05

782 92 4
                                    

"Gimana? Udah gak terlalu sakit?"

Wonjin merapihkan alat kompres nya yang ia dapat dari ruang UKS. Yunseong mengangguk sambil mengusap pelan luka lebamnya. Ternyata benar, sudah tidak berdenyut dan perih lagi.

Ya, sebelum Eunsang dibuat seperti kepiting rebus oleh Yunseong, Wonjin datang bersama Minkyu ke kelasnya. Ketika Wonjin ingin mengucapkan terimakasih kepada Minkyu, ia melihat Yunseong yang sedang duduk di bangku depan kelas bersama Eunsang. Entah mengapa, Wonjin tidak begitu sakit ketika Yunseong bersama Eunsang. Mungkin karena Wonjin tahu bahwa Eunsang tidak suka pada Yunseong, melainkan pada teman Yunseong, yaitu Junho.

Ketika Minkyu melihat Wonjin dan Yunseong sedang bertatapan, ia menarik tangan Wonjin perlahan. Wonjin menatap Minkyu sebentar, lalu menggelengkan kepalanya, sebagai jawaban bahwa ia tidak apa-apa. Minkyu akhirnya pergi kembali ke kelas.

Eunsang menyuruh Wonjin untuk mengobati Yunseong. Wonjin memang pandai dalam hal mengobati, tetapi ia sendiri tidak pandai dalam mengobati lukanya sendiri.

"Jangan dipegang terus, pasti kamu belum cuci tangan." Ucap Wonjin mengingatkan.

Setelah merapihkan alat kompres, Wonjin berniat untuk mengembalikannya ke UKS, tetapi tangan kanan nya ditarik oleh Yunseong.

"Pulang sekolah nanti, bareng gue ya?"

Wonjin hanya tersenyum paksa, tidak menjawab 'iya' ataupun 'tidak' sama sekali.

_______________[🐦]_______________

"Eunsang, pulang sama siapa?"

Minhee merangkul Wonjin dan Eunsang, ia menatap kedua temannya bergantian. Wajah Eunsang terlihat sudah tidak masam lagi.

"Sendiri, kenapa emangnya?"

"Pulang sama aku yuk, sang. Aku dijemput kak Daniel, kakak bawa mobil katanya. Kamu juga ya, jin. Kamu pulang sama aku dan sama Eunsang juga."

Belum saja Eunsang dan Wonjin menerima tawaran Minhee, terdengar suara berisik dari belakang. Ternyata itu Junho, Yunseong, dan Minkyu yang sedang membawa motornya masing-masing, menghampiri Eunsang, Minhee, dan Wonjin.

"Sang, pulang sendirian kan? Sama gue aja, gue—"

Tittt!

"Berisik ya anjir!"

Suara klakson mobil didepan mereka itu terdengar sangat nyaring sekali, hampir saja Eunsang, Minhee, dan Wonjin jantungan.

Seseorang keluar dari mobil itu, menampakkan seorang pria yang memakai sepatu Vans, hoodie berwarna putih, celana jeans, dan menggendong tas di sebelah bahu kanan nya. Semua murid yang tadinya ingin pulang, menjadi mengumpul didepan gerbang. Mereka hanya menggumamkan 1 kata, Tampan.

"Papa nyuruh gue buat jemput lo. Tinggalin motor lo disini, biar gue minta pak satpam buat nyimpen motor lo biar aman. Lo pulang sama gue naik mobil." Kata orang itu. Yunseong, Minkyu, Eunsang, Minhee, dan Wonjin serta teman-temannya yang berkumpul di gerbang itu hanya menganga. Benar-benar sangat tampan, orang itu tampan sekali.

"Ck. Sok ganteng banget lo," lirih Junho.

"I-ini..."

"Eh, ada Minhee sama Wonjin. Eh ada Eunsang juga. Apa kabar kalian? Udah berapa lama saya gak kesini ya? Mungkin 2 tahun ya."

Minhee dan Wonjin menganga. Orang ini yang ia bicarakan waktu itu, yang dulu pernah menyuruh Minhee untuk memutarkan lapangan sambil berteriak 'Eunwoo ganteng', dan menyuruh Wonjin untuk meminta tanda tangan semua OSIS dan tanda tangan 10 orang siswa kelas 11. Cha Eunwoo, kini dia sangat tampan. Memang sih, dulu Eunwoo memang tampan. Tetapi, sekarang Eunwoo sudah menjadi pria yang sangat, sangat, sangat, dan sangat tampan. Eunsang tidak begitu kaget ketika Eunwoo datang, tapi ia kaget ketika melihat penampilan Eunwoo yang sekarang dibandingkan dengan yang waktu itu Eunsang menjenguk nya kerumah nya.

Candu [Junsang+Hwangmini+Wonkyu]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang