2

1 0 0
                                    

"cepat lacak ponselku dan kirimkan petugas yang berpatroli disini" ucapnya tegas pada seseorang di seberang telefon sana. lalu ia menutup telfonnya begitu saja. 

"yorin~aah, lihat aku" ia mecangkup wajahku dengan kedua tangan besarnya. menatapku dalam yang sedang gemetar ketakutan. air mata masih mengalir bebas dipipiku. "aku disini yorin~aah sekarang kau akan baik baik saja" ucapnya sembari mengusap lembut rambutku.

aku mengangguk angguk tanda mengerti "wonwoo~ya. hiks hiks.." tangisku pecah ketika wonwoo mengatakan semua itu padaku. aku merasa lega, mengingat kejadian tadi sangatlah menakutkan bagiku. ia memelukku erat dan membiarkan aku menagis di pelukannya. benar benar nyaman, rasanya semua ketakutanku lenyap seketika.

tak lama kemudian sebuah mobil polisi datang, 3 orang berseragam polisi turun dari sana, nampak dua orang menodongkan pistol pada ahjussi tersebut. dan yang satunya hendak menghampiri ahjussi gila itu.

"chamkan(tunggu)" ucap wonwoo yang membuat sang petugas itu menghentikan aksinya untuk membawa pelaku. ia melepaskan pelukannya sebentar. lalu berkata padaku. "tunggu disini sebentar"aku hanya menggangguk mengiyakan perkataannya. lalu, ia pergi ke arah ahjussi tersebut sesaat setelah berpamitan denganku. 

ia terlihat menunjukkan kartu identitasnya pada sang petugas sehingga membuat sang petugas berdiri tegap dan hormat padanya lalu membiarkan wonwoo menghampiri si ahjussi yang masih kesakitan tak berdaya. ia nampak berbicara serius dengan ahjussi itu terlihat dari caranya ketika duduk dan menarik kerah ahjussi yang posisinya masih tersungkur di bawah dengan diawasi salah satu petugas kepolisian, lalu membantingnya lagi ke bawah. entah apa yang dia bicarakan pada ahjussi itu, aku tidak peduli yang kufikirkan sekarang hanyalah aku ingin pulang.

terlihat wonwoo memborgolnya sembari berkata "kang daewook~ssi, kau di tangkap atas tuduhan pembunuhan, pemerkosaan, pernculikan dan pengurungan. kau berhak untuk menyewa pengacaran dan kau juga berhak untuk diam." ucapnya tegas. lalu petugas kepolisian disampingnya membantu ahjussi yang ku ketahui bernama kang daewook itu berdiri dan berjalan memasuki mobil polisi. 

"terimakasih sudah membantu kami menangkapnya detektif jeon" ia membungkuk pada wonwoo. "kami juga baru saja menerima laporan hari ini, jika 5 orang gadis yang hilang di culik disekitar daerah ini" lanjutnya

"arraseo, bawa dia. aku akan segera menyusul" jawab wonwoo tegas.

"nee, saya mengerti" polisi tersebut memberi hormat pada wonwoo dan berlalu pergi.

setelah urusannya dengan para petugas polisi itu selesai, ia mengarahkan pandangannya padaku. tak ingin aku menunggu lama ia kembali berdiri dan berjalan menghampiriku, ia melepas jaket kulit miliknya untuk menyelimuti pundakku membuatku nyaman dan memastikan agar badanku tetap hangat, lalu ia membantuku berdiri. namum aku meraskan sakit dibagian lutut di kakiku, mungkin itu terluka ketika aku berusaha menghindari ahjussi cabul tadi. namun aku mencoba tak mempedulikan itu.

aku hanya terdiam melamun seperi orang yang kehilangan akal.

"aku akan mengantarmu pulang" ucapnya singkat. ia berusaha membantuku berdiri, namun aneh kakiku benar benar lemas tak bertenaga, bahkan untuk menggerakkanya saja aku tidak mampu. "ani,, wonwoo~ya. Maaf merepotkan, tapi sepertinya aku tidak bisa berjalan. kakiku benar benar tidak bisa di gerakkan, ottokhae?" rengekku lemas padanya.

ia melihatku sejenak, dan sesaat setelah itu. tanpa pikir panjang dengan sigap ia menggendongku tanpa rasa ragu. awalnya aku sedikit terkejud. tetapi mengingat kondisiku yang seperti ini bukan hanya kaki rasanya sangat sulit bagiku untuk menggerakkan anggota badanku. mungkin aku memang benar benar sudah kehabisan tenaga, jadi mau tidak mau aku harus menyesuaikan diri senyaman mungkin. and well, bisa di bilang aku sedang berada di pelukannya sekarang. ia tengah menggendongku, namun ia berjalan seperti ia tidak sedang membawa apapun.

