|Prolog

6 1 0
                                    

Jarum jam sudah menunjukan pukul sebelas malam,tapi gadis itu masih tetap fokus menggoreskan berbagai warna di atas kanvas. Sudah dua jam lebih ia berada di posisi yang sama. Hanya saja,beberapa benda yang ada disekitarnya berpindah tempat menjadi lebih berantakan daripada semula.

Melukis bukan sekedar hobi bagi Ola,tapi juga sebagai tempat ia mengeluarkan keluh kesah dari hari yang telah dilalui. Warna-warna yang terlihat cukup untuk mendeskripsikan kekesalan ataupun kesenangan Ola yang telah dirasakan.

---

Raefal duduk termenung di tengah-tengah riuhnya obrolan pada ruangan megah itu. Makanan mewah yang tampak lezat bahkan terasa hambar begitu sampai ke lidahnya.

Ia sudah terlalu muak dengan kepalsuan yang selama ini keluarganya tampilkan. Sungguh,Rae ingin sekali keluar dari sangkar emas ini.

Rae akhirnya beranjak dari tempat duduk,saat itu juga semua orang di dalam ruangan langsung melihat kearahnya dengan tatapan bertanya-tanya.

"Saya mau keluar,cari udara segar."

Ia berajak dan keluar. Jika terlalu lama disana,Rae akan mati kehabisan napas dan tidak ada yang akan menolongnya. Selain dirinya sendiri.

***




















Voment-nya juseyo~

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 19, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

PAIN(ting)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang