Permainan

156 15 2
                                    

Happy reading.....

"Ayo bangun!! Bangun! Bangun!" suara teriakan itu menggelegar di dalam kamar rafa. Syifa dari tadi sudah membangunkan rafa dengan cara halus, namun tak berhasil. Akhirnya ia menggunakan suara emasnya untuk membangunkan rafa

"Enghh iya mah, nanti lima menit lagi" ucap rafa dengan mata masih tertutup, dan melanjutkan lagi tidurnya. Apakah ia tak menyadari kalau yang membangunkan nya itu syifa, bukan mamah nabila. Akhirnya syifa menemukan ide yang bagus tapi sedikit gila, saat ini rafa sedang tertidur miring ke arah kanan. Dan dengan ide syifa yang sedikit gila, syifa mulai melancarkan aksinya

Pertama-tama ia membuka selimut rafa namun tidak semua, hanya sebagian saja. Lalu syifa mulai naik ke atas kasur rafa yang empuk dan luas itu, dan syifa membaringkan tubuhnya di belakang tubuh rafa, lalu memeluknya dari belakang. Syifa memeluk tubuh rafa, awalnya syifa hanya diam dan tetap memeluk rafa. Namun karna tak mendapat respon dari rafa, syifa semakin memeluk rafa dengan erat di pinggang rafa. Lalu syifa menenggelamkan kepalanya di leher rafa, sambil berbisik

"Ayo bangun, jangan bobo mulu. Itu anak kita udah nangis, kamu gantian yang jagain anak kita" syifa berbisik kepada rafa dari belakang, dan syifa mendapatkan respon

"Hah?!" rafa langsung duduk dari tidurnya. Sepertinya ia sangat terkejut dengan kehadiran syifa. Sementara syifa masih tiduran di atas kasur rafa dengan tertawa sedikit kencang.

"Tau gak raf, hahaha muka kamu lucu banget hahahah" ucap syifa dengan di sertai tawanya, sepertinya ia sangat senang bisa mengerjai rafa. Walaupun niatnya itu ingin membangunkan nya.

"Ishh kamu" rafa langsung saja menggelitiki perut syifa, dan itu membuat syifa tertawa sangat kencang.

"Hahahaha iya, udah ampun hahahaha ampunn hahahah" ucap syifa dengan tawa menggelegar nya itu. Setelah di rasanya puas menggelitiki syifa, rafa langsung memeluk tubuh syifa dari samping. Dan membuat syifa terdiam

"Kamu kenapa? Masih ngantuk?" tanya syifa ketika melihat rafa sudah memejamkan matanya lagi dengan memeluk dirinya.

"Enggak kok, aku cuman lagi mikir aja, emangnya anak kita nangis dimana? Aku aja gak denger suara bayi nangis. Kan aku sama kamu juga belom buat baby" tanya rafa dengan muka bantal dan polos, sehingga membuat syifa gemas dan ingin menciumnya saja. Tapi ia tahu kalau mereka itu belum terhubung di dalam suatu ikatan, yang membolehkan untuk berhubungan.

"Aku cuman mau bangunin kamu doang. Lagian kamu dari tadi aku bangunin gak bangun-bangun" syifa menjelaskan itu, sambil mengelus rambut rafa, yang masih setia memeluk tubuh dirinya.

"Emangnya kamu mau punya anak bareng aku" pertanyaan itu membuat pergerakan tangan di rambut rafa terhenti.

"Mau tapi nanti kalo kita udah lulus dan siap jadi orangtua. Udah ah tuh mamah nyuruh kamu turun dari tadi, tapi kamu gak bangun-bangun. Udah ayo bangun!" setelah syifa menjelaskan itu pada rafa. Syifa mendorong tubuh rafa supaya masuk kedalam kamar mandi, dan supaya membersihkan badannya.

"Yaudah aku tungguin sampe kita lulus" rafa mengucapkan itu, namun di akhir katanya ia mengedipkan sebelah matanya kepada syifa.

"Ck iya, udah kamu mandi aja sana. Aku mau ngeliat mamah nabila, siapa tau aja dia butuh bantuan aku di dapur. Bye!!" syifa langsung berjalan keluar dari kamar rafa, dan menutup pintu kamar rafa. Sementara rafa masih di depan pintu kamar mandi dengan terseyum. Apakah ia sedang memikirkan kalau syifa sudah manjadi istrinya nanti, fikiran macam apa itu. Lalu rafa terkekeh sendiri dan masuk kedalam kamar mandi untuk membersihkan badannya

*****

"Hai mah, ada yang perlu syifa bantu gak nih?" tanya syifa ketika ia sudah sampai di dapur, dimana mamah rafa berada. Ia ingin membantu mamahnya rafa untuk membuat sarapan

Takdir Untuk Mencintai ❤ |SLOW UPDATE|Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang