Garalline 4

2.5K 55 8
                                    

06:44
SMU Harapan Bangsa..

Selepas mengantar kepergian orang tuanya, Ralline jadi semakin galau. Langkah kakinya gontai, dan otaknya dipenuhi banyak hal.

Dan masih, Yudhi lah yang bertahta di paling atas. Entah itu pesan terakhirnya ataupun semua kenangannya yang tertinggal.

Tak terlalu banyak yang bisa diingat memang.. karena belum terlalu lama juga mereka berubah status jadi pacaran. Tapi tetap saja tidak bisa dilupakan.

Tuhan..

Kalau memang sedari awal mereka tidak berjodoh, kenapa harus diberikan rasa??

Kenapa juga dulu Yudhi harus sebegitu gencar berusaha meraih hatinya, jika ujung-ujungnya tetap saja dibuat terluka??

Haaahhh...

Ralline menatap langit biru diatasnya, berharap menemukan sedikit jawaban disana.

Tapi..

Ya mana ada??

Orang gila saja tahu, tidak akan ada tulisan apa-apa disana!!

Ckkk..

"Raraaa..."

Plakk

Astaghfirullah..

Nyaris terjatuh saking terkejutnya, Ralline sampai beristighfar. Makhluk dari mana lagi coba ini yang datang-datang langsung mencari masalah.

Hissshh..

Ditatapnya sengit, sang sahabat yang barusan menepuk pundaknya dengan sekuat tenaga dalam.

Untung seperguruan!!

"Hehe sori bebku sorii... Kekencengan" Trisha menyengir saja tanpa dosa. Dan Ralline lanjut melangkah saja tak ingin menanggapi.

"Dih.. kenapa dah?! Masih pagi juga"

"Ga diapelin lo kemaren.." Godanya sambil menyenggol-nyenggol bahunya jenaka.

"Biasanya juga kagak.. pacaran Lo kan status doang.. hahaha.." Trisha malah semakin bercanda. Membuat Ralline menghela napas ekstra.

"Ihhhh.. seriusan ini?? kenapa sih lo?" Tapi setelah melihat Ralline diam saja, Trisha jadi ikut menghentikan tawa. Tak tanggung, ia bahkan sampai langsung menghadang jalannya, karena Ralline tak kunjung mau berkata apa-apa.

Grep

Ehh..

Tanpa disangka gadis itu malah memeluk dirinya.

Dan apa ini??

Ralline terisak??

"Lho.. lho.. lho kenapa sih bebb..." walau terkejut tapi Trisha langsung sigap membalas pelukannya. Dengan mengabaikan tatapan-tatapan kepo dari para siswa-siswi yang semakin ramai berlalu lalang disekitar mereka.

"Yaa Allah Ra.. jangan nangis dong.. kenapa si??"

"Ga ngerti gue mau ikut nangis juga, kalo Lo nya ga cerita mah" bujuknya, sambil  tertatih-tatih menyeret tubuh keduanya merapat ke samping agar tidak menghalangi jalan.

"Gue... Gue.." Ralline terus terbata ditengah isakannya. Membuat Trisha bertambah kelabakan.

"Iya iya.. lo nya kenapa? Lo ga apa-apa kan?? Ga kena penyakit aneh-aneh atau guna-guna??" Trisha sudah deg-degan saja, takut sahabatnya itu tiba-tiba memberikan kabar duka.

Yaa Tuhan.. semoga nanti jantungnya kuat menerima..

"Gue.. gue.. hikss.."

GarallineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang