(13) Antah Berantah

277 46 8
                                    

Mobil taksi yang mengantar Suzy masih terus mengikuti mobil silver yang ditumpangi wanita yang mengunjungi Jimin.

Langit yang tadinya cerah kini mulai berwarna orange, pertanda matahari mulai kembali ke ufuk barat. Argometer pada taksi yang ditumpangi Suzy menunjukkan angka yang tidak sedikit. Nampak supir taksi menengok Suzy dari kaca mobil.

"Nona, kita sebenarnya akan kemana? Sudah hampir 3 jam kita terus mengikuti mobil itu." Nampak supir taksi terlihat sedikit khawatir

"Ikuti saja mobil itu terus pak, jangan sampai kehilangan jejak." Ucap Suzy seolah tak ingin. Ketinggalan jauh dari mobil BMW berwarna silver tersebut

Wajah supir taksi nampak mengernyitkan dahi agak keberatan namun, demi profesionalisme dalam pekerjaannya, mau tidak mau ia mengantar penumpang sesuai yang dituju.

Kini mereka berada di jalanan menanjak dan berkelok-kelok, kanan kiri jalan dikelilingi pohon rindang yang menutupi langit membuat langit semakin nampak gelap saja.

Mobil yang tadinya banyak berlalu lalang kini hanya tinggal mobil mereka berdua saja, mereka ternyata menuju ke sebuah jalan pegunungan, langit semakin menggelap.

Gelapnya malam tanpa lampu penerangan menjadi kan suasana semakin mencekam, tak ada satupun cahaya lampu jalanan, yang ada hanya cahaya lampu dari mobil sebagai satu-satunya penerang jalan bagi mobil taksi itu, kanan kiri yang berupa pembatas pohon dan jurang curam nampak semakin tak terlihat lantaran gelap. Cahaya lampu mobil menembus kegelapan menyusuri jalanan mengikuti laju mobil silver tadi.

"Nona. Kau yakin akan melanjutkannya? Nona bahkan tidak tau mobil itu akan berhenti dimana."

"Ya.. terus ikuti." Tegas Suzy menjawab tanpa terselip rasa takut sedikitpun meski dirinya sebenarnya agak khawatir.

"Kita sepertinya akan memasuki hutan Nona, saya tidak yakin untuk meneruskan nya. Jika kita benar-benar masuk area hutan, maaf nona saya tidak sanggup mengantar anda sampai tujuan." Ucap sopir taksi yang mulai ketakutan.

Suzy hanya diam menatap sopir taksi tersebut, ia pun mulai takut karena langit yang sudah benar-benar gelap, pertanda hari semakin malam, ia sendirian mengejar wanita yang tidak ia ketahui siapa, hanya Jimin lah alasan ia berani mengejar hingga sejauh ini.

Medan yang mereka lalui saat ini mulai tidak beraspal, batu dan gundukan tanah yang tidak rata membuat mobil mereka melaju dengan tidak seimbang.

"Maaf nona, ini sudah terlalu jauh, saya tidak bisa mengantar Nona lagi, terlalu berbahaya bagi kondisi mobil saya nona, ini area hutan nona." Ucap sopir taksi menghentikan laju mobilnya.

"Baiklah, maukah anda menunggu disini, sementara saya mengikuti mobil itu dengan jalan kaki?"

"Jangan bercanda Nona, ini hutan dan saya sendirian, lebih baik kita kembali saja, lagi pula ini sudah malam, Nona sendirian disini, akan sangat berbahaya bagi Nona. Disini pasti banyak binatang buas yang tiba-tiba menyerang, terlebih jurang curam yang tak terlihat akan semakin membahayakan langkahmu."

"Tidak, saya akan tetap melanjutkan perjalanan ini meskipun bapak tidak mau menunggu. teman saya ada di mobil tadi, dia sendirian disana." Ujar Suzy kekeuh ingin melanjutkannya

"Tapi maaf nona, saya tidak bisa mengantar dan menunggu Nona." Ucap sopir itu semakin ketakutan

"Baiklah jika bapak tidak mau menunggu. Berapa biaya taksinya?" Suzy merogoh saku untuk mengambil uang yang ia kantongi

Sopir taksi pun mengucapkan jumlah nominal uang sesuai yang tertera di argometer dan menerima uang dari Suzy, sopir itu bergegas memutar mobilnya dan meninggalkan hutan tersebut. Kini Suzy sendirian ditempat gelap yang ia tidak tau pasti dimana.

Creazy Kim's Family Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang