Jangan lupa like, coment and share
Disini lah mereka berada di taman belakang yang sepi karna masih pagi Dara juga bingung dengan diri nya kenapa ia membawa Faro kesini? Kan tidak ada masalah yang bersangkutan dengan lelaki itu.
Mengapa Dara tak mengajak Daniel sekaligus? Karna Dara yakin cowok itu hanya akan merusak suasana saja tidak bisa di ajak serius. Faro lah satu-satunya tempat ia bercerita, dan yang paling bisa mengerti dirinya.
Padahal sebentar lagi bel masuk berbunyi tapi mereka malah bolos jam pelajaran pertama.
Tapi seketika Dara diam membeku di tempat lagi lagi kembali hanyut dalam masa lalu nya, Faro yang duduk berada disamping menyadari bahwa Dara menatap kosong di depan nya.
"Kenapa hm?" Suara lembut Faro membuat bendungan di mata nya tak tahan lagi.
"Nangis aja ra, gue selalu ada buat lo selalu."
"Kenapa dunia kejam far? Gue bahkan selalu berusaha buat lupain semuanya, tapi dunia seakan mau liat gue lebih menderita dari ini." Dara akan berbicara panjang jika ia sudah tak kuat lagi.
Faro meringis mendengar penuturan sahabatnya "lo kuat ra, semua akan berakhir secepatnya gue yakin itu, kebahagiaan ada di depan lo, lo harus siap-siap menjemput kebahagiaan lo sendiri"
"Tapi sampai kapan? Gue pengen hidup kayak dulu sebelum semua nya terjadi" Tetesan cair itu sukses turun membasahi pipi nya.
"Suatu saat nanti, sekarang lo hanya perlu bersabar dan coba lupain semuanya, gue Daniel Dewi selalu ada yang siap buat support lo"
"Udah ah jangan nangis lagi lo jelek kalo nangis, gue traktir es krim gimana?"
Seketika mata panda itu mengerjap lucu, bagaimana tidak di bilang mata panda kalau gadis itu saat berangkat sekolah saja mata nya sudah seperti itu, dan Faro yakin pasti karna menangis semalam.
"Senyum dulu dong baru kita beli es krim" Dara pun tersenyum tipis sangat tipis nyaris tak terlihat.
~ ~ ~
Faro membawa Dara ke danau yang dulu menjadi saksi bisu persahabatan mereka disini lah awal dimana mereka bertemu.
"Raa gue kangen tempat ini"
Dara pun sama rindu nya terhadap tempat yang selalu mereka kunjung waktu kecil sekaligus tempat pertama mereka mengukir kata sahabat.
Flashback on
Saat itu Dara berumur 8 tahun pergi ke danau bersama abang nya dan di antar oleh supir, mereka turun dari mobil.
Rayn tersenyum melihat adik manis nya tersenyum sambil kaki nya mengayunkan ayunan yang mereka naiki memandang hamparan air danau yang luas dan indah.
Dara tiba-tiba berlari seraya berteriak
"Bang kejer dong"
Mau tak mau Rayn berlari mengejar adik nya.
"Dek hati-hati ntar jatuh" Teriakan Rayn seolah menulikan pendengaran Dara
Sampai di depan Dara tak melihat jika di depan nya ada batu dan dia tersungkur mencium pasir. Sungguh tidak elit.
Dara mendongak menatap tangan yang terjulur di depan nya lalu mengambil tangan tersebut dan berusaha bangun.
"Tuh kan bangor si di bilangin nurut ya nurut jangan ngebantah, kalo sakit gini siapa yang susah tih dengkul berdarah" Abang nya yang cerewet ini bukan nya menolong nya malah mengomeli nya.
"Lo gapapa?" Cowok itu bertanya tentang keadaan nya.
Dara hanya mengangguk sebagai jawaban dan mengucapkan terimakasih karna telah menolong nya.
"Makasih" Ucap nya tulus.
"Sama-sama, gue Faro" Uluran tangan itu di sambut baik oleh sang empunya.
"Dara" Cicitnya
"Hm bang gue pinjem adik lo boleh?"
"Mau di bawa kemana adik gue? Lo masih kecil juga belom bisa jaga adik gue ntar kalo kenapa-kenapa lo yang tanggung jawab mau?!" Dan ingatkan Dara jika abang nya akan sangat posesif melihat adik nya berdekatan dengan lelaki lain apalagi yang belum di kenali nya.
"Santai bang minjem bentar ya nya gue balikin lagi bye" Setelah itu Faro menarik tangan Dara dan berlari bersama.
"Kita mau kemana far?"
"Lo tenang aja, hm mau jadi sahabat gue?, gue siap ada kapanpun lo butuh" Senyum menghangatkan yang berhasil meyakinkan hati seorang Dara.
"Iya" Senyumnya tulus.
Mereka pun berpelukan dan mengukir nama di sebuah pohon yang berada dekat dengan mereka, Faro yang saat itu memakai gelang pun melepasnya dan memberikan nya kepada Dara.
"Sebagai simbol semoga bahagia, gue bakal sering nemuin lo dimana pun lo berada"
Flashback off
Memang Faro lah sahabat nya, Daniel juga hanya saja beda nya saat itu mereka bertemu Daniel saat mereka kelas 6 sd.
"Gue kangen ra, dimana semuanya nasih kayak dulu, lo yang selalu senyum dan ketawa lepas tanpa di paksa, ceria gak pendiam kayak sekarang"
"Hahaha gue siapa? raga gue bahkan udah mati bersama dia" Dara tertawa getir melihat nasib nya yang sangat buruk.
"Cukup ra, lupain semuanya jangan buat semua makin rumit"
"Disaat gue udah mulai buka hati gue buat orang lain, tapi orang itu malah ngehancurin keyakinan yang udah gue kasih ke dia"
"Siapa?" Terdengar nada tak bersahabat dari Faro.
Dara yang merasa sudah jauh membuka apa yang sudah dia tutupi pun menutup mulutnya.
"Ah nggak bukan apa-apa"
"Siapa ra?" Nada nya kini melembutkan karna gadis itu pasti takut.
Sekuat apapun gadis di depan nya pasti akan luluh jika sudah berada di depan nya.
"Es krim gue cair" Dara menatap nanar es krim yang sangat dia ingin kan.
"Ah gue lupa kalo tadi kita beli es krim"
Dan hari ini mereka bolos sekolah.
KAMU SEDANG MEMBACA
BAD GIRL
RandomAndarana Stefani Aderson Seorang gadis cantik yang memiliki sifat cuek, irit bicara, dingin tapi perduli terhadap sahabat dan keluarga nya dan ketua geng. Tatapan yang memukau yang membuat kaum Adam tak siap menahan untuk tidak melihat nya dan kaum...