"Clara?" ucap Ben saat membalikkan tubuhnya
"Kenapa?" tanya Clara dengan senyuman. Anehnya, hanya dia di sini yang masih bisa tersenyum lebar saat melihat semua orang sedang menangis.
"Ku pikir kau sedang-" ucapan ben dengan segera di potong oleh Clara
"Aku tau kau akan menikah, maka dari itu aku segera kembali, tapi sepertinya..." Clara menggantungkan kalimatny, dia mulai menampakkan raut wajah sedih, dan tentu saja itu hanya drama belaka"Ben, Clara yang nabrak Kania" ucap Sinta membuat mata Clara membulat dan hampir saja keluar dari tempatnya, begitupun dengan Ben
"Apaan sih sinta, lo tuh asal nuduh aja" ucap Clara mulai marah
"Aku punya bukti kok Ben" ucap Sinta"Tadi, aku di telfon sama Clara" Clara yang mendengar penuturan Sinta, segera menatap Sinta sinis. Sinta melihat Clara, tapi itu tak menghentikan ucapannya
"Waktu aku di telfon, aku langsung rekam. Ini rekamannya, kamu bisa dengar sendiri" ucap Sinta lalu menyodorkan handphone nya kepada BenClara yang melihat itu, ia segera ingin mengambil handphone yang sudah berada di tangan Ben, namun dengan segera Ben manjauhkan tangannya
"Mau apa?" tanya Ben dingin
"Sini!" kukuh Clara dengan terus berusaha meraih handphone yang Ben pegang
"Kalau emang lu gak salah, kenapa lu mau ngambil ini?" tanya Ben benar benar dingin dan sinis
"Ya-yah ga-gak apa apa" ucap Clara terbata-bata
"Yaudah diam!" bentak Ben dan seketika itu juga Clara tertunduk kaget dan segera memundurkan langkahnya*isi rekaman*
"Halo Clara"-Sinta
"Kamu jadi balikkan?"-Sinta
"Iya ta, gue udah di kampung ini, gue ada perubahan rencana"-Calara
"Apa Cla?"-Sinta
"Kali ini pekerjaan lo cukup mudah"-Clara
"Lo cukup ajak Kania keluar ke pinggir jalan, ntar gue datang naik mobil terus gue tabrak dia"-ClaraBen yang telah selesai langsung naik pitam
"Maksud lo apaan anjin*!" ucap Ben dan menarik kera baju Clara
"Lo mau bunuh Calon istri gue?!" Ben masih meninggikan suaranya, sedangkan yang lain tidak ada yang berani, Pak Haerul sedang mengurus administrasi
"Gue tuh suka sama lo, gua gak bakal biarin lo nikah sama dia apapun caranya!" ucap Clara yang juga menaikkan suaranya, dengan deraian air mata, iya berusaha membela dirinyaPlakk
Clara jatuh tersungkur di lantai, ia di tampar oleh Ben yang sudah di selimuti amarah
"Lo tuh jalang bangsat, gak tau diri!!" teriak Ben pada Clara, sedangkan Clara hanya bisa menunduk sembari memegangi pipinya yang mungkin sudah merah akibat di tampar
"Dan lo" ucap Ben lalu beralih menatap Sinta yang sedari tadi hanya bisa diam
"Lo sengaja ngajak Kania keluar?" tanya Ben dengan suara yang dingin dan mengintimidasi
"Di-dia mau keluar buat nyari angin, a-aku udah larang dia karena sejujurnya aku gak setuju dengan Clara, tapi dia tetap saja bersikeras ingin ke taman dekat rumah, saat sampai di pinggir jalan, dia terjatuh lalu berdiri dan menyebrang jalan, saat aku ingin menyusulnya, tiba tiba Clara datang dengan mobilnya dan menabrak Kania" jelas Sinta panjang lebar"Lo gak bohong?" tanya Ben
"Aku beneran Ben, aku udah anggap Kania saudara ku" ucap Sinta lalu menitihkan air mata. Ben kembali beralih pada Clara yang masih terduduk di lantai dengan Air mata yang mengalir di pipinya
"Lo emang bangsat, jalang kurang ajar!!" teriak Ben lalu menarik Clara dan segera melayangkan tamparannya lagi.Clara hanya bisa diam, kini sudut bibirnya mengeluarkan darah, pipinya sudah merah akibat di tampar oleh Ben
"Ben, sudah" ucap Boby bersaha menenangkan Ben
"Lo harus sabar" sambung Robi, akhirnya Ben tenang dan duduk di kursi yang sudah di sediakan.Tbc
.
.
.Hai ehehehe, Maaf gak bisa panjang panajang:)
Chapter berikutnya... Kira kira gimana yah? Hah, nanti di lihat, hahaha-Maaf jika ada kesalahan kata/Kalimat
-Jangan lupa Voment~Terima kasih sudah membaca~
KAMU SEDANG MEMBACA
Sad Love [COMPLATED]
RomanceCinta itu gila Terkadang cinta membuat kita lupa akan diri kita dan kita hanya memikirkan orang yang kita cintai Cinta itu buta Terkadang cinta membawa kita kejalan yang sesat dan tanpa kita sadari kita hanya mengikuti langkahnya bagaikan orang buta...