Bagian5

6 1 0
                                    

Hujan yang mengguyur kota bandung menimbulkan kenangan dalam keheningan sore hari, semua orang berteduh menghindari hujan seolah jika kena tetesannya bisa membuat mereka kehilangan segalanya

Diandr rain, mungkin hanya dia satu-satunya orang yang menikmati setiap tetes air hujan membasahi tubuhnya

Gadis itu tampak senang berjalan disisi trotoar dengan senandung kecil berasal dari mulutnya, ia tidak menghiraukan tatapan orang-orang yang sedang berteduh

"Kamu harus tahu liam, aku masih suka hujan karena waktu itu kita bertemu ditengah-tengah hujan meski kita berpisah juga ditengah-tengah hujan" lirih diandra

Hujan berhasil membuat airmata diandra tak terlihat dan hujan berhasil mengelabui semua orang yang memandang diandra

"Sialan! Sejak kapan gue cengeng gini" diandra terkekeh sendiri

Sambil terus berjalan diandra menolehkan kepalanya kesamping melihat semua orang berteduh dan satu diantaranya adalah liam, pria itu menatap diandra datar tanpa ekspresi

Diandra lihat liam lo udah berubah sekarang. Dia udah nggak suka hujan lagi bahkan dia menghindari hujan dengan cara berteduh. Batin diandra serasa hancur

Hal sepele memang namun bagi diandra sangat amat menyakitkan, saat diandra membenci hujan liam datang membuat diandra menyukai hujan tapi sekarang saat diandra menyukai hujan justru liam berlagak seolah membenci hujan

Diandra memalingkan wajahnya dan melanjutkan langkah kakinya yang sempat terhenti karena melihat liam, dia menangis lagi tanpa diketahui siapapun

"Apa kamu lagi ngehukum aku liam"

Hanya itu yang diandra katakan selama perjalanan menuju rumahnya, saat sampai dirumah pun diandra tidak menyapa neneknya yang sedang duduk diruang tv

Duduk termenung dengan sorot mata kosong menatap hujan dibalkon kamarnya, diandra benar-benar seperti mayat hidup apalagi wajahnya sangat pucat pasi

Jika ada orang lewat didepan rumah diandra pasti mereka akan mengira diandra adalah hantu penunggu rumah itu

"Dulu kita paling seneng kalo ada hujan tapi sekarang.."

Diandra menghentikan ucapannya

"Liam aku hancur tanpa kamu!!" Teriak diandra

Hari ini hujan menjadi saksi bisu rasa hancur dan kecewanya diandra pada liam

Suatu saat nanti diandra yakin rasa hancur dan kecewa ini pasti akan tergantikan dengan tawa bahagia hanya tinggal menunggu waktunya saja

Jam sudah menunjukan pukul 8 malam sedangkan diandra masih memakai seragam sekolah basahnya untuk duduk dibalkon kamar, dia tidak buru-buru mengganti pakaian

**

Diandra bangun dari tidurnya karena merasa pusing sekali dikepalanya dan ia kaget saat tahu dirinya tidur dibalkon sambil menelungkup dikedua kaki, persis bocah nakal yang sedang dihukum orangtuanya.

Tubuhnya terasa dingin akibat angin malam kota bandung, kalian tahu kan bandung itu selalu dingin bahkan air untuk biasa mandi saja dinginnya menyerupai air es

Gadis itu melirik jam dinding dikamarnya, sudah pukul 8 dan ia baru bangun ah rasanya hari ini diandra tidak mau pergi ke sekolah saja dan lebih memilih menghabiskan waktunya dirumah

Ponselnya bergetar pasti itu katya yang baru sadar diandra tidak ada dikelasnya

"Halo kat" ucap diandra ketika mengangkat telponnya

"Di lo enggak sekolah? Kenapa?"

"Gue mencret mulu dari tadi ga kelar-kelar" bohongnya

"Yaudah pulang sekolah gue kerumah lo,, eh bentar ya pak gendut udah dateng"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 26, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

HujanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang