O7

231 34 4
                                    

Yeonjun sedang bersantai di ruang keluarga rumah Changbin. Menunggu sang pemilik rumah sambil menonton sebuah saluran televisi, lengkap dengan camilan di sebelahnya.

Tadinya Changbin meminta Yeonjun untuk datang ke rumahnya, dia bilang ada keadaan gawat, makanya Yeonjun buru buru datang. Tapi apa yang Yeonjun temukan saat sampai adalah penampilan Changbin bertelanjang dada. Berteriak seperti orang gila dengan sepiring mie berwarna merah di depannya.

Sebenarnya salah Changbin juga.

Changbin tipikal orang yang tidak kuat dengan pedas. Dengan sok nya, Changbin menyuruh seluruh maid dan orang orang daddy nya untuk meninggalkan nya sendiri di ruang keluarga, kemudian memakan mie yang ia seduh sendiri dengan rakus.

Dan saat rasa pedas mengenai indra pengecapnya, nama Yeonjun adalah nama pertama yang ada di pikiran nya. Padahal Changbin bisa saja memanggil maid atau pelayan di rumahnya untuk mengambil minum.

Maka dari itu Yeonjun berakhir di rumah Changbin. Karena sudah terlanjur, jadi kenapa tidak Yeonjun nikmati saja kesepian yang jarang ia rasakan.

Biasanya jam segini, ruang keluarga di rumah nya sedang di bersihkan oleh para maid. Dan Yeonjun juga tidak enak hati untuk menyuruh mereka berhenti, yang ada jika mereka berhenti, Ayah Yeonjun akan berceramah selama dua jam.

Pintu masuk ruang keluarga di buka, seorang Maid menghampiri Yeonjun, "Permisi tuan Juna, tamu nya tuan Bintang sudah ada di depan."

Yeonjun refleks berdiri, "Oh iya Bi, bilang tunggu sebentar ya, saya panggilin dulu Bintang nya."

"Iya tuan, saya permisi." Maid tadi langsung kembali pergi dari ruang keluarga.

"BIN, CHANGBIN! TAMU LO UDAH DATENG!" Teriak Yeonjun sambil kembali rebahan di atas sofa.

"TOLONG SAMBUT DULU JUN, BENTAR!"

Mendengar jawaban Changbin, Yeonjun hanya dapat mendengus pasrah. Kemudian melangkah kan kaki nya gontai ke arah pintu utama.

Pintu besar berwarna cokelat legam yang berasal dari kayu akasia pilihan dengan knop logam emas di buka oleh salah satu pelayan. Memperlihatkan seseorang yang sudah menunggu di depan pintu.

Yeonjun langsung mengernyitkan kening saat matanya menangkap sosok yang tidak asing.

"Loh, Hyunsuk? Mendadak banget lau dateng, bro?"

Raden Hyundhani Sukma Samudera, atau Hyunsuk, sepupu Changbin dan Yeonjun yang menetap di New York, USA tiba tiba berada di depan rumah Changbin. Dan anehnya tanpa sepengetahuan Yeonjun.

Hyunsuk memeluk Yeonjun untuk menghilangkan rindu nya, garis bawahi, pelukan ala laki laki.

"Wait a minute, lo dateng mendadak banget anjir." Yeonjun melepas pelukannya, "Tumbenan lo gak ngabarin."

"Lo gak tau emang? Gue kesini kan di suruh Changbin, dia bilang ada urusan mendadak yang ngebutuhin gue." Jelas Hyunsuk.

"Hah? Emang sialan itu bocah gak ngasih tau gue. Yauda kita masuk dulu aja, Suk." Ucap Yeonjun mengajak Hyunsuk masuk.

Yeonjun membawa Hyunsuk ke lantai dua, ke depan kamar milik Changbin. Yeonjun langsung mendobrak pintu kamar Changbin, memperlihatkan si pemilik kamar yang sedang mencari cari sesuatu.

"Eh goblok, lo kok ga ngasih tau gue kalo Hyunsuk mau kesini?" Yeonjun bersedekap di depan pintu, sedangkan Hyunsuk masuk ke dalam kamar.

"Gapunya waktu Jun, gue sibuk." Changbin menjawab tanpa menengok ke Yeonjun, ia masih sibuk mencari sesuatu. "Nah, untung ketemu."

initié, +99 line. Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang