Bab 18: Hatinya untuk Ku

276 27 2
                                    

Stella benar-benar kikuk, setelah Velan mengetahui kalau Stella lah yang selama itu mengajikan ayat-ayat suci al-qur'an.

hari pun sudah berlalu, Seminggu sudah Velan di rawat di rumah sakit. Velan kembali lagi ke sekolah yang sudah ia tinggalkan seminggu lalu.

Stella yang tak sadar akan ke hadiran sosok yang seminggu lalu ia rawat, akhirnya kembali lagi ke sekolah.

"Eh, Velan tuh tugas numpuk tau gak ada lo-nya!" protes Alden yang ngehandel sendiri tugas Osis SMALFAJR.

Seantero saja sudah gempar beritanya Velan masuk rumah sakit. Untungnya yang ngerawat Velan setiap harinya.

"Stell! Velan udah sekolah tuh," ujar Audry yang heboh akan ke hadiran Velan lagi. Sedangkan Stella hanya memandang pemuda itu dengan diam.

"Stell! woi, budek ya lo?" tanya Audry dengan suara cemprengnya, Sella pun langsung menutup mulut Audry itu.

"Jaga omongan lo Dry," ucap Sella memperingati Audry yang bar-bar gak ketulungan.

Flashback On.

Stella sedang sibuk membaca Al-qur'annya dengan tenang.

Setelah beberapa jam kemudian, Akhirnya Velan terbangun dari komanya.

"Stel- la-" lirih Velan yang mulai menyentuh perutnya, Perut Velan habis di operasi karna ada gangguan di paru-parunya.

Sedangkan Stella yang dipanggil pun, mulai menyimpan Al-qur'annya.

"Ada apa? Alhamdulillah, Allah sudah mengembalikannya. Syukron," ujar Stella sambil menyapu wajahnya penuh bekas air matanya.

Velan masih tidak sadar, dia baru sadar setengah.

Kemudian ada seseorang laki-laki dengan jas dokternya pun masuk, yang di iringi oleh seorang suster membawa nampan makanan dan obat.

"Assalamualaikum, sudah sadar? ada keluhan lain?" tanya Dokter sambil mengucapkan salam terlebih dahulu, suster pun mulai meletakan nampan tersebut, dan kemudian memeriksa infus milik Velan.

"Gak ada dok," saut Velan yang sudah kembali normal.

"Dok, boleh saya minta tolong?" ujar Stella yang sudah beranjak dari kursinya. Dokter itu mulai mengikuti langkah Stella.

Stella dan Dokter itu mulai keluar dari ruangan Velan, Velan hanya terdiam di tempat.

"Ada yang saya bisa bantu?" tanya Dokter itu, Stella mulai berbicara.

Tak lama kemudian, Dokter pun masuk namun Stella memutuskan untuk ke kantin.

"Assalamualaikum," salam Dokter lagi.

"Waalaikumsalam, teman saya yang tadi kemana dok?" tanya Velan sedikit curiga dan khawatir.

Dokter itu tersenyum, "Dia ke kantin, dan menyuruhku untuk menggantikan pakaian mu," ujar Dokter yang sudah meletakan beberapa pakaian Velan.

Velan mengangguk, dokter mulai menggantikan pakaian tersebut. Velan mulai kembali membaringkan tubuhnya.

"Saya permisi dulu, kalau ada apa-apa pencet tombol merah di kiri nakas aja," ujar Dokter, saat dokter itu keluar Stella pun masuk sambil membawa sebuah kantong Buah, dan minuman yang ia beli di kantin.

Velan tersenyum, "Makasih udah ngerawat gue, ehem itu apa?" tanya Velan. Stella mulai meletakan beberapa buah di dekat Nampan makanan Velan.

Stella mulai meletakan nampan itu di atas tubuh velan.

"Maaf, bukan bermaksud apa. Makan sendiri bisa kan? karna seorang muslimah di larang untuk berdekatan, apa lagi berpandangan," ujar Stella kali ini dia benar-benar bicara dengan tutur yang sangat lembut.

Velan mengangguk. dengan pelan Velan memasukan sesendok nasi kemulutnya.

"Bayi gede," ujar Stella yang baru saja menghabiskan Minumannya.

Flashback Off.

Velan sudah duduk di kursinya dengan tebaran senyum sumringah.

"Akhirnya lo kembali juga. Gua rindu lo Vel, lo sih bucin terus sama Stella." Alden mulai mengerucutkan bibirnya dan membuat Velan merasa jijik.

Untungnya mereka memang di liburkan seminggu, namun Velan libur terlebih dahulu Dua hari.

Tak sengaja Velan terpandang ke arah stella yang sedang sibuk dengan catatannya.

"Lo ngomong apaan dah?" ujar Velan yang mulai mengarahkan kepalanya ke Alden. Alden nyengir.

"Benerkan kata gua? lo bucin sama Stella, tapi pas gua mau jenguk lo dia selalu ngaji-in lo," ujar Alden sambil membayang-bayang kalau dirinya ada di posisi Velan.

"Masya Allah," batin Velan.

Sedangkan Huda, sudah berada di rooftop selama pelajaran Pak bandi. Pelajaran pak Bandi memang rata-rata murid SMABINBA tidak menyukainya karna terlalu serius.

"Lo bolos lagi?" tanya seseorang cewek di samping Huda. Huda mulai menoleh ke sumber suara itu.

Ternyata Gadis cantik namun berpwrilaku yang beda dari yang lain, walau firinya tertutup rapat dengan jilbab yang menjuntai panjang.

"Lo ngapain disini? disini gak boleh orang lain masuk, apa lagi kaya lo gini?" ujar Huda yang udah naik pintan, sedangkan gadis itu hanya tersenyum.

"Ouh, jadi ini tempat pelampiasan lo. Kenapa harus rokok? kenapa gak al-qur'an aja?" tanya Gadis itu dan mulai melangkah menuju pintu keluar rooftop, gadis itu hanya menikmati udara segar, di sini bukan untuk nyebat.

"Sok care banget, dia siapa sih?" ujar Huda yang mulai mematikan putung rokoknya, dan mulai mengejar gadis yang baru saja telah mengganggunya.

"WOI LO!" panggil Huda yang sudah menggema di lorong menuju koridor, sedangkan gadis itu sudah berlalu menuju kelasnya.

Huda terkejut, "Kelas 12 Agama 1?" eja Huda pada papan yang ada di atas pintu kelas itu. Gadis itu sudah berada di kawasan teman-temannya, sedangkan Huda langsung berlari menuju kelasnya. Untungnya sudah istirahat.

"Lo kemana aja?" tanya Cakra, Moa hanya fokus pada buku yang ia baca. Sedangkan Sello sedang menggoda teman kelasnya.

"Rooftop, tapi ada gadis yang ngerusak suasana hati gua," ujar Huda yang mulai menghempas bokongnya ke kursinya.

"Siapa?" tanya Moa, Sello mulai meninggalkan gadis godaannya itu dan kemudian menghampiri sahabatnya.

"Saha? cewek or cowok?" tanya Sello yang langsung menyambar, sedangkan Huda berusaha mengingat-ingat wajah gadis itu.

"Cewek," saut Huda, spontan ketiga sahabatnya tersenyum bersemrik.

··||··

Assalamualaikum, teman-teman.

kalian suka gak sih sma cerita ini? ini squel dari Galak vs nyebelin [ketos]

komen, vote dan krisarnya ya

wassalam❤❤

VELANSTELLATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang