6. Tears

2.4K 221 37
                                    




Di saat Jimin dan Sehun tengah asyik bercinta, Jungkook harus berjuang menahan rasa sakitnya seorang diri. Jungkook bingung biasanya sakit kepalanya ini akan membaik begitu ia meminum obat tapi kenapa yang ini justru makin parah.

Jungkook meraih botol obatnya di atas di meja namun karena rasa sakit di kepalanya yang semakin menjadi-jadi membuat obat yang ingin ia ambil itu malah terjatuh dan berhamburan ke bawah lantai.

Ia berusaha memungut obat itu tapi rasa sakit di kepalanya membuatnya jadi kesulitan untuk sekedar bergerak. Akhirnya karena tidak sanggup menahan rasa sakitnya Jungkook pun ikut terjatuh ke bawah lantai. Di saat obat itu sudah berada di dalam genggaman tangannya , Jungkook pun langsung menangis. Sebenarnya apa yang terjadi pada dirinya. Apakah belum cukup penderitaan yang harus ia tanggung selama ini? Kenapa di saat ia berusaha memperbaiki hubungannya dengan Jimin, permasalahan baru justru kembali datang.


Air mata Jungkook jatuh, ia meraih lembaran dari rumah sakit yang menunjukkan hasil pemeriksaan dirinya minggu lalu. Jungkook kian mengeraskan tangisannya saat melihat keterangan yang ada di dalam surat itu yang menyatakan jika dirinya positif kanker otak stadium 3.









🌼🌼🌼





Nyonya Jeon kembali berkunjung ke rumah putranya pagi ini. Dengan senyumnya yang merekah ia mengangkat kedua rantang yang berada di kedua tangannya.


Nyonya Jeon membawakan beberapa makanan kesukaan jungkook, ia tahu jika Jimin tidak pandai memasak jadi Jungkook sudah pasti sudah sangat merindukan masakan rumahan seperti buatannya ini.


"Jungkook, kau dimana? Ibu datang."


Ibu Jungkook melangkahkan kakinya ke kamar anaknya, ia sempat mengetuknya beberapa kali tapi tak ada orang yang membukakannya pintu. Karena penasaran, nyonya Jeon pun membuka pintu kamar itu
dan betapa terkejutnya ia ketika menemukan sang anak telah tergeletak di bawah lantai, bahkan istrinya tidak ada di rumah.

Saking khawatirnya nyonya Jeon pun segera berlari ke arah putranya lalu memeluknya dengan erat. Mendekap tubuh tak berdaya putranya itu. Nyonya Jeon menangis melihat wajah Jungkook yang begitu pucat bahkan tubuh anaknya sangat dingin, mungkin anaknya sudah cukup lama berada di lantai yang dingin.

Lalu kemana perginya Jimin sialan itu, kenapa ia tega meninggalkan suaminya sendirian di rumah dalam keadaan sakit begini.


Ibu Jungkook mengambil kertas yang ada di tangan Jungkook dan setelahnya hanya suara tangisannyalah yang memenuhi ruangan itu. Nyonya Jeon meraung, hatinya belum sanggup menerima semua kenyataan ini.


Mengapa pria sebaik putranya harus mengalami hidup seberat ini. Apakah jika putranya tidak menikahi pria sialan itu maka kehidupannya tidak akan seperti ini?



🌸🌸🌸






Ponsel Jimin berbunyi, Jimin yang posisinya sedang berbaring di atas tubuh Sehun pun segera melepaskan kelamin panjang yang sejak semalam terus menyumpal lubangnya itu.

Dengan tenang Jimin pun meraih ponselnya itu di atas nakas yang dimana pergerakan kecilnya itu membuat Pria yang sedang tertidur di sampingnya langsung membuka kelopak matanya.


"siapa yang menelfonmu pagi-pagi begini, hmm?" Jimin tersenyum saat bahunya mendapatkan kecupan basah dari pria yang kini memeluk tubuhnya dari arah belakang.

"ibu mertuaku. Jika aku tidak mengangkatnya, dia pasti akan memarahiku, dasar mertua sialan."


"Daripada mengangkat telfonnya, bagaimana kalau kita lanjutkan saja. Lihat! bahkan baru beberapa jam milikku sudah merindukanmu. Kau merasakannya kan, sayang?" pipi Jimin merona saat satu tangannya di tuntun untuk mengenggam kelamin tegang di balik selimut.

Leher Jimin di hisap kencang, pria itu kembali menarik tubuh mungil Jimin agar berbaring di bawah tubuhnya dan setelah itu Sehun pun kembali menggempur lubang Jimin, membuat jimin meringis karena jujur lubangnya masih sangat sakit karena Pria itu menyetubuhi dirinya semalaman dan baru berhenti sekitar jam 4 pagi.


"Sehun-ssi...akhh...pelanhh...
pelanhh...hmm"

Jimin mencengkram selimut kuat-kuat saat Sehun menambah kecepatan dan menghujam miliknya dalam-dalam, Jimin bahkan sampai berteriak karena begitu kewalahan menangani rasa nikmat yang di berikan pria itu padanya.

"sayanghh..Hmmm...Kenapa kau sempithh...sekali, padahal kita berdua sudah sering melakukannya tapi kenapa lubangmu masih Ketat juga? ahh...shit, aku tidak akan membiarkanmu pulang hari ini karena kita masih akan melanjutkannya sampai malam nanti."


Jimin menggelengkan kepalanya, ia sudah sangat kelelahan. Tapi Jimin juga tidak ingin membuat Pria itu marah dengannya. Ia sangat mencintai Sehun jadi apapun yang di inginkan oleh pria itu maka Jimin akan memberikannya, termasuk jika pria itu menginginkan tubuhnya maka Jimin akan dengan senang hati mengabulkan permintaan pria itu. lagipula hanya Sehun saja yang bisa memanjakan dirinya di atas ranjang. Jimin suka bagaimana cara pria itu mendominasinya, benar-benar jantan dan juga seksi.








Sementara itu di rumah sakit, Jungkook berlutut di bawah kaki ibunya. Ia berusaha membujuk ibunya agar tidak memisahkannya dengan Jimin. Jungkook tidak ingin berpisah dengan Jimin karena ia sangat mencintai pria itu. Sekalipun istrinya itu tidak pernah memperlakukannya dengan baik tapi Jungkook tetap menyayanginya. Ia tahu sebenarnya Jimin itu baik tapi mungkin butuh waktu bagi Jungkook untuk membuat istrinya itu kembali ke dirinya yang dulu.


"ibu kumohon, jangan pisahkan aku dengan Jimin.
Aku mencintainya. Kalau ibu tetap bersikeras memisahkan aku dengan Jimin lebih baik aku mati saja."


"Berhenti bersikap bodoh. Mau sampai kapan kau akan terus membiarkan pria itu berbuat seenaknya, hah? Ayo katakan...hiks...hiks..." teriak nyonya dengan suara yang begitu lantang, ia menangis tersedu-sedu dan bahkan harus menepuk-menepuk dadanya karena begitu sulit untuk sekedar menarik nafasnya.

"kumohon...hiks...biarkan aku tetap hidup bersamanya, bu. Hanya sebentar karena waktuku tidak lama lagi, bu. HIks..Hiks.."



Jungkook di peluk ibunya. Nyonya Jeon kasihan melihat anaknya yang begitu mencintai pria sejahat Jimin.






Tbc.

Can I Make You Love Me? (Dalam Tahap RevisiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang