"Ayah!! Bang Joon ngilangin earphone aku lagi" Ucap sesosok pria bertubuh atletis dengan wajah seperti bayi.
"Lupa naronya doang dek, nanti Abang cari" Balas yang tertuduh menghilangkan.
"Bohong, ini udah 3 kali Abang ngilangin tau!" Balas yang menuduh lebih berani.
"Iyaiya, nanti Abang ganti ya, janji, beneran" Ucap yang lebih tua mengalah.
Mendengar keributan dari lantai 2, lantas sang Ayah mendatangi kedua putranya tersebut.
"Kalian tuh, ribut aja kerjanya, masih pagi ini, mau tak jewer kupingnya?" Sang ayah muncul dengan ekspresi galak yang dibuat buat.
Melihat ayahnya mengomel membuat kedua putranya tertawa terbahak-bahak. Lantas sang ayah hanya menghela nafas lega.
"Udah udah, jangan teriak-teriakan lagi, malu sama tetangga, kamu teriak disini kan seberang kamarmu kamarnya Hani, Kook, nanti diledek aja" Ujar sang ayah mengingatkan.
"Huh, itu tikus mungil mah tinggal diledek balik aja gampang" Pemuda yang dipanggil Kook tadi memasang senyum remeh mengingat sahabat mungilnya tersebut.
"Yaudah deh apa kata kamu aja, ayo njoon, kook, sarapan dulu, sambil ngobrol-ngobrol kita, besok adek udah sekolah kan?" Sang ayah bertanya sambil berjalan menuju ruang makan, membuat kedua putranya mau tidak mau mengikuti dari belakang.
"Iya, besok jangan sok kenal ya bang, ntar gue malu" Goda sang adik pada kakaknya yang merupakan senior disana.
"Gak, paling gue kasih hukuman aja suruh joget joget ditengah lapangan" Balas sang kakak enteng yang membuatnya dihadiahi pukulan pada punggung.
"Aww adek kebiasaan ih sakit!" Keluh sang kakak tidak melebih-lebihkan, tenaga adiknya itu sudah seperti tenaga kuda jika sedang kesal.
"Heh makan, di meja makan kok sempet sempetnya ledek-ledekan pukul-pukulan, ayah potong uang jajannya baru tau rasa ya" Sontak ucapan sang ayah membuat kedua putranya patuh melanjutkan makan dengan tenang sambil sesekali mengobrol santai dan meledek si bungsu yang sebentar lagi akan masuk SMA.
~~~~~
"Bang, gue kangen bunda deh" Ucap sang adik tiba-tiba saat sedang bermain game dikamar sang kakak.
"Hah? Tiba-tiba dek?" Balas sang kakak bingung harus menanggapi seperti apa.
"Ga tiba-tiba bang, bayangin aja kalo hari pertama gue SMA dibangunin sama bunda, kalo tadi kita makan bareng-bareng sama bunda, pasti seru" Mata sang adik menerawang ke masa di mana sang bunda masih tinggal bersama mereka. Matanya mulai berkaca-kaca.
"Duh, gue bingung gatau harus ngapain, gue panggilin Hani ya?" Tawar sang kakak, karena biasanya jika sang adik sudah seperti ini yang bisa menenangkan hanya sahabat sekaligus tetangganya tersebut.
"Gausah bang, itu tikus mah udah tidur kali jam segini, abangnya kan protektif parah" Balas sang adik terkekeh lagi-lagi membayangkan sosok sahabat mungil yang sangat dijaga oleh kakak-kakaknya tersebut.
"Hehehehe iyasih, tapi gitu-gitu, Bang Yoongi sama Hoseok sayang banget sama lo tau" Sang kakak ikut menerawang mengingat tetangga dekatnya sejak 5 tahun lalu tersebut.
"Yaudah ah gue balik kamar ya, besok beneran gausah sok kenal lah bang, males" Sang adik akhirnya berjalan keluar kamar sambil memperingati sang kakak sekali lagi.
"Iya, gue tunggu lo yang ngakuin gue ajalah" Balas sang kakak pasrah.
~~~~~~
Bunda's Chatroom
Kook: Bunda
Kook: Kookie kangen
Kook: Bunda ga kangen Kookie?
Kook: Besok hari pertama Kookie masuk SMA loh Bun, SMA nya sama kayak Hani!
Kook: Bunda gamau ketemu Kookie? Sekali aja Bun, Kookie kangen banget
Kook: Bun....Tak selang beberapa lama, terdengar dengkuran halus dari sang pria manis karena tidak kunjung mendapatkan balasan yang ditunggu.
~~~TBC~~~
Bundanya Kookie kemana? Nanti aja liat di ceritanya ya 😂😂
KAMU SEDANG MEMBACA
It's Always You
Fanfic"Hidup gini amat, punya sahabat gaada yang bener, Abang dua biji yang satu senyum mulu yang satu nempel mulu, untung gue cantik" -Jung Hani "Semua tentang lo gue suka, kecuali kenyataan kalo lo adalah sahabat gue, ya, cuma sahabat. Tapi gue tetep su...