Pagi itu. Perlahan jiwaku kembali ke ragaku, namun berat kelopak mata masih lebih hebat dari apa yang akan aku pikul. Bergeming geming dalam hati. "Apakah ini nyata?". Aku tidak siap. Aku hanya tidak siap. Sejak kapan bunga tidur yang gelap tumbuh menjalar di dunia nyata, terasa lebih lama. Lebih lama dari biasanya. Aku belum terbiasa. Aku tidak bisa menjadi biasa. Ku persilahkan waktu berlalu. Mohon jangan sadarkan aku.
YOU ARE READING
Di Rumah Aja
RandomAku harap, semoga rumah bukan lagi sekedar tempat merebahkan rasa lelah. Lebih dari itu. Rumah menjadi pentas diri sendiri untuk pertunjukkan menyayangi dan melindungi. Ruang tempat menyadari bahwa pedih merindu sementara waktu sebanding dengan rag...