Sebuah Misi Perebutan Kembali

145 22 0
                                    

Dua pasang kaki tampak menyembul dari pintu tenda yang tertutup. Seseorang di dalam menyerukan 'siapa?'


"Kevin."


Begitu jawaban itu mendapat respon, pemilik dari kedua pasang kaki itu menyibak pintu tenda terbuka. Mereka merunduk lalu melangkah masuk, mengambil posisi duduk. Berpasang-pasang mata menatap remaja laki-laki yang duduk di sebelah Kevin. Menyadari tatapan yang diterima sosok laki-laki berambut berantakan yang duduk di sebelahnya, Kevin berkata, "Aku bisa jelaskan."


"Dia siapa?" tanya presiden BEM dari universitas beralmamater hijau.


"Oh, kamu anak STM yang waktu itu, pacar Rama kan?" seorang anggota TNI mengambil peran Kevin untuk menjawab pertanyaan sang presma. Oh, beliau bapak-bapak TNI yang waktu itu. Pantas ingat.


Ricky mengangguk malu-malu. Ia tak menyangka ucapan pak tentara yang satu ini. Diucapkan dengan santai, tapi membuat jantung Ricky berlari. Suasana berubah agak canggung. Si anak STM menundukkan kepalanya. Perasaannya campur aduk. Ia sebenarnya masih ragu, dan hubungan mereka memang masih meragukan, tapi seseorang -bahkan banyak orang, telah beranggapan seperti apa yang dikatakan Pak Tentara.


Presiden BEM dengan almamater merah marun akhirnya berdeham, "Jadi rencana kita-"


"Kakak tahu Kak Rama dimana?" potong Ricky. Semua orang di dalam tenda mengangguk.


"Salah satu anggota elite politik mengirimkan sebuah surat pada kami pagi tadi."


"Anggota elite politik?!" Ricky tak percaya. Sekali lagi, ia menerima anggukan sebagai jawaban.


Amarah tumbuh dalam benaknya. Kedua tangannya terkepal. Matanya menatap tajam ke karpet yang menutupi rumput-rumput di lahan berkemah mereka. Sebuah tanagn mendarat di bahunya. Ia menoleh.


"Tenang, Dek," ucap Kevin.


Ricky menarik napas, menenangkan diri.


Rapat dilanjutkan. Ricky tetap di sana, berusaha tetap tenang ketika perasaannya tak karuan. Pihak tentara bersedia turun tangan. Berkat bantuan mereka, para polisi bersedia untuk ikut serta dalam misi penyelamatan. Dan yang jelas, penangkapan anggota elite politik yang menjadi dalang di balik semuanya. Hal ini tak bisa dibiarkan, mereka sudah terlalu jauh. Ternyata ini maksud penundaan yang sebenarnya. Well, pada kenyataannya, kata 'tunda' hanyalah sebuah sampul dari sebuah buku yang berisi 'tolah' atau 'terima'. Dalam kasus ini, mereka sepertinya memilik 'tolak', sehingga penundaan yang dijanjikan berujung petaka.


Keputusan akhir rapat, semua orang yang hadir dalam raat akan dibagi ke dalam dua pasukan. Pasukan pertama akan memimpin massa kembali turun ke jalanan, menyerukan kekecewaan terhadap para petinggi negara. Polisi telah berada di pihak mereka, mereka akan dikawal, penyelidikan akan digelar. Pasukan kedua, sudah tentu, pergi untuk menyelamatkan Rama. Para mahasiswa tak sendirian, beberapa anggota kepolisian dan TNI ikut serta. Kevin tergabung dalam pasukan itu.


"Kak, aku ikut," pinta Ricky.


"Nggak usah, Dek--"


"Biarkan dia ikut," kata presiden BEM beralmamater kuning lemon, presma universitas Rama.


Presiden BEM yang terpotong ucapannya tampak ragu. Ricky tahu betul apa yang ia ragukan.


Ia tersenyum, "Tenang, Kak, aku nggak akan bawa teman-temanku, satu pun. Mereka juga nggak akan ikut, ada komandan yang bisa mengatur mereka."


"Oke, kita berangkat satu jam lagi."

LAKON ROMAN (Terlarang) DEMONSTRASITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang