Zehn

394 42 3
                                    

Yoongi sama sekali tidak tahu tentang semua yang saat ini terjadi di depan matanya.

Bagaimana keluarga suaminya bisa berada di sini?

Sejak kapan Kim Taehyung tiba di rumah?

Dan bagaimana bisa perempuan perusak rumah tangga orang itu menginjakkan kaki di rumahnya?

Hal terakhir yang diingatnya adalah semalam ia tertidur di kamar anak-anak setelah melakukan videocall dengan Hoseok.

"Sayang, kamu sudah bangun?"

"Hm..."

Yoongi tersenyum tipis. Kalau boleh jujur, ia muak. Namun ada mertua dan iparnya di sini. Ia harus berakting bahwa semua baik-baik saja.

Ia melangkah ragu ke dapur. Bau masakan menguar lezat dari sana. Dapat dilihatnya, sang ibu mertua sibuk mengaduk sesuatu di dalam panci.

"Mama," panggilnya pelan.

Yang dipanggil, Kim Taeyeon, menoleh dengan senyum manis di bibir. Jemarinya bergerak mengusak pelan rambut Yoongi.

"Maaf aku kesiangan..."

Taeyeon bergumam gemas. Menantunya itu tampak sangat imut dengan muka bantal dan rambut berantakan begini.

"Tidak masalah, Sayangku," Yoongi ditarik mendekat, sendok masak kini berpindah ke tangannya, "Mama tau kamu begadang semalaman menemani anak-anak. Sekarang tolong aduk itu untukku."

"Eoh?" mata Yoongi membulat lucu, "I-iya, Ma."

"Aaaaa bagaimana bisa seorang ibu beranak empat semenggemaskan ini, eoh?" pekik Taeyeon.

"Mama tinggal sebentar ya? Mama mau memanggil si hitam biar dia membangunkan anak-anak."

"Iya, Ma."

Taeyeon berjalan meninggalkan Yoongi di dapur untuk memanggil anak bungsunya.

Suara langkah kaki terdengar mendekat. Setelah tujuh tahun pengalamannya sebagai seorang ibu, telinga Yoongi sudah cukup peka terhadap suara dari gerakan-gerakan kecil seperti itu.

"Apa?" ucapnya tanpa berbalik.

"Lama tak jumpa, Min Yoongi."

Deg

Jemari Yoongi bergerak mematikan kompor. Masakannya sudah matang.

"Ada apa?"

Lawan bicaranya tertawa, "Hanya menyapa. Rupanya kamu sudah tidak sekuat dulu ya?"

Perkataan itu seolah memutus garis batas yang Yoongi buat di dalam kepalanya. Wanita mungil itu akhirnya berbalik.

"Apa maksudmu?"

"Yaah...dari bengkaknya matamu dan kantung mata jelek yang menghiasinya....kamu pasti menangisi Kim Taehyung yang tidak pulang ya? Dia tidak pulang karena sedang bercinta panas denganku, Bodoh."

Brak

Sebuah mangkok kayu terlempar dari tangan si tuan rumah.

"Tidak sekuat dulu?" Yoongi tertawa sinis, "Are you kidding me, Tzuyu-ssi?"

Kakinya membawanya semakin dekat dengan sang lawan bicara yang saat ini sudah bergetar ketakutan.

Langkahnya berhenti sejenak saat ia tiba tepat di samping Tzuyu.

"Seharusnya kamu bersyukur. Apa kamu ingin hidungmu kupatahkan seperti dulu?" bisiknya.

"Oh iya, satu lagi," ia berbalik sesaat sebelum melewati pintu dapur, "Tolong bawa panci itu ke meja makan. Bukankah kamu ingin mendapatkan kesan yang baik dari calon mertuamu, Tzuyu-ssi?"

WreckageTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang