11. Sebelas

107 4 41
                                    

GWS my sweet enemy!
Lo itu paling spesial di hidup gue
#sebagai musuh! 
Tapi entahlah kalau nanti ataupun esok
—Delta Raffasya—

🍭🍭🍭

GWS juga untuk dunia:) Semoga lekas pulih seperti sedia kala. Jangan singgah terlalu lama untuk Virus Corona. Cepatlah pergi ke habitatmu semula.

💌💌💌

Jam beker di atas nakas terus berbunyi, mendesak orang yang tengah sibuk bergelung di dalam selimut ditemani hangatnya guling supaya segera bangun.

Jengah. Delta mematikan jam bekernya yang terus berbunyi nyaring itu. Bukannya beranjak dari kasur, ia malah kembali memeluk gulingnya.

"Lima menit," gumamnya

Di lain tempat, mata gadis cantik itu masih sangat berat untuk sekedar membuka matanya. Jam bekernya berbunyi dengan nyaringnya membuatnya terperanjat dan terkejut tak ketulungan disitu.

"Ahh..bunyinya keras banget. Ganggu aja" rengeknya

"Hatchi...hatchi"

"Astaga kok gue jadi bersin-bersin nggak jelas gini sih" gumamnya sambil membenarkan selimut yang masih menempel di tubuhnya.

"Hatchi-hatchi"  Ia menggosok-gosok hidungnya tak tahan dengan rasa gatal di sekitar hidungnya

"Dek buruan bangun! Nanti telat!" ujar abang Vanessa, yang tak lain adalah Ranz

"Hmm 5 menit lagi bang" gumam Vanessa

"Suara lo kok parau dek, adek sakit?"

"Cuma pusing sama pilek sih"

"Ini pasti gara-gara insiden kemarin jadinya adek pulang kehujanan"

"Udah lah bang, udah terjadi juga"

"Abang jadi merasa bersalah nih" ucap Ranz

"Tapi boong" lanjutnya

"Dasar nyebelin! Punya abang kok gini amat" sahut Vanessa

"Lebih baik jangan sekolah dulu lah dek, nanti tambah parah sakitnya"

"Yaelah cuma sakit begini nggak sekolah? Bukan tipe Vanessa banget" ujar Vanessa

"Serah lo lah dek, tapi harus abang yang antar nggak boleh pakai mobil sendiri!"

"Nggak bisa gitu dong bang,"

"Nggak ada penolakan!"

"Tapi kan..."

"Nggak nerima penolakan titik!"

"Iyain biar seneng"

"Hatchi...hatchi"

"Tuh kan, lebih baik jangan sekolah. Biar abang yang urus surat ijinnya"

"Nggak usah repot-repot! Adek tetep sekolah!" Sahut Vanessa sambil menyimbakkan selimutnya dan berlari menuju kamar mandi.

"Bandel banget jadi adek" gumam Ranz

---

"Hatchi! Hatchii!"

"Ya ampun, lo kemarin ngapain sampai pilek kayak gini Nes?" Vanya mengelus-ngelus punggung Vanessa

Vani yang baru datang langsung menghampiri mereka. "Vanessa kenapa? Gebetannya jadian sama si Kintan?"

Vanessa melotot mendengar celetukan nyeleneh dari Vani. Bagaimana bisa sahabatnya itu berpendapat bahwa ia tengah galau?

DilupakanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang