09

8.8K 973 110
                                    

mon maap jika ada typo dan kesalahan lainnya

»Happy reading «

Felix memukul dada Hyunjin tanda bahwa ia hampir kehabisan nafas. Mengerti, Hyunjin mengakhiri cumbuan nya pada Felix, kini pria jangkung tersebut tengah menatap mata Felix. di lihatnya si manis yang sedang terengah-engah, matanya indahnya berair, bibirnya memerah dengan alami dan semua itu tak luput dari perhatian Hyunjin. Felix benar-benar indah dan sangat cantik, Hyunjin terpana untuk beberapa saat pada Felix.

Pria ini seperti peri.

Baru saja Hyunjin akan melanjutkan cumbuan nya pada Felix tapi bel sekolah Tiba-tiba berbunyi mau tak mau ia menghentikan niatnya dan menurunkan Felix dari pangkuannya.

"kali ini lo selamat, cantik." anehnya Hyunjin sebelum pergi ia menyempatkan diri untuk mencium kening nya cukup lama setelah itu ia pun membuka kunci pintu kelas dan keluar meninggalkan Felix yang masih mematung mencoba untuk mencerna keadaan.

Felix mengusap dahinya menggunakan lengan seragamnya dan berkumur-kumur menggunakan air mineral. Ia tak mau jika Hyunjin kembali meninggalkan jejak bekas diatas kulit nya.

Ia bersyukur setidaknya Hyunjin tidak sempat menyetubuhinya, ia pikir Hyunjin akan melakukannya karena saat Felix berada di pangkuannya penis milik Hyunjin benar-benar keras.

Ryujin masuk ke kelas dan segera menghampiri Felix. "Felix, kok aku ditinggalin, sih?" tanya Ryujin kesal.

"e-eh... maaf tadi i-itu eumm..." felix bingung harus menjawab apa.

"itu apa Lix?" tanya Ryujin menatap Felix curiga.

"i-itu...ngga enak badan aja mangkannya balik duluan, hehe." Jawab Felix memberikan ekspresi sakit yang dibuat-buat dengan meyakinkan. Untung saja Ryujin percaya.

Bel pulang sekolah sudah berbunyi, semua murid bergegas pulang termasuk Felix dan Ryujin. "Lix... aku duluan ya." Ucap Ryujin buru-buru. Felix hanya mengangguk. Felix berjalan di pinggir trotoar menuju halte. Saat Felix tengah berjalan sebuah mobil hitam mewah berhenti disampingnya. Felix tetap berjalan mengabaikan mobil tersebut.

Felix mendengar suara pintu mobil dibelakangnya terbuka, felix iseng-iseng saja melihat ke belakang dan ia benar-benar terkejut saat melihat Hyunjin menghampirinya. Mau tak mau Felix berlari tapi ya percuma juga, Hyunjin lebih dulu mencekal pergelangan tangan nya. Astaga! Sebenarnya ada apa sih dengan Hyunjin?

"lepasin!!" karna ini tempat umum jadi Felix agak berani. Felix berusaha melepaskan tangannya dari cekalan hyunjin.

"lo apaan sih! Ikut gue!" hyunjin menarik Felix menuju mobilnya, tentu saja tak mudah karena Felix memberontak. mengabaikan tatapan orang yang menatapnya curiga

BUGHH...

Sebuah pukulan keras mengenai wajah Hyunjin. Hyunjin jatuh tersungkur kebelakang, ia mengusap bibirnya yang mengeluarkan cairan merah menatap siapa orang yang berani memukulnya.

"masalah lo apa, anjing!" tanya Hyunjin kasar, pemuda Hwang tersebut berdiri menatap nyalang pada sosok pria dihadapan nya.

Ramai Orang asing yang berada di sekitar meraka mulai menghampiri. Mereka bertanya-tanya sekira nya apa yang tengah terjadi.

"masalahnya karna lo maksa-maksa Felix!" jawab Guanlin. Guanlin menarik lengan Felix menyembunyikan felix dibelakang tubuhnya.

Hyunjin mencoba merebut Felix kembali namun dengan cepat Guanlin mendorong nya degan kuat yang mana membuat Hyunjin marah dan langsung menendang perut Guanlin dengan brutal. Perkelahian tak dapat dihindari keduannya, mereka saling memukul satu sama lain dan tak ada yang mau mengalah satupun. Murid sekolah dan orang lain yang melihat tak ada yang berusaha melerai mereka. Lebih baik diam dari pada mencari masalah dengan mereka. Wajah keduannya mulai babak belur. Akhirnya dengan panik Felix mencoba menarik Guanlin dengan susah payah.

