Chapter 00: Nightmare

28 3 8
                                    

Salahkah jika aku pergi meninggalkannya?

Salahkah jika aku pergi tanpa mengucap sepatah kata pun padanya?

Tentu, aku tahu.
Itu salah.

Begitu juga dengan kalian.

Kalian pergi meninggalkanku. Pergi jauh dari kehidupanku. Kalian bahkan tak membesarkanku layaknya anak sendiri. Bahkan kalian menitipkanku pada seorang janda.

Ah~
Rasanya menitipkan tidak pantas untukku.

'MEMBUANGKU'

Bahkan kata itu terdengar lebih cocok untukku.

Menyendihkan!

Aku sudah lelah dengan ini semua. Aku lelah harus berpura-pura bahagia. Aku lelah harus memaksakan senyumku ini setiap harinya.

Disisi lain batinku tersiksa. Terlalu sakit menahan beban ini seorang diri. Aku butuh mereka. Aku butuh mereka disisiku.

Aku tahu wanita itu sangat menyayangiku. Akupun sangat menyayanginya. Tapi aku rindu. Aku rindu mereka.

Aku ingin seperti anak yang lain. Merasa sempurna dengan kehadiran mereka disisiku.

Aku ingin kalian,
Ayah!
Ibu!

Aku ingin kalian!
Bukan yang lain!

Aku ingin kalian disisiku. Hanya itu, tidak lebih.

Aku bahkan tidak tahu seperti apa wajah kalian.

Aku sangat merindukanmu,
Ayah, ibu.
-
-
-
"Aku rindu ibu"- lirih Star sembari sesekali menitikkan air mata yang jatuh dalam tidurnya.

Namun beberapa detik kemudian-

Brak!

Pintu terbuka dengan lebar membentur dinding dibelakangnya. Dan dibalik itu, muncul seorang gadis dari balik pintu yang terbuka.

"WOY KEBO! BANGON UDAH SIANG. MOLOR AJA TAU LU!" Teriaknya dengan keras.
"Woy Star,  bangun! Jadi ngafe gak nih"
Teriaknya lagi.

Gadis itu mengguncang-guncangkan bahu  orang yang dipanggilnya dengan nama Star itu.
Sementara sang empu, malah menarik selimutnya hingga batas leher.

"STARLIGHT PUTRI SANJAYA! BANGUN ENTAR TELAT! AH ELAH~"

Gadis itu semakin kuat mengguncang-guncangkan bahu Starlight yang semakin tenggelam mencari kenyamanan dibalik selimut tebalnya.

"Star bangun! Jadi Ngafe gak sih! Sialan! Gua pulang nih kalo gitu!"

Rajuknya dan hampir meninggalkan kamar Starlight.

Karena merasa terusik akhirnya Starlight membuka sebelah matanya.

"Berisik bangsat! Recok amat. Iya ini gua bangun"

Akhirnya Starlight bangun dengan rambut yang sedikit berantakan. Namun, terlihat sedikit sexy.

'Kalo aja gue ini cowok, udah gue terkam juga ni anak'  batin gadis yang membangunkan Star tadi.

"Gue tunggu dibawah. Cepetan jangan lama. Gue udah makan banyak waktu buat bangunin kebo kayak lu gini"

Gadis itupun pergi meninggalkan Starlight yang masih mengumpulkan nyawanya diatas kasur.

"Sialan!" Desis Starlight kesal.
Dan untung tidak terdengar oleh gadis itu.

'Nadin liat gue nangis gak yah?'  Pikir Starlight.

Jadi, gadis yang membangunkan Starlight tadi bernama Nadin.
Nama lengkapnya adalah Nadin Cessilia. Teman dan sekaligus sahabat Starlight sejak bangku sekolah dasar.
*
*
*
*

Cerita pertama yang ai tulis di wattpad ini.
Mohon dukungan dan sarannya teman.
Typo dimana-mana.
Masih pendekan. Chap 00 nih pengganti prolog.
Anggep aja gitu.
Kalo ga suka, left aja.
Kalo suka vote. Jgn lupa di follow akun ai.
Itung-itung buat nambah semangat nulis.
Udah gitu aja.
See you chapter selanjutnya🤗

Whatever Happens, Let It happenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang