"Haechan-a, tolong gue sekali ini saja. Ya?" ujar Renjun sambil menggenggam tangan Haechan
Haechan mengerutkan dahinya dan menarik tangannya
"Ga bisa"
Haechan sudah mengangkat sendoknya lagi. Berniat melanjutkan acara makannya
"Tapi Haechan-a, tolong tanyakan sekali lagi aja ya?"
Haechan kembali meletakkan sendoknya kembali. Rasanya ingin sekali ia menendang sahabatnya ini. Tapi sayang dia sedang berada di kantin
Tidak, dia bukan khawatir ia akan dipanggil guru karena menyerang sahabatnya itu. Tapi, ia malah takut dipanggil sebagai korban
Karena jika ia benar benar menendang Renjun, biasanya ia akhirnya yang selalu minta ampun kepada Renjun
Haechan menarik nafasnya dalam- dalam
"Tapi semalem udh gue tanya loh Renjun. Dan lo tau kan apa jawabannya ?"
"Ga gue janji chan, ini yang terakhir. Ya? Mau ya chan?"
Haechan menghela nafas
"Terakhir ya"
Renjun tersenyum lebar
"Bener ya chan? Benerankan?"
"Tapi kalau dia masih ga mau, gue ga tau ya Jun"
Renjun mengangguk dengan semangat. Setidaknya dia harus mencobanya lagi untuk yang terakhir kali
"Duh,haus gue jadinya"
Ucap Renjun sambil meminum susu strawberry yang ada di depannya
"RENJUN"
Renjun terkejut sampai ia hampir menumpahkan minuman yang di minumnya
"APA SIH CHAN"
"ITUKAN SUSU GUE. GUE UDAH NGANTRI DARI JAM 5 PAGI UNTUK DAPAT TU SUSU. GA SUDI GUE SUSUNYA LO MINUM. CEPET KELUARIN LAGI SUSUNYA DR MULUT LO"
"APAAN SI CHAN, GUA CUMAN MINUM SEDIKIT AJA KOK. SENSI AMAT"
"HEH WALAUPUN SEDIKIT LO BAYANGIN UDAH BERAPA PERSEN KALSIUM LU MINUM. KALO LO TAMBAH TINGGI KARENA MINUM KALSIUMNYA SIH GUE SUDI SUDI AJA BAGI SAMA LO. MASALAHNYA INI MAU 1 KOTAKPUN LO MINUM LO GA BAKALAN TINGGI JUN. KAN SAYANG KALSIUMNYA MENDING BUAT GUE, GUE MASIH BERPOTENSI JADI TINGGI"
Haechan tersenyum bangga karena dia merasa dia sudah meng-skakmat Renjun
Tapi senyumnya hilang sewaktu ia melihat kepalan tangan Renjun dan tatapan mata Renjun yang sudah seperti singa yang ingin menerkamnya
"Jun, canda Jun. Hehe canda"
"Lo berpotensi jadi tinggi kan chan ? Sini chan mau gue liat leher lo bisa jadi tinggi juga ga"
"Jun ga gitu Jun-akhh"
Dan berakhir Haechan kena headlock oleh Renjun. Sudah dibilang, jika mereka berdua bertengkar sudah dipastikan Haechan yang selalu minta ampun ke Renjun
Jaemin yang lagi lewat di kantinpun dengan cepat melerai mereka
"Jaem, tolong gue Jaem"
ucap Haechan sambil bersembunyi di belakang JaeminJaemin hanya bisa menghela nafas melihat kelakuan kedua temannya ini
"Aku pulang" ucap Sera sesaat ia menginjakkan kakinya di rumah
Haechan yang sedang menonton TV di ruang tamu langsung melihat jam
Haechan mengerutkan dahinya
"Lama banget lo pulang"
"Gue kan ekskul hari ini Haechan" ucap Sera sambil meletakkan sepatunya di rak yang berada di dekat pintu
"Oh iya"
"Chan, gue mandi dulu ya"
Haechan ngangguk dan langsung lanjut nonton sinetron kesukaannya
Gak lama setelah itu, Sera pergi ke dapur, berniat ingin minum segelas air putih
"Sera"
"Kenapa chan?"
"Sini dulu" ucap Haechan menepuk-nepuk sisi sofa di sebelahnya, mengirim sinyal untuk Sera untuk duduk disebelahnya
Hal itupun langsung dilaksanakan oleh Sera.
"Sera,lo serius ga mau pacaran?"
Sera menghela nafas
"Duh chan, udah berapa kali sih gue bilang. Gue ga mau pacaran dulu. Kita ini kelas 3 SMA chan, ada banyak hal yang mesti dipikirin ujian ini itu. Belum lagi mikirin entar mau kuliah dimana"
"Yaudah, ga usah diceramahin juga"
"Iya iya sorry"ucap Sera tersenyum
Sera memang terkenal sebagai orang yang ramah dan murah senyum.
Bahkan ketika kedua orang tuanya meninggal ia tetap tersenyum di depan para tamu, agar tidak mengkhawatirkan mereka
Semenjak saat itu, Sera tinggal bersama tantenya dan sepupunya yang bernama Haechan ini
"Tapi, lo dari kemaren kenapa sih nanya itu terus ?"
"Nanya apa?"ucap Haechan masih fokus dengan sinetronnya
"Itu gue mau pacaran apa enggak"
"Karena ada yang nanya"
"Hah, siapa yang nanya?"
Haechan merutuki dirinya sendiri. Padahal dia sudah janji ke Renjun untuk menyimpan rahasia sahabatnya itu sampai ke liang lahat
"Ada seseorang"
"Siapa? Ganteng ga orangnya?"
"Yeuh lo mah.Eh, kalo orangnya ganteng emang lo mau?"
"Yah siapa dulu orangnya, emang tipe tipe gantengnya yang kayak mana? Yang kece kayak kak Mark? Yang tampan dan mapan kayak Jeno?"
"Emmm, yang ganteng-ganteng cantik suka ga ? Yang mukanya polos polos?"
Sebenarnya Haechan ga sudi ngebilangin Renjun itu 'polos' tapi ya emang mukanya yang begitu mau gimana
Iya mukanya aja yang polos kayak malaikat tapi jiwanya kayak malaikat maut
"Yah, Gue ga suka yang wajah wajah gitu"
Rasanya Haechan ingin tertawa terbahak-bahak mendengar sahabatnya ditolak mentah-mentah oleh sepupunya ini
"Kalo umur? Angkatan berapa dia chan?"
"Seumuran sih, seangkatan sama kita"
"Yah, gue ga suka yang seumuran"
Kali ini Haechan ga bisa menahannya lagi. Haechan tertawa sekeras-kerasnya. Dia tau, kalau perbuatan dia ini sungguh laknat. Tapi mau gimana lagi, dia tidak bisa menahan rasa menggelitik di perutnya ini
"Aduh,kasihannya Renjun" ucap Haechan sambil mengelap air matanya yang keluar karena terlalu banyak tertawa
"Renjun? Renjun kelas 12-1?"
Haechan terdiam, tak lagi tertawa. Mendadak raut wajahnya berubah menjadi serius
"Kok lo tau?"
"Kan tadi lo yang bilang"
Haechan meneguk ludahnya
Sial, rasanya besok dia ingin bolos saja
YOU ARE READING
🌌Love Song (우산) 🌌 H.Renjun
FanfictionCerita tentang Renjun👨, Sera (kamu)👯dan hujan💧 ☔inspired by NCT 127's Love Song (우산)☔