"tolong berenti." Pinta Felix. Guanlin langsung sigap menjauh dari Hyunjin dan menarik Felix menjauh meninggalkan Hyunjin.

"awas aja lo, sialan!" ucap Hyunjin. setelahnya Hyunjin kembali masuk ke mobilnya dan melaju meninggalkan mereka berdua.

Felix merangkul guanlin berjalan, keadaan pemuda tinggi disebelah felix benar-benar memprihatinkan. Wajahnya babak belur dan badannya luka-luka.

"itu mobil gue." Ucap Guanlin menunjuk mobilnya, Felix hanya mengangguk dan menuntun guanlin menuju mobilnya. "ayo gue anter pulang." Celetuk guanlin. Felix hanya diam, ia menunduk mau bagaimanapun ia tak mengenal pemuda dihadapannya ini. Guanlin mengerti keraguan felix.

"heh! Gue udah babak belur buat ngelindungin lu masa lu masih ga percaya sama gue sih?" ucap guanlin kesal wajahnya masam, gelagatnya seperti orang merajuk.

Felix mendongak menatap Guanlin lalu tertawa kecil setelahnya, entah mengapa Guanlin benar-benar menggemaskan sekarang.

"maaf ya." Ucap Felix tersenyum membuat Guanlin tertegun beberapa saat. Felix benar-benar terlihat sangat cantik jika tersenyum.

BLUE

Didalam mobil keheningan meliputi mereka. Guanlin terlalu fokus dengan jalan dan lagi pula ia juga susah berbicara karena luka di bibirnya, sedangkan Felix sibuk dengan pikirannya sendiri Felix, menebak siapa nama pemuda baik hati yang telah menyelamatkan nya tersebut.

"belok sini, sebentar lagi sampai." Ucap Felix. guanlin hanya mengangguk. Guanlin menunggu Felix keluar dari dalam mobil namun pemuda disebelah tetap diam. Guanlin menatap Felix yang tengah menunduk.

"e-eum itu..." Ucap Felix gugup.

"Iya?" Jawab Guanlin menunggu.

"Saya obati dulu lukanya, ayo." Pinta Felix.

"Eh gapapa. Ngga sakit, kok" jawab Guanlin berbohong.

Felix tak bodoh untuk tahu jika pria disampingnya tengah berbohong, dari tadi saat dijalan Felix selalu menatapnya meringis sepanjang jalan. Lagipula di bajunya terdapat banyak bercak darah.

Apakah ini sudah terbiasa bagi nya?

"Tolong... Sebagai ucapan terimakasih saya." pinta Felix.

Sebenarnya Guanlin tak ingin merepotkan Felix, tapi karena Felix memaksa jadi Guanlin turuti saja.

"Oke." Guanlin berniat untuk keluar dari mobil sebelum ia merasakan rasa sakit yang luar biasa pada tubuhnya.

Dengan sigap Felix keluar dari mobil terlebih dahulu kemudian melangkahkan kaki nya menuju pintu mobil di sebelahnya, lalu Felix menuntun Guanlin seperti sebelumnya menuju rumah sederhana miliknya.

Guanlin ia dudukan di sofa. Setelah memastikan Guanlin nyaman Felix pergi kearah dapur untuk mengambil kotak p3k dan es batu untuk Guanlin.

"Maaf sebelumnya, baju kamu bisa di buka dulu, ngga?" Tanya Felix sopan.

Guanlin berniat membuka kancing bajunya tapi ia lupa jika tangan masih nyeri jika terlalu banyak digerakkan. Felix yang peka pun langsung minta pada Guanlin untuk membantunya.

Felix dengan telaten mengobati luka di perut dan tangan Guanlin.

Yang hanya bisa Guanlin lakukan menatap Felix sambil meringis kesakitan, Dan hanya dijawab kata maaf oleh si manis.

"Nah, udah" ucap Felix.

"Sekarang mukanya ya." izin Felix pada Guanlin yang hanya di jawab anggukan sederhana dari si jangkung. Felix mulai mengobati luka yang ada di wajah Guanlin.

"Waduh... Sakit, pelan-pelan dong." Ucap Guanlin sewot.

"Yaudah saya minta maaf." jawab Felix meringis, tatapan nya fokus mengusap bibir Guanlin dengan kapas yang diberi alkohol.

"Tahan sebentar aja," pinta Felix.

"Nih, cubit tangan saya aja kalau sakit." Suruh Felix pada Guanlin. Guanlin menuruti perintah Felix namun bukan nya di cubit Guanlin malah menggenggam tangan Felix.

TBC








Blue (hyunlix) ✔︎Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang