"You see, one loves the sunset when one is so sad." -- Antoine de Saint-Exupéry, The Little Prince
***
Twinkle, twinkle, little star, how I wonder what you are...
Tapi masalahnya, kita tidak lagi. Tidak lagi bertanya-tanya. Kita tidak perlu memikirkannya sendiri, karena sains telah menemukan segalanya yang perlu dibuktikan. Umat manusia telah melangkah sangat jauh, sangat jauh, melampaui titik tidak bisa kembali dan seterusnya sampai bagian terakhir dari rasa ingin tahu runtuh. Orang-orang tidak lagi membuat asumsi. Orang-orang juga berhenti melamun. Orang-orang hanya tahu.
Kita tahu bahwa ada 42, bukan 48, peradaban lain di galaksi kita. Douglas Adams pasti sangat bangga (dan Drake Equation setelah semua, itu tidak berhenti pada dugaan, tidak ada yang lebih dekat dengan akurasi daripada fiksi ilmiah). Dan lagi, kebenaran selalu lebih aneh di luar imajinasi manusia. Jadi mungkin itu sebabnya orang-orang berhenti membayangkan. Mereka lelah selalu dilampaui.
"Jimin! Ayo! Kau akan ketinggalan pertandingan!"
"Diam, aku datang!!" Jimin buru-buru melangkah maju, melompati kusen pintu kayu, mendarat dengan aman di sofa tua yang ditempatkan di depan proyektor holographic. Jungkook duduk di sebelah proyektor itu, menggigit kukunya, Jimin memukul bahunya.
"Berhenti melakukan itu!"
"Kau bukan ibuku, okay?!"
Jimin mengernyitkan alis dan menatap Jungkook dengan tatapannya. "Benarkah? kau benar-benar ingin pergi ke sana?"
"Baiklah, baiklah, aku akan berhenti. Tunggu, tunggu, ini akan mulai.... aku bersumpah pada setiap galaksi di seluruh alam semesta ini jika Rusia memenangkan pertandingan, aku akan memasukan seluruh pesawat ulang-alik ke pantatku."
Jimin tertawa lebar dan menyikut Jungkook yang berada di sampingnya, "Kau yakin bisa memasukan pesawat ulang-alik itu? Kepalamu sudah menghabiskan banyak ruang disana."
Jungkook mendorong wajah Jimin ke arah hologram sehingga tembakan pembuka acara tersebut seperti menembus dahinya.
ZERO-GRAVITY FOOTBALL -beberapa orang menyebutnya sepak bola- semacam acara yang sudah ketinggalan zaman, tapi masih menjadi favorit banyak orang. Kebanyakan orang yang sudah meninggalkan Bumi tidak akan mendapatkan sinyal di luar Jupiter, jadi lebih tepatnya Kelas Atas tidak akan menonton pertandingan ini. Bukan berarti mereka masih menonton pertandingan ini. Mungkin sekarang mereka sudah mengembangkan sesuatu yang lebih berkelas dan lebih mahal.
"Dulu aku ingin menjadi pemain sepak bola," ucap Jimin, bergerak ke arah Jungkook untuk meraih sebungkus kentang goreng.
"Kupikir kau ingin menjadi pilot." Jungkook bahkan tidak mengalihkan pandangan dari pertandingan, jari-jarinya fokus mengambil segenggam kentang goreng lalu memasukannya ke dalam mulutnya. Jimin mengangkat bahunya. Lalu mereka berdua berteriak saat Korea melakukan tembakan.
"Tidak, kau yang ingin menjadi pilot," Jimin mengoreksi. Jungkook berhenti dengan segenggam kentang goreng yang setengah jalan hampir masuk ke dalam mulutnya, kerutan kecil terlihat di dahinya.
"Oh, benar, Aku yang ingin..." Kemudian Jungkook kembali memakan dan mengunyah kentang gorengnya. Jimin menjilati jari-jarinya bersih dari garam yang tertinggal, lalu menjilati bibirnya.
"GOAAAL" Jungkook berteriak sambil meninju udara dan Jimin meremas kantong pembungkus kentang goreng yang sudah habis, melemparnya melewati hologram untuk masuk ke dalam tempat sampah. Tempat sampah itu mendesis ketika kantong itu hancur dan mengeluarkan kepulan kecil kabut oksigen.
YOU ARE READING
[Transfic] KookMin - Wonder | Bahasa Vers
Fiksi Penggemar"Tutup matamu dan cobalah tidur. Aku akan menyanyikan lagu untukmu, oke? Kau bilang kau selalu ingin mendengarku bernyanyi." "Ya...kurasa mimpiku akan benar-benar menjadi kenyataan." Twinkle, twinkle, little star, how I wonder what you are... Transf...