🐠 Tiga Puluh Delapan

1.4K 240 19
                                    

[Jangan lupa tinggalkan jejak ya, teman-teman. Vote n comment. Aku tahu kalau kalian juga tahu caranya menghargai.]



















Senin, 5 Agustus 2019 (1/2)









Hari ini villa sepi. Semua orang sudah kembali ke pekerjaan mereka. Bahkan Sejeong yang biasanya tinggalpun, hari ini sibuk karena ada pekerjaan juga untuk mendampingi suaminya. Selain Minhee, Eunsang dan Dongpyo, yang tinggal di villa hanya Junho. Tapi, lelaki Cha itu belum keluar kamar sejak tadi pagi. Minhee bahkan sudah menelponnya berulang kali tapi sama sekali tak diangkat. Hal yang sama juga didapat Eunsang ketika mencoba menghubungi. Lalu, ketika dicari tahu lagi, Eunsang bilang semalam Junho sibuk main game—entah sampai jam berapa. Dan seharusnya, mereka tak perlu repot-repot mencarinya karena ia pasti masih tidur.

Jadi, karena keadaan villa yang sepi dan tidak tahu harus melakukan apa, mereka bertiga hanya berdiam diri di kamar tanpa melakukan hal yang berarti. Kecuali Dongpyo yang sejak tadi pagi sibuk bertanya ke mana Minhee sejak kemarin sore, kenapa Yeji yang datang dan mengambil pakaiannya, dan kenapa baru kembali ke kamar tengah malam tadi. Tapi, si manis Kang bahkan tak mau repot sama sekali untuk menjawab semua pertanyaan itu.

“Aelah, Pyo. Gak usah ditanyain juga, paling dia jalan sama kak Yunseong,” ini Eunsang yang berceletuk setelah sudah cukup lelah dengan semua pertanyaan dan rasa penarasaan Dongpyo yang entah akan selesai.

Si manis berambut merah itu kini tengah sibuk dengan ponselnya sambil sesekali melantunkan lagu secara random.

“Tapi gue lihat mobilnya kak Yunseong semalam ada tuh, gak ke mana-mana.”

“Pake motor kali.”

“Motor juga ada semua. Dan asal lo tahu ya, orangnya juga ada semalam di teras depan sama yang lain.”

“Kepo banget sih lu,” sekarang Minhee yang menjawab. Ia juga lelah mendengar semua yang si mungil Son itu tanyakan sejak tadi.

“Ya, kan gue panasaran, Min. Masih bagus juga ini gue tanya langsung sama lo. Dari pada gue malah berpikir yang iya iya soal lo.”

“Berarti itu otak lo yang eror,” Eunsang kembali berceletuk, membuat Dongpyo mendelik kesal padanya.

“Gak nanya sama lo ya!” ia lalu berucap kesal pada Eunsang sebelum menatap Minhee lagi, “jadi lo di mana sih, anjir? Tinggal jawab elah.”

“Ck,” lalu, ketika Dongpyo kembali mengajukan pertanyaan yang sama padanya, Minhee tak dapat menahan dirinya untuk berdecak malas, “di kamarnya kak Yunseong.”

“Anjir, ngapain lo di sana?!” Eunsang yang mendengarnya bertanya tak santai, sementara Dongpyo sudah melotot kaget saat menatapnya, “berbuat maksiat ya, lo?” lalu, disusul pertanyaan dari si mungil Son.

“Tidurlah, sialan!” sahut Minhee juga tak santai, apalagi ketika pertanyaan lanjutan dari temannya tadi sampai ke telinganya, “lo pikir gue apaan berbuat maksiat?! Lagian, lo sendiri kan yang bilang kalo semalam kak Yunseong ada di depan bareng yang lain.”

“Oh iya ya.”

“Goblok.”

Dongpyo merengut ketika Minhee mengatainya. Si mungil itu lalu memilih berguling di atas kasur dan mendekat pada Eunsang yang masih sibuk dengan ponselnya. Minhee sendiri juga sibuk dengan ponselnya dan mulut yang mengunyah roti yang ia dapat dari kamar Yunseong semalam.

“Eh Min?” suara Eunsang tiba-tiba terdengar, memanggil Minhee yang langsung dibalas deheman oleh si manis Kang itu, “Hyunbin sama Tony katanya mau ke sini. Boleh gak?”

[1] PRAKTEK KERJA LAPANGAN || HwangMiniTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang