Huda masih di landa kegalauan, siapa gadis yang berani negur dirinya? apakah utusan sang Tuhan untuknya?
"Ngelamun aja Lo," kejut Cakra membuat Huda yang sedari tadi ngelamun dan membayangkan wajah gadis itu pun mulai menoleh ke Cakra.
Cakra bersmrik sambil mengetuk-ngetuk pulpennya. "Apaan dih! siapa yang ngelamun bang?" tanya balik Huda membuat Moa dan Sello membalikan wajahnya ke sumber.
"Huda, Cakra! Berdiri kedepan!" pinta Bu Siska, Bu Siska tipikal guru yang gak mau ada keributan walau sepele.
"Lo sih! i- iiya- Bu," saut Huda yang mulai kedepan bersama Cakra, sedangkan Cakra mendengus kesal.
"Jangan ada ba- bi- bu- lagi, Keluar berdiri sambil berjinjin kaki. Terus tangan kanan kalian ke telinga, sampai pak pelajaran saya selesai," tegas Bu Siska, membuat Huda dan Cakra mau tak mau pasrah saja.
Setelah Huda dan Cakra sudah terlalu lama berdiri, saat itu ada dua cewek lewat di depan mereka. Cewek itu menatap wajah Huda sambil tertawa.
"Bang! tuh yang gua maksud bang, Lumayan sih!" ujar Huda yang sudah mengadu kepada Cakra, sedangkan Cakra ternganga bagaimana bisa Dia siswi baru yang sudah berani meremehkan Ketos di BINBA ini.
"Kampret, lo kan Ketos? masa gak tau sih, nama dia tuh Humairo Aisyah As-syifa, Panggilannya Aisyah dia anak kelas 12 agama 1 kan?" ujar Cakra yang ternyata Cakra lebih tahu dari Huda. Huda hanya mengangguk paham. Bu Siska pun mulai keluar dan menyuruh Huda dan Cakra kembali ke dalam kelasnya lagi.
"Gimana? masih mau berlamun?" ujar Sello meledek Huda, Sedangkan Huda sudah melamun lagi sampai kakinya tersandung.
Bruk
"Aduhh!!" jerit Huda, siapa suruh ngelamun terus bos. Sedangkan Moa, Cakra dan Sello tertawa nyaring dan semua murid kelas 12 ipa 2 ini tertawa dengan serempak.
"Makanya ngelamun terus sih!" ujar Sello yang sudah di gibang oleh Huda.
"Humaira Aisyah As-syifa, boleh juga," ulang Huda yang sudah melirik ke keluar jendela. Saat itu adalah pak pelajaran Olahraga kelas Agama.
"Cantik," batin Huda.
Aisyah sedang duduk berleseh di lapangan bersama teman kelasnya yang lain, entah kenapa perasaan Aisyah ada yang sedang memandanginya sangat lekat.
Aisyah mulai mengeladahkan wajahnya ke atas, dan ternyata memang ada yang sedang memandanginya.
"Dia ngapain mansangin Aisyah kaya gitu?" tanyanya pada dirinya sendiri. Zahra mulai menepuk pundak Aisyah, "Aish, jangan terlalu dipandang. Zina," ucap Zahra, Lantas membat Aisyah ulangsun kembali menoleh ke semula dn berdzikir.
"Astagfirullah, Aisyah! ingat-ingat," ujarnya, Sedangkan Huda terpanah akan reaksi Aisyah barusan.
Cakra yang dari tadi ngecatat yang dicatat oleh pak Ilham di papan tulis pun mulai menepuk pundak Huda, sontak membuat Huda terkejut.
"ANJIR! eh abang, ngagetin ajah." Huda mulai duduk kembali dan mencatat kembali, Cakra menggeleng-geleng dengan tingkah aneh Huda sekarang.
"Lo suka sama dia?" tanya Cakra blak-blakan, membuat empat pasang telinga di depan mereka langsung menyambar.
"Apaan yang suka? siapa?" tanya Sello gak santai, Moa hanya menoleh.
Cakra bersemrik, "Nih. si kupret, suka sama Uhktie," ujar Cakra, Sello tau sudut pandang yang di ucapkan Cakra itu siapa.
"Ngada-ngada aja dih!" cela Huda yang hanya menahan perasaannya kepada gadis itu, sedangkan Stella sedang berkuat tenaga menghadap Ulangan harian matematika wajibnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
VELANSTELLA
Fiksi UmumIni tentang Stella Radhina Reyes. Yang diperebutkan banyak pemuda. Dia Cantik, anggun, sholehah, dan juga sedikit pendiam. Mampu saja membuat banyak pemuda terpesona oleh kemolekan dirinya dan lantunan ayat suci al-qur'an nya. Bagaimana rasanya...