Sejak pagi Shesya sudah sibuk di ruangannya. Perempuan mungil itu sibuk mempersiapkan materi untuk rapat umum Amore, siang nanti. Ada pembahasan yang akan sangat berpengaruh untuk masa depan Amore. Pembukaan cabang Amore, akhir tahun nanti. Hingga sesuatu yang akan mempertaruhkan masa depan Shesya. Hal yang terasa cukup berat untuk mengawali hari.
Shesya sengaja tidak memberitahu Tama, bahkan Meisya yang akan ikut dalam rapat nanti. Ia tidak yakin kedua sahabatnya itu akan menyetujui ide gilanya yang sudah terlihat jelas ditentang sejak ia mengutarakannya dua hari yang lalu. Namun, tekad Shesya sudah bulat. Meski keputusannya terasa gambling, perempuan itu akan terus melangkah. Demi kelangsungan permainannya. Demi air matanya yang habis dikuras masa lalu.
Pintu kaca ruangan Shesya diketuk dan ia dapat melihat Meisya berdiri di baliknya. Setelahnya, sahabat yang sudah dianggap seperti saudara perempuannya itu masuk, memberitahu bahwa seluruh staf back office, koordinator, dan supervisor sudah menunggu di ruang rapat.
"Duluan. Ntar gue nyusul ke sebelah," jawabnya dan Meisya kembali meninggalkan Shesya seorang diri di ruangannya. Untuk beberapa detik, Shesya mengambil napas dalam dan memantapkan diri untuk apa yang akan ia sampaikan nanti, sebelum menuju ruang rapat yang terletak di lantai tiga bagungan Amore Kafe. Berbeda dengan ruangannya yang terletak di Amore Bakery.
Rapat berlangsung seperti biasa. Pembahasan demi pembahasan diselesaikan dengan baik. Seluruh anggota rapat terlihat antusias dengan kabar pembukaan cabang Amore dan dengan semangat mengutarakan pendapat mereka yang Shesya tampung tanpa terkecuali.
"Kemungkinan satu atau dua bulan lagi Mba akan membuka beberapa lowongan untuk beberapa posisi." Shesya meminta Meisya untuk mencari tanggal yang tepat kapan lowongan tersebut bisa diumumkan. "Untuk supervisor kafe dan koordinator bakery, Mba minta nama-nama tiap divisi yang bisa dibawa untuk perbantuan di cabang nanti, juga nama-nama yang menurut kalian kompeten untuk uji coba spv dan koor nanti."
Dua orang spv dan dua koordinator di dalam ruangan tersebut sigap mencatat permintaan Shesya. Sesekali mereka terlihat berbisik yang mungkin menyebutkan nama-nama yang diinginkan Shesya.
"Selanjutnya, karena kita juga ada event untuk Amore Bakery, jadi untuk pelatihan karyawan divisi produksi nanti, Mba minta bagian dapur kafe ikut bantu-bantu, ya." Shesya melirik sisi kanannya, "kalian nanti bantu untuk penerimaan berkas dan interview karyawan baru. Mba juga mau isi bagian back office di sana. Yang siap untuk dipindah ke JakSel, bisa bilang Mba langsung."
Cukup. Semua pembahasan mengenai kegiatan Amore sudah Shesya sampaikan. Tersisa satu lagi yang masih belum keluar dari bibir tipis perempuan itu, dan sebelum melepasnya, Shesya menatap Meisya yang tengah mencatat hasil rapat dengan begitu saksama. Ia menerka bagaimana respon sahabatnya itu nanti.
"Latifah." Shesya memandang salah satu Adminnya itu sebelum menyampaikan permintaan yang langsung membuat Meisya memelototinya. "Setelah ini Mba minta dua kemeja admin yang masih baru, ya. Nanti antar ke ruangan."
"Shesya," desis Meisya yang masih dapat didengarnya dengan jelas.
Berdeham cukup keras, Shesya berhasil menarik perhatian tujuh anggota rapat lainnya di dalam ruangan tersebut. "Mulai besok, Mba minta kalian jangan ada yang menceritakan mengenai siapa pemilik Amore dengan selain karyawan Amore. Mulai besok juga, tolong diingat kalau Mba adalah Amanda, Admin finance Amore. Jangan ada yang keceplosan manggil Mba Shesya. Kalau ada yang cari Shesya, tapi kalian gak kenal. Cukup bilang gak ada yang namanya Shesya.
"Tapi, kalau ada yang cari Amanda, kalian bisa telpon ke ruangan Mba atau Meisya dulu." Dari ekor matanya, Shesya bisa melihat Meisya yang menggelengkan kepala dengan sangat pelan. "Gak perlu nanya kenapa, yang jelas untuk koordinator dan supervisor setelah ini bisa share informasinya sama kru kalian. Jangan ada yang lupa, apalagi salah, semua tanpa terkecuali. Kalau Mba dengar ada yang gak sesuai, ada hadiah yang menanti kalian nanti."
KAMU SEDANG MEMBACA
Game Over
General Fiction#PlayerSeries Amanda Shesya menyukai sebuah permainan dimana ia sendiri dapat menjadi karakter utama dalam permainan tersebut. Cara bermainnya sederhana, cukup pilih lawan main berjenis kelamin pria dengan status taken--bukan suami orang, apalagi pr...