2

7 0 0
                                    


  tak berselang lama, ambulans sudah datang. Dan para petugas segera memasukkannya kedalam amulans. dan kami langsung melaju menuju rumah sakit. selama perjalanan petugas memberikan pertolongan pertama untuk mira. aku masih melihatnya kesakitan. aku memegang tangannya, dan ia pun memegang erat tanganku sangat kuat. mungkin ia ingin melampiaskan rasa sakitnya. meskipun genggamannya sangat kuat dan itu sedikit menyakitiku. tapi aku masih bisa menahannya, karna kuyakin ini tidak seberapa dibanding rasa sakit yang di derita oleh mira.

kami sampai di rumah sakit. petugas membuka pintu ambulas dari belakang, aku keluar terlebih dahulu lalu mereka mengeluarkan ranjang dorong yang direbahi oleh mira dan mendorong ranjang mira membawanya berlari segera memasuki UGD, akupun ikut membantu mereka karna mira masih terus memegang tanganku kuat kuat. kami memasuki UGD dan seorang suster mendekati kami dengan seorang dokter magang.

mira di baringkan ke ranjang rumah sakit. ia di periksa oleh perawat dan dokter magang yang tadi menghampiri kami, lalu tak lama kemudian seorang dokter dengan baju dalam berwarna hijau itu datang dan ikut membantu. dan betapa terkejudnya aku begitu tahu bahwa dia adalah kim mingyu, sang ketua kelas. Awalnya ia terkejut melihatku menangis tanpa henti, ia hendak menghampiriku terlebih dahulu namun seorang perawat yang menangani mira berteriak memanggil namanya

" Dr.kim tolong bantu kami" teriak perawat tersebut

air mataku terus bercucuran, tanganku gemetar. perasaanku sudah tak karuan pada saat itu. Tak selang lama setelah selesai menangani mira. mingyu melihatku dan menghampiriku, ia memegang tanganku yang kurautakan satu sama lain berdo'a agar sesuatu yang buruk tidak terjadi pada mira. dia sangat berharga bagiku. mingyu berusaha menenangkanku.

"mingyu ya~ bagaimana keadaannya? Apa dia baik baik saja?" ucapku terbata2 diselingi isak tangis

"dia terkena usus buntu" jelasnya "dia terlalu banyak bekerja dan mengkonsumsi makan yang tidak sehat. Dia sedang berada di radiologi untuk menjalani CT scan, setelah itu aku akan segera mengoprasinya" ia menatapku dalam untuk meyakinkanku.

"dia akan baik baik saja bukan?" tanyaku

"dia akan baik baik saja, percayalah padaku. Aku yang akan mengoprasinya" ucapnya lembut, tanganku yang awalnya gemetar kini sedikit tenang.

" tolong jaga dia mingyu~ya, dia sudah seperti adikku sendiri" menggenggam tangannya, memberi isyarat bahwa aku percayakan mira padanya

"hm" angguknya "aku berjanji padamu, aku akan membawanya keluar dengan selamat" lanjutnya. aku hanya mengangguk anggukkan kepalaku meskipun air mataku masih terus mengalir.

sesuai permintaanya, aku menunggunya di depan ruang oprasi. sudah lebih dari dua jam aku menunggunya. dan aku terus menangis, fikiranku kacau. rasa khawatir terus menyelimutiku. kakiku bergetar, penampilanku kacau. walaupun dia orang lain, tapi aku benar benar sudah menganggapnya sebagai adikku sendiri. aku benar benar takut sesuatu yang buruk terjadi padanya.

tak selang berapa lama, mingyu keluar dari ruang oprasi tersebut. Sontak aku berdiri dan menghampirinya yang terlihat melepas masker dan penutup kepala.

"mingyu~ya, ottokhae?"

dia tersenyum "dia baik baik saja sekarang, jangan khawatir. Dia akan dibawa ke ICU untuk di awasi perkembangannya" ucapnya.

"ah, syukurlah" aku menghela nafas lega. Kami saling menatap dan sedikit canggung. Karna memang sudah lama sekali aku tak bertemu dengannya

Aku kembali duduk di depan ruang oprasi menunggu mingyu yang tadi berpamitan padaku untuk menunggunya sebentar

.

.

.

Me And My ClassmateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang