Istri selingkuh, ya main pintar
Bagian satu
_"Kinaaannnn!"
Kinan, istriku datang dengan tergesa-gesa.
"Apa sih, Mas! Berisik tau nggak teriak-teriak,"
Aku mendengus kesal melihat wajah masamnya yang terpampang jelas di hadapanku, berbeda dengan wajah manis yang selalu ia tampilkan pada pria lain.
"Kamu belanja lagi? Astaga, belanja teroooossss!"
Kinan menyibakkan rambutnya. "Kalau iya kenapa? Toh, uangnya nggak dari kamu."
Ingin sekali mulutnya aku jahit dengan benang sol sepatu biar dia diam dan menurut.
"Kinan, tapi ini pemborosan!" ujarku geram.
Kinan mengambil tas-tas belanjaannya yang terpapar rapi di meja ruang tamu.
"Gini ya, Mas. Yang belanja siapa? Yang bayar siapa? Yang punya siapa? Ya terserah aku, nggak ada urusan sama kamu!" ketus Kinan.
Aku menghela napas. "Apa kamu punya lakban?" tanyaku.
Alis Kinan mengangkat sebelah. "Buat apa?"
"Buat lakban mulutmu! Di omongin sama laki itu nurut, jangan ngebantah terus!"
Kinan mendengus. "Pokoknya terserah aku, ini semua gak pake uang kamu tapi pake uang Mas Bram. Jadi, mending kamu diem dan instrospeksi diri dulu! Mana bisa kamu beliin aku segini banyaknya barang, mentok juga telor sekilo!"
Brakkk ....
Pintu kamarku ditutup kasar oleh Kinan. Huh, rasanya bibirku gatal ingin menceramahi istriku habis-habisan. Dia selalu membanggakan selingkuhannya di depanku bahkan sering membanding-bandingkan denganku, kesal pasti aku rasakan dan tentunya sakit hati. Istri dengan terang-terangan selingkuh dihadapan suaminya, bagaimana rasanya? Mantul bukan?
Aku sering melabrak dan memergoki mereka tetapi mereka sama sekali tak jera, aku saja sampai bosan menceramahi Kinan bahwa perbuatannya sangat bodoh. Tapi jawabannya hanya, "Salah sendiri, kita nikah bukan atas dasar cinta tapi perjodohan!" selalu itu saja jawabannya. Memang kamu menikah tanpa cinta tetapi kenapa ketika aku selalu mengajaknya bercerai Kinan selalu menolaknya mentah-mentah dengan alasan kasihan putri kita yang masih kecil, berkali-kali aku mengajaknya pisah karena tak kuat akan sikapnya tapi terus berkali-kali pula ia menolak. Kesal memang ketika ia sudah membawa-bawa anak dalam permasalahan ini.
Hal yang sangat aku benci adalah selingkuhan istriku ternyata adalah CEO perusahaan saingan perusahaanku, aku bukan seorang pengusaha atau pemilik perusahaan, aku hanya sebuah karyawan biasa yang pastinya dolar di dompetku tak sebanding dengan dolar di dompet selingkuhan istriku.
Ingin rasanya aku membeli racun tikus lalu memberikannya ke istriku lalu selingkuhannya agar mereka abadi di alam bakal saking kesalnya, kalau bisa aku ingin memberi mereka racun-racun yang mematikan!Suami bodoh? Oh, kalian boleh bilang aku suami bodoh karena membiarkan istriku selingkuh. Padahal aku sering berdebat dan bertengkar dengan Kinan setiap waktu karena perselingkuhan yang Kinan lakukan. Kinan selalu menjawab jika ia memacari Bram, selingkuh istriku itu hanya karena harta. Tapi aku tidak peduli! Mau harta atau nyawa sekalipun perselingkuhan tak akan dibenarkan!
Terkadang aku selalu memaksa istriku agar mengizinkan kami berpisah saja daripada aku seperti ini. Walaupun istriku tega menghianatiku tetapi jujur saja, tak ada niatan aku membalas penghiantannya. Penghianatan tidak harus dibalas dengan penghiantan!
"Maasssss!"
Huh, kenapa lagi itu buaya betina?
Aku segera berlari ke dalam kamar mendapati istriku sedang meringkuk di atas kasur sambil menutupi tubuhnya menggunakan selimut. Reaksinya tampak ketakutan dan wajahnya terlihat sangat pucat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ilham (istri selingkuh)
General Fictionkisah yang menceritakan tentang seorang istri yang menyelingkuhi suaminya. bagamana kisahnya? cus!