.
.
.
.
.***
(cerita ini berdasarkan pandangan mata. harap sebelum dibaca, kalian harus mengingat dengan siapa mereka bertukar badan. karena kemungkinan kalian akan merasa bingung dengan chapter kali ini. sekian)
Hari ini Eri berniat untuk menemui Midoriya bersama Mirio yang kebetulan sedang tidak masuk ke sekolah. Mereka mendatangi asrama, dikarenakan hari ini libur, jadi mereka ingin mengajak Midoriya jalan-jalan.
"Wah, Eri. Itu dia disana."
Midoriya sedang berjalan dihalaman sambil melihat sekeliling.
"Deku-san." panggil Eri dari kejauhan. Midoriya tidak berbalik.
"Mungkin dia tidak mendengarmu, ayo kita kesana." ajak Mirio.
"Yo, Midoriya-kun."
Midoriya berbalik dengan wajah datar. "Hm."
"Anone, Deku-san. Apa hari ini kau sedang senggang. Aku berniat untuk mengajakmu jalan-jalan bersama Lemilion-san. Apa kau mau?"
Midoriya diam. "Hari ini aku sibuk. Lain kali saja."
"He?" Eri menatap Midoriya kaget. Sikapnya yang dingin sangat berbeda dengan Midoriya yang dia kenal. Eri memajukan dirinya berniat untuk menggapai tangan Midoriya namun dia segera menarik tangannya.
"Midoriya-kun?" Eri berusaha menahan tangisnya. Pipinya mulai menggembung dan memerah. Midoriya hanya memiringkan kepalanya dengan bingung. Mirio berusaha menenangkannya.
"Eri-chan, Togata senpai. Apa yang kalian lakukan disini." Bakugou yang baru datang menyapa mereka diikuti dengan Todoroki dibelakang.
"Bakugou-kun? Kau..."
***
(kembali ke pandangan jiwa. harap dimengerti)
Setelah menjelaskan segalanya, Mirio mulai mengerti namun tidak dengan Eri sebab dia hanya mengenal Mirio dan Midoriya.
"Intinya, untuk waktu yang belum bisa ditetapkan, aku harus berada di badan Kacchan untuk sementara."
"Eri-chan. Ini aku, Deku." Bakugou merendahkan badannya dan berusaha mengambil hati Eri yang menatapnya takut sambil bersembunyi dibelakang kaki Mirio.
"Deku...-san?"
"Hm. Deku desu."
"Oh, hontou da. Tapi wajahmu menjadi sedikit menakutkan, Deku-san."
"Ha? Woi anak kecil. Apa maksudmu?" Bakugou tidak terima wajahnya di hina seperti itu. Eri sedikit tersentak melihat orang yang dari tadi diam tiba-tiba mengamuk.
"Kacchan, tahan dirimu. Dia hanya anak kecil."
"Tch." Bakugou buang muka.
"Kelakuanmu lebih seperti anak kecil, Bakugou."
"APA KATAMU, HANBUN YAROU? MAU BERTARUNG?"
"Oh, boleh saja." Todoroki memasang kuda-kuda.
"Kalian berdua hentikan. Gomen Eri-chan. Lagi-lagi, kau harus melihat sisi gelap dari UA." Midoriya meminta maaf sedangkan Mirio menutup mata Eri.
"Ah, soal bepergian hari ini. Sepertinya aku bisa ikut. Mengingat aku sedang tidak berlatih karena masalah ini."
Eri kembali tersenyum walaupun dia merasa asing namun dia tahu bahwa itu Midoriya.
"Oi, Deku Teme. Apa kau lupa kalau Aizawa sensei menyuruh kita untuk bersama. Kau ingin membuatku dalam masalah, hah?"
"Ah, Kacchan, tapi..."
"Bakugou benar, Midoriya. Mungkin kalian bisa pergi lain kali ketika kita sudah kembali ke tubuh masing-masing."
"Kalian bertiga bisa pergi. Tapi kalian harus ingat kalau kalian tidak sedang berada di tubuh kalian, jadi jangan sampai kejadian seperti Bakugou terulang kembali. Aku tidak mau melihat kalian pulang membawa bencana."
"Aizawa sensei."
"Mana sudi aku pergi, lebih baik aku tidur."
"Kacchan/Bakugou-kun."
"Jangan menghalangiku."
Bakugou berhenti saat tangannya dipegang oleh Eri.
"Ano, Nii-san. Bisakah kau menemani kami pergi hari ini. Hanya untuk hari ini?" Eri memasang wajah memelas. Dia benar-benar ingin pergi hari ini.
Bakugou ya Bakugou, jika bukan untuk pertarungan mana mungkin dia akan menerima...-
"Terserah padamu." Eri tersenyum lebar.
...-nya.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
EXCHANGE : BOKU NO HERO ACADEMIA
FanfictionBagaimana jika jiwa Midoriya, Bakugou dan Todoroki tertukar? Apa yang akan mereka lakukan? Bagaimana cara mereka mengendalikan Quirk asing yang ada di tubuh masing-masing? ©® Kohei Horikoshi