BREAKFAST MATE
EPISODE 5
***
Lepaskanlah. Maka esok lusa, jika dia adalah cinta sejatimu, dia pasti akan kembali dengan cara mengagumkan. Ada saja takdir hebat yang tercipta untuk kita. Jika dia tidak kembali, maka sederhana jadinya, itu bukan cinta sejatimu.
–Tere Liye.
***
"Tadi aku ke apartemen Genta," saat baru sampai di sebuah gedung milik Bima, Natya mendapat voice call dari Mamanya, Eleanor.
"Terus, gimana?" Natya dapat mendengar kalau Eleanor tertarik dengan pembicaraan ini.
"Menurut Mama?" anaknya kini balik bertanya.
"Di cuekin,"
"Nah, itu tau" jawab Natya. "Ma, aku lagi di kantor yang mau aku pakai, nanti aku voice call lagi, ya" Natya memasuki lobby yang sudah ramai orang lalu lalang.
"Okey, have a nice day ya, sayang" usai mematikan panggilan telepon itu. Natya memasuki lift yang tak jauh dari sana.
Beruntung, lift itu hanya berisi Natya dan seorang laki-laki. Natya memencet tombol bertuliskan lantai dua puluh lima. Tanpa mempedulikan laki-laki yang ada disebelahnya.
"Natya?" yang dipanggil menoleh tentu saja ke arah satu-satunya orang selain Natya. Lalu ia mengangguk. "Remember me? Rega."
Yang Natya ingat, Rega itu pemilik gedung yang awalnya mau Natya tempati. Tapi, ia belum pernah bertemu laki-laki itu. "Sorry, Rega yang mana?"
"Waktu itu kita duduk sebelahan di mata kuliah e-commerce." Natya akhirnya ingat, laki-laki itu adalah kakak tingkatnya saat berkuliah di Paris. Dia terpaksa mengulang karena tidak mengerjakan tugas membuat e-commerce yang nilainya lumayan penting untuk kelulusan.
"Gue pikir, lo masih di Paris," setelah empat tahun, akhirnya ia kembali bertemu Rega yang merupakan teman dekatnya selama kurang lebih setengah tahun. "Gue hampir nggak ngenalin lo, serius."
Natya mengakui jika Rega banyak berubah. Penampilannya yang rapi dan bersih sangat jauh dari kesannya saat itu. Dulu, rambutnya lumayan panjang dan sangat kurus. Berbeda dengannya saat ini.
"Gue langsung balik ke Indo, lo disini lagi ngapain?" sahutnya.
"Gue lagi ngurus pindahan kantor," ujar Natya.
"Lumiere mau pindah kantor?" Natya hanya mengangguk. "Waktu itu gue dapat kontak orang yang namanya Rega Bastian, itu lo juga?"
Laki-laki itu tersenyum, lalu mengangguk kemudian. Tolong, Natya tidak bisa kalau harus berdiri di sebelah Rega yang kali ini terlihat sangat tampan. Serius, ganteng banget.
"Dunia terlalu sempit, ya" lift yang menunjukkan lantai yang Natya tuju akhirnya terbuka. "Gue keluar duluan,"
"Sorry," Natya mengangkat alisnya.
"Kenapa?"
"Kalau lo free, can we lunch together?"
Sejak dulu, dan sampai saat ini laki-laki itu tidak bisa ditebak. He know how to make a women so special when with him.
YOU ARE READING
Breakfast Mate
Roman d'amourSINOPSIS Usai menempuh pendidikan sembari menjalankan bisnis di Paris, Natya akhirnya memilih kembali pulang ke Indonesia atas perintah Mamanya. Kebebasan yang ia rasakan di Paris, terpaksa harus hilang setelah ia pulang. Natya yang sudah dipus...