Ia membawaku ke sebuah mobil dan mendudukkan ku di kursi depan tepat disampingnya. Aku masih terdiam, air mataku terus mengalir deras dipipiku. Tak ada hal lain yang ku lihat selain hanya memandang lurus ke depan. Tubuhku lemas, aku menyenderkan kepalaku dipenyanggah kursi. Sementara wonwoo, ia tiba tiba melintas di depanku karna ingin memasangkan sabuk pengaman untukku. Aku sedikit terkejut, dan mengalihkan pandanganku untuk melihatnya. Setelah ia rasa selesai memasangkan sabuk pengaman untukku. Ia kembali ke tempat duduknya. ia memencet sebuah tombol di depannya yang membuat senderan kursiku turun memudahkanku untuk menjulurkan badanku dengan nyaman.

Ia melihatku iba, mengusap usap rambutku pelan "tidurlah jika kau mengantuk, istirahatlah" ucapnya lembut "aku akan membangunkanmu ketika kita sampai" lanjutnya. aku mengangguk pelan mengiyakan ucapannya. tangan besarnya meraih pipiku dan menghapus air mataku dengan ibu jarinya. setelah itu, ia segera menyalakan mobilnya, menginjak gas dan berlalu dari tempat mengerikan itu bagiku.

Sepanjang perjalanan aku terus memikirkan hal tadi, sangat menakutkan. walaupun mataku terpejam, tapi otakku tidak sependapat untukku ku ajak tidur. Bagaimana jika saat itu wonwoo tidak menolongku. Entah ia datang dari mana aku tidak peduli, ia seperti super hero yang tiba tiba saja datang di hadapanku. Untung saja ada dia, jika tidak mungkin aku akan bernasib sama dengan gadis gadis yang terbunuh di berita itu. Memikirkannya saja sudah menakutkan.

Aku sibuk bergelut dengan fikiranku hingga aku tak sadar bahwa kami sudah sampai, belum sampat ia membangunkanku aku sudah lebih dulu membuka mata. melihat sekitar. mobil kami berhenti tepat di depan rumahku. Tunggu dulu, bagaimana dia bisa tahu rumahku

"ini rumahmu bukan?" tanyanya dengan wajah dingin, ada apa dengannya?. Tadi dia nampak khawatir, sangat jelas di wajahnya. Tapi sekarang, kenapa dia berubah menjadi pria dingin menyebalkan seperti dulu?

"benar, ini rumahku. Bagaimana kau...." belum sempat aku menyelesaikan omonganku dia keluar dari mobil dan menuju ke arahku, huuffhh, dasar pria aneh.

Ia membukakan pintu untukku, akupun perlahan keluar dari mobil tersebut dan berusaha beralan menuju rumahku. Namun entah kenapa, kepalaku terasa sangat berat dan sakit. Sakit sekali hingga aku tak dapat menahannya. Aku coba memijat pelipisku berfikir bahwa mungkin itu akan mengurangi rasa sakitnya. Tapi aku salah, sakitnya tak kunjung hilang, aku sudah tidak bisa menahannya lagi. Dan......

Brukkkk

Semuanya gelap, aku mendengar sayup sayup suara wonwoo memanggil namaku. Namun perlahan semakin menghilang perlahan lahan. Dan aku tak sadakan diri

SKIP~~

Aku terbangun karna silauan sinar matahari dari jendela rumahku menyorot mataku. Tunggu dulu, rumah? Aku sudah di rumah? Sejak kapan?. itulah yang ada di fikiranku. Aku mengedip kedipkan mataku, rasa kantuk dan lelah masih kurasakan mekipun aku sudah tidur semalaman. Dan jika kuperhatikan sepertinya aku sedang ada di sofa ruang tamu. Kurasakan di kepalaku, sesuatu yang basah seperti handuk. Aku memegangnya dan benar saja. Itu sebuah handuk yang dibasahi untuk mengompres.

Aku berusaha membangunkan diriku, kepalaku masih terasa pusing, aku memutarkan pandanganku dan betapa terkejudnya aku ketika aku menemukan wonwoo yang berada di bawah sofaku tengah terduduk tepat berdampingan denganku, tampak wajah yang sempurna jika dilihat dari samping, bibir yang tipis, hidung yang mancung lancip dan mata yang terpejam. apa dia menjagaku semalaman? dia pasti sangat kelelahan, bagaimana ia bisa tertidur dengan posisi seperti itu? itu sangat tidak nyaman.  

Aku hendak pergi tanpa membangunkannya, namun entah kenapa sepertinya ia tidak benar benar tidur. Ia membuka mataya ketika aku hendak berdiri. 

.

.

.

Me And My ClassmateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang