A/N :
Tidak acuh : tidak peduli
Acuh : peduli•••¥•••
"Permisi, boleh saya bertanya?"
Dengan sigap aku mengalihkan perhatian pada asal suara.
"Ah, iya. Ada yang bisa saya bantu?"
****
Tatapan kami saling bertemu sebentar. Berusaha ramah, segaris senyum tercipta saat aku menyapa dan bertanya balik.
"Begini, aku membutuhkan sesuatu untuk ... sebuah hadiah. Bisa, kau bantu aku memilihkannya?"
Saat itu aku tidak terlalu memperhatikan penampilan atau suara seksi yang menyapa lembut telingaku, tetapi wajah yang manis dan tampan juga tahi lalat di ujung bibirnya, berhasil membuatku sedikit teralihkan saat sedang menjelaskan kelebihan produk stand-ku.
Dia memperhatikan dan mendengarkan dengan baik apa yang kujelaskan, sepertinya dia orang yang sopan. Sekali lagi aku merasa tersanjung entah kenapa ... yea, tau sendiri kadang ada kostumer yang tidak benar-benar memperhatikan saat sudah susah payahnya aku menjelaskan dan hanya berakhir dengan kostumer yang menggodaku atau meninggalkan stan tanpa mengucap sepatah kata, walau tak semua.
Tapi dia ... Terlihat benar-benar memperhatikan. Setelah aku selesai memberi keterangan, dia tampak menunjukkan gestur berpikir, bibir tipisnya sedikit maju ke depan. Jujur ekspresinya terlihat lucu. Aku berusaha menahan tawa, jelas sangat tidak sopan bukan, menertawakan kostumer yang kebingungan.
Kembali pada pria berjas hitam mahal di depanku. Ia berkata, "tolong, pelembab dan masker wajah saja. Beri aku notanya agar bisa kubayar ke kasir." Putusnya sambil tersenyum.
Aku mengangguk, balik tersenyum, melakukan permintaannya.
Setelah membuat nota dan menyerahkan padanya, kemudian ia kembali lagi sekitar lima belas menit, memberikan bukti pembayaran, dan aku menyerahkan barang yang tadi dia pilih.Aku di kontrak selama tiga bulan, maka selama itu juga aku datang dan menjaga stan di tempat yang sama.
Sebulan kemudian dia datang kembali, dan memesan satu set produk kecantikan di stan-ku lagi, Ohh ... dengan senang hati aku melayani permintaannya, terutama tau sendiri, lah. Kalau bulan promosi sudah selesai pasti kostumer berkurang drastis.
Saat sedang membungkus semua produk menjadi satu dalam paper bag besar, aku merasa diamati. Seakan tatapannya tidak beralih dariku. Karena melihatku agak kesulitan dia mencoba membantu dengan sigap memegangi paper bag yang kupegang dan tanpa sadar tangan kami saling bersentuhan, jarak kami yang agak dekat membuatnya makin jelas melihat detail wajahku.
Aku yang sudah selesai menata barang di paper bag tersebut, sempat tersenyum dan mengucapkan terima kasih padanya, tanpa sadar aku mendongakkan wajah, tatapanku kembali bertemu dengan bola mata hitam legamnya, ditambah dia tengah tersenyum ke arahku, hanya senyum biasa yang ramah.
Cukup membuatku tertegun sebentar hingga sadar jarak kami terlalu dekat, membuatku mundur satu langkah besar dan sedikit membungkukkan badan.
"Maaf tuan .. saya tidak bermaksud kurang ajar."
Perasaanku saja, apa dia juga melamun.
KAMU SEDANG MEMBACA
SIMPANAN KU [Zhanyi][✓]
Fanfiction(Revisi) namaku Wang Yihan, aku bukan siapa-siapa hanya seorang Sales Promotion Boy lepas yang mencari sesuap nasi di kerasnya lika liku kehidupan kota Beijing Hidup ku tak seindah fanfiction bromance yang sering ku baca. tapi lebih berwarna Karena...