3

2 0 0
                                    

Aku merasa bersalah karna telah membangunkannya, "mian, apa aku membangunkanmu?" sesalku.

Ia bangun dan duduk "tidak, aku tidak tidur" sahutnya "aku hanya memejamkan mata sebentar". 

"jadi. kau tidak tidur semalaman?" tanyaku. ia hanya menggelengkan kepala tanda mengeluarkan sepatah kata. 

Aku tersenyum padanya "gomawo wonwoo~ya" sangat tidak tega aku melihatnya. aku sempat berfikir untuk membuatkannya sarapan. namun saat aku mencoba berdiri, kepalaku masih sangat pusing dan badanku lemas tidak seimbang hingga membuatku hampir terjatuh. Wonwoo yang melihat itu sontak memegangiku dan membantuku berdiri.

"duduklah, aku akan membuatkan sesuatu untukmu" ucapnya dengan wajah yang cool.

Aku hanya menurutinya dan kembali duduk disofa. Aku melihatnya berjalan di dapur yang tak jauh dari ruang tamuku. Ia nampak sangat serius, entah perasaanku saja karna aku sedang sakit, ataukah dia memang setampan ini. Dengan celemek di dan lengan kemejanya yang terlipat. Seperti sebuah ciptaan yang benar benar sempurna. Aku tidak tau apa yang sedang ia buat, aku hanya berpacu pada wajahnya yang terkena sinar matahari pagi, sangat bercahaya. Tak berselang lama, ia selesai dengan masakannya. dilepasnya celemek yang menempel di tubuhnya lalu berjalan kearahku dan meletakka sesuatu di meja tepat didepanku.

"makanlah" sebuah bubur tersaji tepat di depabku.

"gomawo" ucapku berterimakasih. Lantas aku mengambil sendok dan menyendokkan bubur itu untuk ku masukkan kedalam mulutku. Rasanya lumayan enak untuk ukuran masakan namja. Tidak terlalu buruk.

Aku melihatnya yang memandangku dengan tatapan datar "hmm, gomawo" ucapku tak lupa untuk tersenyum padanya.

"makanlah" ucapnya datar

"arraseo" aku menganggukkan kepalaku tanda mengerti dan melanjutkan makanku.

"bagaimana keadaanmu? jika masih belum merasa lebih baik kita pergi ke rumah sakit"

"aani, na gwenchana. mungkin hanya butuh makan saja. itulah sebabnya badanku lemas" 

"geunde, bagaimana aku bisa ada di rumah? Seingatku, terakhir kali aku hanya duduk di mobilmu. Apa aku tertidur disana?" tanyaku penasaran. Aku sama sekali tidak ingat.

"kau pingsan tadi malam" jawabnya singkat

"mwo?" aku teriak spontan "ba-bagimana bisa?" aku sangat penasaran padanya. Takut sesuatu yang memalukan telah kulakukan di depan wonwoo.

"badanmu demam, sepertinya kau terkejud dengan kejadian itu dan kau sangat syok." Jelasnya

"jinja-ya??" tanyaku memastikan. dan dia hanya mengangguk

"Tapi ahjussi itu benar benar menyeramkan, aku sangat takut"

"lalu apa yang kau lakukan sehingga pulang larut malam? Kau tau itu berbahaya" omelnya. Cihh, bisa bisanya dia mengomel padaku di keadaanku seperti ini.

"banyak hal yang aku urus, sehingga membuatku pulang begitu larut" 

Aku hanya diam dan memainkan makannku, mengalihkan pandanganku darinya dan memasang wajah kesal padanya. Dasar namja menyebalkan. Bagaimana aku tau, jika itu akan terjadi padaku. Bisa bisanya dia memarahiku.ck

memikirkan itu aku jadi teringat "aa, lalu bagaimana kau bisa tau aku disana?" itu yang dari tadi malam ada di fikiranku dari mana datanganya dia?

"aku tidak sengaja berpatroli di daerah itu."

"patroli? jadi kau seorang polisi?" tanyaku penasaran

dan lagi lagi manusia dingin itu hanya menjawab dengan anggukan ringan. huuffhh, aku melanjutkan makanku dan mengabaikannya untuk sesaat. 

"ini" ia memberikan sesuatu padaku, itu nampak sepeti sebuah semprotan.

Aku menerimanya dan melihat benda yang terlihat aneh ini sejenak "ige mwoya?" tanyaku

"itu adalah semprotan merica, bawa itu kemana saja" jelasnya "pastikan kau selalu membawanya, itu untuk berjaga jaga jika sesuatu seperti semalam itu terjadi lagi padamu. Jadi, jangan sampai lupa membawaya." jelasnya

"arraseo" jawabku santai

"gerigu, igo" ia mengeluarkan lagi barang dari saku jaketnya, tampak seperti sebuah jam.

"pakai ini dimanapun. Lepas saat perlu saja setelah itu pakai lagi" ucapnya sembari memasangkan benda yang seperti jam tangan itu di lengan kiriku.

"kau lihat disini ada tombol" ia menunjukkan tombol pada jam tersebut. "tekan tombol ini ketika kau mengalami kesulitan atau bahaya, maka dalam waktu kurang dari 5 menit polisi akan datang membantumu. Dan jam ini terdapat alat lacak yang langsung terhubung oleh ponselku"

"arraseo" dia lebih cerewet dari yang ku duga.

"bagus" pujinya. Lalu ia melihat jam di tangannya " sepertinya aku harus segera pergi" ucapnya

"sekarang?"

"hm"

"arraseo, gomawo. Untuk makanan dan sudah menolongku" jawabku "dan juga untuk ini" aku mengacungkan semprotan merica dan jam tangan yang ia berikan padaku.

Ia hanya mengangguk. "aku pergi" lalu ia pergi begitu saja. Aku melihatnya ia keluar dari pintuku. Entah kenapa tiba tiba perasaanku jadi sedikit cerah Hatiku sangat senang, aku memandangi botol semprotan merica yang ia berikan padaku tadi serta jam yang melekat di lengan kiriku. Senyum ceria merekah dari bibirku. Wonwoo datang seperti super hero yang menolongku di waktu yang sangat tepat. Dan terlepas dari betapa mengerikannya kejadian itu, aku menggantikannya dengan memikirkan wonwoo yang entah kenapa aku merasa dirinya sangat keren. walaupun kelakuannya menyebalkan masih sama seperti dulu, tapi setidaknya dia benar benar sudah menyelamatkan nyawaku.

Dan begitulah aku menemukannya.

.

.

.

To be continued

Terimakasih sudah membaca cerita ini

Jangan lupa komen dan vote ya. 

akan ada epilog untuk wonwoo. 

ikuti terus ya.

Me And My ClassmateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang