SMK...
Indah, sedih, seram, menakutkan
Bertahan meskipun memuakkan
Kuat karena saling menguatkanKelas yang penuh dengan sifat
Otak yang tak pernah bersatu nyatu
Adu domba yang dibuat buat
Sifat percaya diri yang berujung tak tau diri~
~
~Itulah perasaanku saat sekarang, namun dulu?
Tidak sama sekali :)Menginjak bangku SMK merupakan hal baru yang mungkin bisa menyenangkan ataupun menyedihkan bahkan dua duanya, perjalanan hidup belum berakhir, masih terus dan akan berlanjut hingga akhirnya jantung tak berdetak.
Bangku kelas X di SMK ini masih sangat nyaman nyamannya, tidak ada perselisihan, tidak ada gep geppan, tidak ada musuh memusuhi.
Aku bukan seseorang yang gampang akrab dengan teman, aku asik jika orang lain duluan mengasikkan, aku akan asing jika orang lainpun mengasingkan aku.
Aku memiliki teman sebangku yang hingga saat ini kita tidak pernah berpindah kursi, aku orang yang pasif diantara 44 orang dikelas itu, aku cenderung diam dan tak banyak bicara, tidak cerdas maupun pintar namun cukup bisa untuk mengerjakan soal.
Kelas X penuh cerita indah meskipun dalam organisasi tidak begitu indah, karena sifatku yang pasif, kadang aku merasa terasingkan oleh kakak tingkat, padahal menjadi anggota organisasi adalah tujuanku dari awal.
Kumpul rutin tiap minggu, acara demi acara terlewati dengan pengasingan kakak tingkat, hingga pada akhir keputusan aku memilih untuk mengundurkan diri meskipun aku belum resmi menjadi anggota OSIS di SMK.
Aku memberi pesan pada kaka tingkat yang paling aku dekat, dan pada ketua OSIS untuk izin mengundurkan diri, namun nyatanya ketua OSIS memintaku untuk mencobanya sedikit lebih lama dan membuatku sedikit lebih nyaman karena kini aku sedikit dianggapnya.
Aku memutuskan untuk tetap pada tujuan awalku yaitu aktif kembali dalam organisasi, dan hanya ini yang aku senangi, aku bertahan hingga hari demi hari, kumpul rutin tiap minggu, dan acara demi acara terlewati.
Sejak kaka tinggal PKL (Praktek Kerja Lapangan), OSIS dipegang oleh tingkatku, disitulah jati diri teman teman akan terlihat, siapa yang bisa memimpin, siapa yang bertanggung jawab, dan siapa yang mau juga bisa mengembangkan OSIS itu tersebut.
Saat itu aku menjadi sekretaris sementara, karna sekretaris sementara yang dipilih oleh kakak tingkat telah mengundurkan diri, aku membuat surat edaran, surat dispend, proposal acara, rundown acara juga dibantu rekan anggota yang lain.
Hari demi hari aku lewati, hingga ada saatnya aku kembali terpuruk saat kakak tingkat telah kembali dari PKL nya, disitu aku tersinggung oleh kakak tingkatku, ia menscreenshoot, dan mengcrop dimana hanya ada bagian tanda tanganku sebagai sekretaris dan rekanku sebagai ketua osis di selebaran surat yang diberikan oleh OSIS.
Tak tau apa maksud awalnya, aku geram karena aku menyadari dan mengetahuinya dari rekan OSIS ku, aku bertanya padanya dengan baik baik, namun dijawab ketus, aku bertanya karena aku tidak tau dimana salahku, dan setidaknya aku bertanya diawali dengan baik baik.
Kami bercekcok di chat, hingga sampai sampai aku melawannya karna aku tidak terima dengan kata kata yang ia lontarkan padaku, namun dia malah semakin menjadi, ia merendahkanku serendah rendahnya, bahwa aku hanya seseorang dengan mental tempe, dan seseorang sepertiku tidak pantas untuk menjadi sekretaris.
Andai dia tau, jika dari awal aku tidak berinisiatif untuk membuat proposal acara, lalu siapa yang akan mengerjakannya? Jika aku adalah seseorang dengan mental tempe, untuk apa aku ada disetiap kumpul rutin hingga aku bisa menjadi anggota OSIS, dan jika aku tidak pantas menjadi sekretaris OSIS untuk apa dia memilihku untuk menjadi bagian dari anggota OSIS.
KAMU SEDANG MEMBACA
" M e "
Non-FictionAku... Anggaplah aku adalah aku yang sebenarnya, aku disini mengizinkan kalian menilaiku, menggunjingku, menasihatiku, karna itu adalah tujuanku. Namun dengan syarat... Kalian harus membaca cerita ini hingga selesai, memahaminya, memikirkannya, bahk...