Part 6

523 14 0
                                    

      Tak semua senyum menandakan kebahagiaan
banyak luka yang tersimpan dalam setiap memori kenangan
yang menyayat hati hingga pikiran
membuat ku tak sanggup melangkah sesuai hentakan
tapi ku percaya bahwa semua akan sembuh sesuai jadwalnya

____________________________________

Pagi hari yang cerah, dimana seluruh anggota kemah kembali mengemaskan perlengkapan mereka baik tenda maupun barang pribadi mereka. hari ini mereka akan melanjutkan perjalanannya menuju puncak. Ayna tidak ikut untuk melipat tenda bahkan merapikan peralatannya, keempat sahabatnya itulah yang membantu untuk menggantikan ayna. ayna langsung pergi ke posko kesehatan untuk mengganti perban di kakinya.

" udah selesai, nanti saat di jalan kalau kaki lo ngerasa mulai nyeri lo bilang gue. biar gue segera ganti perbannya " ucap anif ramah sambil membersihkan tangannya.

" thanks nif " ucap ayna pelan, anif heran mengapa ayna terlihat murung hari ini.

" hey, jangan cemberut terus dong. kita mau mendaki loh ini. masa cemberut sih? " ucap anif sambil berjongkok di dekat kaki ayna membuat ayna menyunggingkan senyumnya.

" nah gitu dong cantik, jangan lo pikirin lagi. lo juga berhak bahagia tanpa dia kok na. udah yok! " anif menarik tangan ayna keluar dari tenda dan menuju kearah 4 sahabat nya yang sibuk mengemas. banyak sorot mata yang memandang geram saat anif menarik tangan ayna.

" hoi dev rajin amat lo! " ucap anif sambil menepuk pundak dev .

" udah biasa gue ginian curut " jawab dev membuat anif bergelidik ngeri.

" santai boss!! " lalu anif berbisik ke telinga dev " jagain cewe gue " ucap anif membuat dev menjitak kepala anif dan anif segera berlari ke arah teman temannya.

****

" baiklah adik adik perjalanan kita ke puncak sekitar 5 jam lagi, jadi siapkan persedian kalian semaksimal mungkin " ucap kak siska.

" na, kaki lo aman kan? " ucap uci kawatir.

" aman kok, hati gue juga aman " jawab ayna sambil tertawa kecil.

" hati lo mau aman apa engga sama aja. tetep aja kosong " lalu ayna melirik uci tajem.

" gak sadar diri nih gini! " sambil melempar batu kerikil ke uci membuat uci tertawa lepas.

"yoda yok na, sini gandeng gue " sambil menjulurkan tangannya. lalu ayna berdiri dan jalan lebih dulu

" gue bisa sndiri "

setelah 3 jam perjalanan yang diisi oleh canda tawa mereka. Ayna tetap bahagia walau hatinya masi terasa terluka. Arza berjalan bersama enzy dan bercanda ria bersama. tetapi terlihat kecanggungan antara mereka ber 2.

" adik adik kalian bisa ber istirahat sebentar sebelum melakukan perjalanan " sontak membuat mereka serentak meng- iyakan.

" panas banget woi! " ucap elo gerah.

" gue juga bego ! engga lo doang " celetuk adil sambil menjitakkan ke kepala ello.

" eh gais tunggu deh " ucap arza membuat semuanya menatap dev.

" ada binatang di kepala lo na! " sambil membersihkan rambut ayna membuat semua anggotanya menimpuk kepalanya dengan tangan mereka.

" modus lo buaya! " teriak dev.

"modus aja lo! liat mak lampir samping lo tuh udah kayak cacing pita di iket di pohon toge " teriak uci sengaja.

" brisik lo! " jawab enzy.

" weleh arza udah ngode ngode ni ke ayna! " teriak elo.

" woi brisik amat lo pada " teriakk salah satu anggota dari depan membuat mereka tertawa renyah.

****

" Puncakkkkkk!! " teriak uci.

" yeyyy puncakkkk! " teriak ayna menyambung.

" kerennn bangett sih gilak! " sahut enzy.

" gila woi! serasa mimpi gue! " teriak Elo.

" gais tunggu deh, gue pengen kita semua satu tim ini nyebutin wish atau perkataan yang harus di sampaikan masing masing sebelum kita foto bareng bareng dan " ucap reno membuat semua mengangguk setuju.

"mulai dari dev " celetuk elo.

" gue pengen tetep selalu sama sahabat sahabat gue sampe kakek nenek! Aamiin" ucap dev . akhirnya mereka menyebutkan wishnya dan harapan mereka satu persatu.

" giliran lo nof " ucap elo.

" oke disini, di tempat ini akan jadi saksi bisu untuk segala rasa gue! " arnof langsung menarik uci dan uci berbalik dan mengikut kemana arnof. arnof memegang kedua tangan uci dan teman temannya menjadi saksi bisu segalanya.

" Ci, di ketinggian kurang lebih 1400 meter ini . gue mau nyampaikan perasaan gue ke lo. will you be my girlfriend? " semua bersorak ria mendukung hubungan mereka. Uci terdiam dan meneteskan air matanya, ia tidak percaya akan sebahagia ini momentnya.

" yes! " semua berteriak kencang dan terharu dengan keberanian arnof.

" dan sekarang lo na! " ucap elo. Ayna berjalan menuju salah satu bagian di bukit ini. ia ingin berteriak sekuat tenaganya.

" Izinin gue teriak ya temen temen " izin ayna membuat seluruh temannya mengangguk begitupun reno dan dari jauh anif melihat ayna.

" DI BUKIT INI GUE PENGEN NGELEPAS SEMUA RASA SAKIT GUE! SAKIT YANG SELAMA INI GUE PENDEM SENDIRIAN. LUKA YANG BERUSAHA GUE SEMBUHIN SENDIRIAN. " tangis ayna sambil berteriak sekuat tenaganya.

" SAKITTTTT! KENAPA SAAT GUE MENCINTAI DIA DIA PERGI NINGGALIN GUE, KENAPA DIA TITIP LUKA DI HATI GUE! SETELAH GUE BERUSAHA SEMBUHIN LUKA GUE, GUE NEMUIN COWO YANG BISA GANTIIN POSISI DIA DAN GUE NYAMAN SAMA DIA, TAPI KENAPA DIA SENDIRI YANG BUAT GUE RAGU ATAS PERASAAN GUE KE DIA. KENAPA SESAKIT INI RASANYA JATUH CINTAAA!! " ayna berteriak dan menangis sambil memegang dadanya. semua orang prihatin dengan kekuatan cinta ayna yang begitu tulus. saat arza ingin berlari memeluk ayna, ternyata reno sudah berlari lebih dahulu untuk memeluk ayna. Ayna menangis di pelukan reno. ayna lemah di hadapan reno dan teman teman yang lainnya. anif menatap ayna prihatin dia tak sanggup melihat ayna selemah ini di depan matanya.

"maafin gue na! gue udah buat lo seterluka ini. gue sayang sama lo na, karna gue sayang sama lo gue terpaksa ngelepas lo! Ini semua demi kita na! " ayna tetap menangis seunggukan di dada bidang reno. Dari jauh siska melihat betapa terlukanya ayna dalam pelukan reno. Semua karna ulahnya, semua juga karna dirinya ayna jadi sehancur ini sekarang. Disisi lain Arza geram dengan perkataan reno barusan. kata kata itu sangat membuat batin ayna kembali terluka. arza berjalan mendekati mereka dan segera melepas pelukan reno dan ayna. arza menarik kerah baju reno membuat semua teman temannya kaget dengan perbuatan arza tersebut.

" mulut lo ga bisa di rem ya! kata kata lo tadi buat ayna makin terluka. berhenti ngomong seakan lo sayang sama ayna bangsat! " marah arza. reno tak bisa berkata kata. dia hanya diam karna dia tau bahwa ini semua salahnya.

" satu lagi! lo memang pernah ada di hidup ayna. jangan sekalipun lo sentuh ayna, apalagi lo bakalan bangun luka lagi di hatinya. cukup ayna jadi gadis yang kuat dengan perlakuan brengsek lo selama ini! gue ingetin sekali lagi sama lo! Jangan ganggu ayna! karna ayna bakalan jadi milik gue! " pinta arza geram dan segera melepas tangannya dari kerah baju reno. Ayna masih menangis seunggukan di dalam pelukan uci.

A Y N A ( REVISI )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang