai kemarin. Sengaja tidak memberitahumu karena ingin memberikan kejutan. " Ucapnya dengan wajah berseri.

Dia adalah sahabatku semasa SMA, hubungan kami memang cukup dekat. Bahkan dulu aku sempat menaruh rasa suka kepadanya.

Tetapi, karena hubungan kami berdua terhalang oleh kata sahabat. Membuatku enggan untuk mengungkapkan semua perasaanku kepadanya.

Aku tidak mau jika hubungan pertemanan kami hancur hanya karena sebuah rasa yang tidak semestinya tumbuh.

Ditambah lagi dia juga sudah menganggapku sebagai kakaknya sendiri, yang membuatku akhirnya lebih memilih untuk mundur secara perlahan.

"Kalau begitu kau berhasil mengejutkanku.. Oh iya, bagaimana kuliahmu di German apakah di sana menyenangkan? " Tanyaku pada Leina. Namanya adalah Choi Leina.

"Hum, biasa saja menurutku. Hanya suasana nya saja yang berbeda, membuatku selalu merindukan kota kelahiranku sendiri. Dan juga merindukanmu tentunya. " Ujar Leina yang membuatku tersenyum mendengar kata kata jujur yang ia ungkapkan.

Tanganku terangkat untuk mengusak surai panjangnya. Jujur aku juga sangat merindukan sosok ceria yang selalu menemani hari hariku saat itu.

Tapi kalian jangan salah pikir. Walaupun aku menyayangi Leina, perasaanku padanya sudah tidak seperti dulu.

Karena sekarang wanita yang aku cintai adalah Sinha. Gadis cerewet dan pemarah yang selalu mewarnai hari hariku beberapa bulan terakhir ini.

"Leina.. Kapan kau sampai? Mengapa tidak memberi tahu terlebih dahulu? "

Terdengar suara seseorang yang sangat aku kenal dari arah dapur. Aku menoleh dan mendapati ibuku yang tengah berdiri dengan apron yang melekat di tubuhnya.

Leina memang cukup dekat dengan keluargaku. Apalagi dengan eomma, mereka terlihat seperti anak dan ibu jika sudah bersama. 

"Ahh eomma.. Aku juga merindukanmu maaf tidak memberi tahu sebelumnya. Ohh iya, aku membawakan beberapa bahan makanan untuk kita masak malam ini. " Jelas Leina kepada ibuku. Setelah itu beranjak pergi menuju dapur dengan membawa barang belanjaannya.

Tak lama setelah itu tiba tiba ponselku bergetar dengan suara dering yang cukup keras. Akupun meraihnya dari dalam saku celanaku dan mendapati nama Sinha yang tertera di sana.

"Yeoboseyo"

"Iya, ada apa chagi? "

"Apakah malam ini kau sibuk? Hum, eomma ingin mengajakmu makan malam bersama. Katanya ingin berkenalan dengan calon menantunya^^ "

End of Story ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang