part 7

843 31 2
                                    

"Lha, emang kenapa?" Tanya Rizki dengan wajah keheranan, mendengar syarat yang dikatakan Laudya tentu membuatnya bingung sekaligus heran, dan tanpa sadar Rizki menanyakannya dengan kalimat yang sama 2 kali.

"Ini karena prinsip pribadi sih Ki, maksudnya bukan aku lho, tapi calon bos kamu nanti"

Rizki menggaruk tengkuknya, aneh-aneh saja orang-orang jaman sekarang pikirnya, "Jadi maksudnya nggak ada patokan umur, yang penting belum nikah gitu? Kakek-kakek jomblo juga bisa dong kerja disana?"

"Ya ... gitu deh" Sambung Laudya.

Entah kenapa Rizki justru merasa geli dengan apa yang barusan didengarnya, apapun itu alasannya Rizki tak habis pikir dengan pemikiran orang kaya itu, bisa dibilang dia membenci orang yang sudah menikah, atau mungkin ...?

"Dia bukan homo kan?"

"Ya nggak lah! Ngaco, gini yaa dia itu baru aja pisah sama istrinya dan mungkin dia masih sensitif dengan apapun yang menyangkut pernikahan"

Rizki mangut-mangut mengerti, laki-laki tampan itu lalu membayangkan jika dia ada diposisi orang itu, Rizki mungkin akan gila karena sudah tentu dia tak ingin berpisah dengan istrinya.

"Dan satu lagi Ki" Tiba-tiba Laudya mencengkeram lengan Rizki kuat, "Jangan bilang-bilang ke Olla tentang hal ini, bukan apa-apa aku takut dia tersinggung atau apa"

"Nggak mungkinlah aku bilang dia, bisa kacau kalau dia sampai tahu, lagian ini hanya sementara kan? Sampai dipabrik itu ada lowongan?"

Laudya mengangguk, gadis itu melepas tangannya dan bernapas lega setelahnya, "Aku janji ini nggak bakal lama" Jawabnya pasti

Sesampainya dirumah Olla dengan raut keheranannya menyambut kedatangan Rizki yang dibuntuti Laudya dibelakangnya, sedang Laudya hanya tersenyum padanya dan langsung masuk menuju kamar meninggalkan Olla dan Rizki yang masih mematung ditengah pintu masuk rumah.

"Gimana Ki? anything happen?" Tanya Olla berharap ada kabar baik dari suaminya.

"Yahh.. besok aku harus kembali lagi, hari ini bosnya nggak ada"

"Boss?"

"He'em, aku melamar kerja ditempat temannya Yaya"

"Ohhh..." Olla lantas menarik lengan Rizki kedalam dan memintanya duduk dikursi ruang tamu, "Sejak kapan kamu panggil Laudya dengan nama itu?" Tanya Olla lagi, kali ini Olla keluar dari dapur dan membawakan Rizki satu gelas air dingin.

"Aku suka ngikut kamu sama Mama aja kok, soalnya kalau manggil nama panjangnya agak ribet"

Olla duduk sambil ber-oh ria, tak lagi memikirkan hal itu Olla mengalihkan pandangannya pada wajah lelah Rizki yang entah kenapa makin membuatnya merasa bersalah.

"Kamu bener-bener nggak apa-apa kan?"

"Apasih, udah kubilang kalau aku nggak apa-apa" Rizki menatap balik Olla yang terus saja merasa khawatir padanya, jemari tangannya terulur mengelus wajah wanita yang kini telah resmi menjadi istrinya, "Lama-lama nanti kamu bisa kurus lho kalau mikir gitu terus" Canda Rizki.

"Kamu ngeledek aku ya?" Raut wajah Olla berubah kesal dan entah kenapa itu justru mengundang tawa Rizki.

"Aku lebih suka kalau kamu judes gini, lucu" Rizki mencubit gemas pipi Olla disertai suara tawanya yang memenuhi seluruh ruangan.

Jujur Olla sangat suka diperlakukan seperti itu, bukan saja karena Rizki adalah pemuda tampan yang kini menjadi suaminya, tapi juga karena sikapnya yang selalu membuat Olla tersipu malu, Rizki juga humoris dan pandai berbaur berbeda dengan Olla yang sering merasa kikuk jika harus dihadapkan dengan lingkup lingkungan baru.

Perfection of loveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang