~3~

15 8 4
                                    

" Aku ada hannya saja mereka yang tidak menyadari kehadiranku."
.
.
.
.

Kehidupanku selama di SMA sangat biasa saja dan ngomong-ngomong aku sudah lima bulan lebih sekolah bahakan kami sudah ujian semester ganjil. Berbicara tentang ujian nilaiku tak begitu buruk aku rengking 7 dari 30 siswa.

Orangtua ku pun sudah berada di rumah dan aku juga sudah tidak tinggal di tempat Tante ku lagi.

Sekarang aku sedang berkumpul di ruang TV.

"Pa" panggil ku kepada papa yang sedang asik menonton TV sambil meminum kopi.

"Ada apa Hia?"

"Tahun baru aku ke Jepang." Ucapku to the point

"Tidak bisakah kamu tidak kesana?" Ucap papa ku dengan wajah biasa saja namun beribu arti.

"Aku sudah janji."

"Papa akan ke luar kota lagi, sedangkan bunda mu akan ke Singapura. Bisakah kamu untuk tetap di rumah?"

"Tidak, ada hal yang harus aku lakukan di sana." Ucap ku tuntas tanpa ada bantahan.

"Bisakah kamu melihat suasana terlebih dahulu!" Papa kini sudah emosi namun aku tau dia menahannya.

" Tidak bisa papa memikirkan perasaan ku, aku selalu kalian tinggal kan. Disini harusnya aku yang berkata seperti itu, aku selalu mengalah pada mu pa, menurutimu bahkan aku Sampai tinggal di tempat tante, ada kalian menjenguk ku? Ada kalian menanyakan kabar ku? Menanyakan sekolah ku? TIDAK KAN? Kalian selalu mementingkan kepentingan kalian masing-masing tanpa memikirkan ku. Dan besok aku berangkat." Ucapan ku membuat bunda yang di dapur datang ke ruang TV dan duduk di samping papa seolah menenangkan papa, aku langsung naik ke lantai atas menuju kamar ku.

Dada ku kini sedikit lega setidaknya semua yang aku pendam saat ini sedikit keluar.

Mataku menjelajah ke seluruh sudut kamar ku yang penuh dengan alat musik serta rak buku yang penuh.

Kondisi kamarku bisa dibilang berserakan karena dindingnya kutempel dengan foto hingga penuh, kasur yang berukuran sedang berdekatan langsung dengan rak buku, meja belajar yang penuh tumpukan novel dan komik serta baju bersih yang berserakan di lantai.

Aku meluapkan emosi dengan membaca buku (novel) yang seminggu lalu ku beli ada sekitar 6 buku.

Berjam-jam aku membaca novel hingga tak terasa semua buku telah habis kubaca.
Aku merenung sedangkan mata ini tak bisa untuk tidur barang sekejap saja.

Aku beralih ke tumpukan baju lalu melipat perlahan sambil memasukkan kedalam ransel.

Aku bahkan sudah mengemasi barang-barang ku namun mata tak ingin terpejam, ku raih hp yang berada di meja belajar ku. Aku mengetikkan sesuatu di sana, jam sudah menunjukkan pukul 04.32 aku segera mandi.

Selesai aku berkemas aku langsung turun kelantai utama dan disana KOSONG, tidak ada siapapun.
Aku tak ambil pusing langsung membuka pintu dan di depan sudah ada taxi yang terparkir tepat di depan gerbang ku.

"Dengan Granela Hiara Adachi?" Ucapnya meyakinkan.

"Iya" jawabku singkat dan masuk kedalam.

Sesampai nya di bandara aku langsung mengecek jam penerbangan ku dan ternyata masih satu jam lagi. Aku pergi ke kantin bandara dan memesan satu mangkok mie dengan teh hangat.

"Pesanannya mbak" ucap pramusaji dengan ramah.

"Makasih"

Selesai aku makan aku membuka aplikasi wahtsapp disana banyak chat dari teman ku.

Hope & TearsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang