Bagian Satu

43 1 0
                                    

"Aisyah?" ujar seorang lelaki yang berjalan di sampingnya
"Apa" jawab Aisyah tanpa menoleh pada lelaki yang menghentikan langkahnya
"Kalo nanti kita udah nggak barengan kaya gini, kamu jaga diri baik-baik ya.''
Aisyah menautkan keningnya. Menoleh pada lelaki dibelakangnya
Gadis itu terkekeh. "Maksud kamu apa sih? Orang tiap pagi kita berangkat sekolah barengan. Kita juga tetangga."
"Tapi suatu saat kita pasti akan beda jalan."
Gadis itu terkekeh. "Iya. Emang sekarang aku mau belok kanan ke warung. Beda jalan kan?"
Lelaki itu menatap gadis di depannya. Aisyah menghela napas.
"Tenang aja. Meskipun nanti kita beda SMA, kamu akan tetep jadi sahabat terbaikkkkkknya aku kok,"
Lelaki itu menelan ludahnya dengan susah.
Gadis itu terkekeh membalikkan badan. "Udah ah! aku ke warung bentar, kamu pulang duluan aja,"
"Aisyah."
Gadis itu menoleh. "Apa? Mau ikut?"
"Kalo kamu beli es teh, bagi ya.''
Aisyah mendesah. "Iya!''
Gadis itu melangkahkan kaki menuju warung yang tak jauh dari rumahnya. Lelaki itu memandangi punggung gadis yang tiap hari berjalan disampingnya.
"Sahabat? Bagaimana jika lebih?"

Muara Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang