Part 11

99 29 19
                                    

☘️🌷☘️

Aku berharap jadi satu-satunya
Sampai aku lupa
Aku hanya salah satu nya
- Yunna Rachela

Masa kuliah pun makin terasa menyibukan, di kala mereka harus mulai melaksanakan magang, apalagi kantor tempat magang Raihan dan Yunna lumayan berjauhan.

Masa kuliah pun makin terasa menyibukan, di kala mereka harus mulai melaksanakan magang, apalagi kantor tempat magang Raihan dan Yunna lumayan berjauhan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Edisi Candid  Yunna yang super ngasal

Hari weekend ini Yunna datang ke kos Raihan yang berencana untuk berjalan-jalan, tapi saat sampai Raihan malah masih tidur jika Yunna tidak datang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hari weekend ini Yunna datang ke kos Raihan yang berencana untuk berjalan-jalan, tapi saat sampai Raihan malah masih tidur jika Yunna tidak datang.

Raihan pun membuka pintu kamarnya sambil masih menggucek-ucek matanya.

"Untung kan, aku ga suruh kamu nyamperin dirumah, baru bangun kan kamu ?" Ucap Yunna sambil menyingkirkan Raihan dari depan pintu

Dengan mata yang masih lima watt ia memberi alasan pada Yunna "Ngantuk banget, tuh atasan ngasih kerjanya banyak banget"

Yunna kaget melihat kos Raihan yang sangat berantakan pun mengomeli Raihan sambil merapihkan barang yang berserakan
"Ini kos berantakan banget sih Han"

"Namanya anak cowo" Jawab Raihan

"Alesan aja, yaudah mandi sana"

Raihan pun langsung mandi sementara Yunna membereskan kos Raihan, pakaian yang dimana-mana, meja yg berserakan barang-barang, sprei kasur yang harus segera diganti hingga lantai yang sudah dirasa berpasir.

Tidak beberapa lama kemudian Raihan keluar toilet dan melihat Yunna sedang menyapu.

"Lah, udah kaya abis disihir nih kamar ?" Ucap Raihan yang melihat kamarnya sudah sangat rapih

"Bisa-bisanya kamu hidup begini Han"

"Harus bisa lah sebagai penduduk +62"

"Halah, yaudah kamu makan dulu, aku bawa coklat panas sama bento 🍱 "

Sambil mengacak-ngacak rambut Yunna
"Yee, emang dasar ke sayangan aku ini"

Yunna hanya tersenyum melihat Raihan yang langsung duduk dan dengan lahap makan masakannya.

"Umpah enak anget Unn..a" Ucap Raihan masih penuh makanan yang bermaksud berbicara (sumpah enak banget Unna)

Selesainya Raihan makan pun, ia langsung bertanya mau kemana kah hari ini tapi Yunna menolak untuk jadi jalan karena fikirnya sudah terlalu siang dan mungkin Raihan juga punya beberapa pekerjaan yang bisa ia bantu untuk kerjakaan.

"Dead line kerjaan kamu mana, sini aku bantuin" Tanya Yunna disamping Raihan yang duduk dimeja kerja

"Nih, banyak banget kan" Ucap Raihan sambil menunjukan berkas-berkasnya

"Pusing banyaknya apa karena itungannya" Tanya Yunna seraya tertawa

"Ia..ia, ngaku deh" Raihan pun mencemberutkan bibirnya lalu mencium tangan Yunna

Dia menatap Yunna amat dalam, membenarkan rambut tak beraturan yang menutupi wajah Yunna dan menyelipkannya di antara teringa.

Dia bahkan mengusap bibir Yunna berlahan, membuat Yunna memeramkan matanya, tapi saat dia mulai memajukan wajahnya dering ponsel pun mulai datang, entah bertanda atau apapun untuk segera memisahkan mereka.

Raihan melihat tampilan panggilan yang masuk pada ponselnya, dia menarik nafas amat kasar sebelum akan berbicara pada Yunna.

"Shusst....kamu jangan bersuara ya, Marsha telphone"

Yunna hanya menganguk berlahan, sebagai jawaban ya untuk persetujuan.

"Hallo sayang, iya aku udah makan kok"

Raihan mulai melihat mimik wajah Yunna yang berubah hingga iya memutuskan untuk pergi menjauh saat mengangkat telphone itu, namun memberikan satu kecupan tepat di kening Yunna sebelum nya dan mengelus rambutnya.

Yunna hanya tersenyum, di dalam hati iya hanya mampu berkata "mendengar kamu memanggil dia seperti itu ternyata sungguh sakit" tapi iya hanya mampu mengusap tetesan air yang entah sejak kapan mulai jatuh dari matanya.

Sehabis Raihan menggangkat telphone, Yunna segera merapikan ekspresinya dan matanya yang untungnya tidak terlihat sembab karena buru-buru di bersihkannya dengan tisu basah.

Mereka pun mulai mengerjakan pekerjaan dead line dari kantor magang Raihan sampai cukup malam.

"Laper ih, coba dirumah bisa masak"

"Yaudah sih, makan diluar aja"

"Ayo"

Akhirnya mereka pergi ke pusat perbelanjaan atau mall untuk makan, tapi saat mereka sampai disana, karena hari weekend semua tempat sudah penuh.

"Yah rame banget"

Ucap Yunna dengan bibir cemberut di depan restoran itu, yang di lihat oleh salah satu pelayain disana yang akhirnya menghampirinya.

"Maaf mba untuk meja yang kosong bisa menunggu 40 menit "

"Yah Han, gimana dong" Tanya Yunna

"Yaudah di take way aja" Jawab Raihan

Akhirnya setelah memilih menu untuk di pesan

"Huh...kita nunggu di bangku taman aja kali ya, kan keliatan kalo dipanggil"

Ucapan Yunna yang di balas dengan angukan kepala oleh Raihan.

Beberapa saat setelah duduk di taman Yunna melihat anak kecil yang sedang memakan es cream melewati mereka.

"Han, mauuu" Yunna pun bertingkah seperti anak kecil sambil menunjuk anak yang membawa es cream itu

"Yaudah kamu nunggu makanan aku beli es cream" Jawab Raihan

"Ok, siap bos" Yunna pun memberi hormat dengan tangannya sambil tersenyum

Yunna menunggu sambil membenarkan tali sepatu nya yang dirasa terlepas, ketika ia menunduk kan kepala tiba-tiba ada bayangan orang yang berada tepat di depannya, dia pun menaikan kepala lalu melihat orang itu yang ternyata adalah.

☘️🌷☘️

Haii..
Readers ☺️

Wah, siapa tuh 😔 ketauan ga ni

Comment pendapat kamu ya dan jangan lupa vote 👍🏻

To be continued 🔜

NO-AffairTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang